20

28.1K 2.5K 813
                                    

Tutor jadi author idamanmu, kaya gimana?

Support me! (⁠〃゚⁠3゚⁠〃⁠)ノ❤️

Hutan yang sunyi kini dipenuhi dengan suara gesekan ban dengan aspal jalan yang menggema dan juga hawa panas yang berada di mobil Darrel menambah suasana mencekam bagi Reyhan.

Gea yang masih berada di mobil Reymon hanya bisa diam sambil menunggu pertolongan dari Darrel, tenaganya sudah habis terkuras saat ingin melawan Reymon. Bahkan kedua kakinya terasa lemas tak bisa digerakkan lagi.

Cara berkendara Reymon ugal-ugalan membuat Gea memejamkan mata takut jika akan terjadi hal yang dapat membuat nyawanya melayang lagi. Perutnya juga terasa diaduk-aduk ingin mengeluarkan isi sarapan yang baru saja masuk.

Walaupun dengan keadaan yang sudah memprihatinkan namun Gea masih terus mengumpati Reymon dalam hati.

Gea melirik kearah Reymon yang mengambil sesuatu di bawah kakinya, penglihatan sedikit buram karena kedua pelipisnya sakit berkunang-kunang.

'Apa itu?' batin Gea bertanya.

"Pi-pistol?! Re-Rey! sshh... letakkan itu kembali! kumohon...." Teriak Gea sambil meringis kesakitan, mengingat pistol adalah kenangan kelam masa lalunya yang masih ia ingat membuat Gea trauma.

Gea mencoba merebut pistol yang berada digenggaman tangan Reymon, namun dengan kasar Reymon mendorong Gea agar menjauh dari tubuhnya.

"Diam!" sentak Reymon.

"Apa yang kamu lakukan dengan pistol itu?!" tanya Gea takut akan tindakan Reymon yang diluar batas.

"Membunuh suamimu mungkin?" jawab Reymon asal namun benar adanya, niat Reymon memang ingin membunuh Darrel. Orang yang berani mengambil belahan jiwanya ~Lesya~.

Reymon membuka kaca mobilnya dan mengeluarkan tangan kanannya yang memegang pistol, kini tangan kiri yang menyetir mobil dengan pandangan kearah mobil Darrel.

"Kalau mau mati jangan ajak-ajak sialan!" ucap Gea lantang namun sedikit lirih, bagaimana bisa orang menyetir mobil dengan tangan kiri tanpa melihat jalan? yang ada malaikat dengan baik hati mengantarkan ke neraka.

Tak ada sahutan dari Reymon melainkan sahutan dari suara pelatuk pistol dari Reymon. Suara pelatuk nyaring menusuk gendang telinga, Gea langsung menutup telinganya dengan kedua tangan.

Kaca spion mobil Darrel terkena tembakan, "Rey! dimana pistolku?!" tanya Darrel marah melihat mobil kesayangan Gea lecet.

"Ada di kursi belakang tuan," jawab Reyhan tanpa menatap lawan bicaranya karena fokus menghindari tembakan.

Darrel langsung mengambil pistolnya dan mengisi peluru dengan terburu-buru, baru saja ingin mengulurkan tangannya keluar Reyhan langsung menghentikannya.

"Didalam ada nyonya tuan! jangan gegabah!" Reyhan memperingati Darrel.

Darrel membanting pistolnya ke kursi belakang," kalau begitu cepat hentikan mobil itu! kenapa kau lelet sekali?!"

Reyhan ingin sekali membalas ucapan Darrel untuk melihat speedometer sudah ada diangka tertinggi. Kalau saja Darrel bukan sumber uang, mungkin Reyhan tak akan menahan hasratnya.

"Tu-tuan! nyonya sepertinya akan melompat dari mobil itu." Ucap Reyhan kaget melihat Lesya ~Gea~ yang membuka pintu mobil secara paksa.

Darrel langsung menatap kearah depan." Apa yang dia lakukan?!" Tanya Darrel yang namun sedikit terlihat khawatir.

"Ingin melompat dari mobil," jawab Reyhan langsung membuat Darrel atap tajam kembali kearah Reyhan.

"Aku tahu!" Ucap Darrel membuat Reyhan diam.

Pindah RagaWhere stories live. Discover now