1

49.2K 3.9K 120
                                    

Support me (⁠◍⁠•⁠ᴗ⁠•⁠◍⁠)⁠

🗿🗿🗿

Eughh...

Lenguhan orang yang baru bangun tidur terdengar jelas, sambil mengucek-ucek mata seperti orang pada umumnya.

"Kok kasur empuk banget ya? nih juga kepala kenapa pusing banget, padahal tadi cuma makan 5 bungkus kentang goreng terus langsung pulang ke rumah." guman Gea yang jelas dia orang yang baru bangun tidur, mata lentiknya masih setia menutup walaupun dengan posisi duduk.

Gea diam sejenak mengingat apa yang terjadi setelah ia pulang dari kafe, beberapa detik kemudian Gea ingat jika dirinya sudah meninggal akibat pistol yang ia tembakkan sendiri dikepalanya semua ini adalah kesalahan Darrel.

"Darrel anjing, berarti gue hidup lagi?"

Karena ketidak percayaannya, Gea mencoba menampar pipinya dengan keras.

Plakk..

"Awsssh sakit betul! kalau sakit berarti gue beneran hidup lagi?! demi apa?! duh Gusti agung.... hatur nuhun.." ucap Gea terharu sebab sepertinya baru kali ini doa yang ia panjatkan benar-benar terjadi terwujudkan.

Gea mencari-cari hp milik tubuh yang ia tempati sekarang untuk mencari tahu tahun berapa sekarang. Namun, hampir seluruh penjuru kamar ia kelilingi tak juga menemukan benda pipih itu.

"Ini orang punya hp kagak sih! kalau dilihat-lihat kamar kaya hotel bintang 5 ya kali hp aja gak punya." kesal Gea.

Saat dimeja rias, Gea tidak sengaja melihat wajahnya di cermin. "G-gila i-itu beneran muka gue sekarang? c-cantik banget.."

Gea seketika insecure melihat pemandangan didepannya. Kulit putih bersih, wajah mulus tanpa benjolan jerawat, hidung mancung bagaikan perosotan taman,mata indah bagaikan lukisan,dan satu lagi bibir merah alami.

"Ehh, kenapa gue insecure? kan itu sekarang gue."

Tokk.. tokk.. tokk..

Suara ketukan pintu membuyarkan pikiran Gea, yang tadinya Gea senang setengah mati sekarang menjadi gugup setengah hidup.

Gea benar-benar belum siap bertemu dengan keluarga pemilik tubuh yang ia tempati sekarang.

"Tenang Gea, lo pasti bisa. Gea anak hebat!" ucap Gea menyemangati diri sendiri.

Dengan keadaan gugup Gea memberanikan diri membuka pintu kamar, ternyata lelaku yang mengetuk pintu kamarnya ialah seorang perempuan muda yang mengenakan pakaian seperti seragam pelayan dan didalam gendongannya ada bayi.

"N-nyonya... maa-" ucap pelayan itu terbata-bata namun terhenti karena Gea memotong ucapannya.

"Tunggu-tunggu siapa namamu? dan anak siapa itu?" tanya Gea berturut-turut.

Pelayan itu sedikit terkejut, ia memaklumi jika nyonya-nya ini tak mengenalnya sebab tak pernah menanyakan soal namanya tapi yang ia kejutkan soal nyonya-nya yang tak kenal dengan bayi yang ia gendong.

"N-nyonya n-nanya nama saya?" tanya pelayan itu memastikan.

"Ck, bukan tapi nanya siapa nama tukang bakso didepan gang." sewot Gea.

Seketika pelayan itu menundukkan kepalanya lebih dalam, "m-maafkan saya n-nyonya. Nama saya Mila."

"Lalu anak siapa itu?"

"I-ini anak nyonya dan tuan Darrel."

Gea mengangguk paham, "ohh anakku dengan Darrel."

"EHH APA LO BILANG? ANAK GUE? SEJAK KAPAN GUE HAMIDUN? NIKAH AJA BELUM! TERUS TUAN SIAPA TADI? DARREL? DARREL SIAPA NJIR?! tanya Gea berturut-turut tanpa jeda.

Pindah RagaWhere stories live. Discover now