2

48.1K 3.8K 81
                                    

P kak

🗿🗿🗿

Setelah mengetahui dari Mila, jika di rumah ini ralat di mansion ini hanya ada Darrel dan para bodyguard juga pembantu. Dalam pikiran Gea hanya ada kata 'kabur'.

Mana mungkin Gea mau bertemu dengan iblis zolimi itu, yang ada gumoh.

Gea mencoba untuk tenang, dia tak bisa membayangkan jika harus meninggalkan Alden di mansion yang seatap dengan Darrel. Bagaimana nasibnya Alden? tidak.. tidak..

"Apa gue bawa Alden kabur aja?" guman Gea bingung.

"Mending gue bawa Alden aja deh, tapi nunggu duit gue banyak. Darrel ngasih duit bulanan berapa sih? masa iya, gue liat di dompet Lesya cuma ada 5 lembar merah mana lagi kartu juga kagak ada,kere." dumel Gea.

Lesya nama raga yang Gea tempati sekarang, namun tetap saja panggil Gea dengan nama Gea karena Gea hanya satu. Kecuali ada keluarga Darrel, Lesya atau pun para human didunia Lesya,boleh memanggilnya Lesya.

Gea menatap kearah Alden yang masih setia tidur, jika dilihat-lihat wajah Alden hampir 98,9% mirip dengan Darrel dibanding Lesya.

Gea mengecek suhu tubuh Alden, "udah turun demamnya."

"Darrel sialan, tuh orang punya bini ama anak kenapa ngelamar gue? apa gara-gara dia musuh bokap gue terus mau balas dendam?"

"Jadi bingung, enakan pilih kabur apa bunuh Darrel ya?" Ucap Gea membandingkan pilihannya.

Sekarang kepala Gea ingin meledak, semua pertanyaan yang belum terjawab menggumpal diotaknya.

"Jadi kangen bunda sama ayah. Gimana kabarnya?"

"Ck, mending gue cek keadaan mereka aja deh lagian rumah bunda deket dari sini."

Gea beranjak dari tempat tidurnya untuk pergi bersiap diri tanpa mandi.

Membuka lemari baju, mata Gea dibuat ingin loncat dari tempat."Sinting! ini baju kenapa pada kurang bahan semua?!"

Hampir 20 menit Gea mengacak-acak seisi lemari, tapi tak kunjung menemukan baju yang ia inginkan."Lesya Asyu."

Gea menghentakkan kakinya saat berjalan keluar kemar saking keselnya Gea berteriak murka manggil Mila.

"MILAA!!"

Seakan memiliki seribu telinga dimana-mana, Mila sekarang sudah ada didepan mata Gea.

"A-ada yang bisa saya bantu nyonya?" tanya Mila ketar-ketir.

"Aku pinjam bajumu." jawab Gea.

"Baju saya?"

"Iya, tolong segera siapkan baju lengan panjang dan celana panjang sekarang!"

Tak ingin membuat Gea marah, Mila berlari menuju ke kamarnya untuk mengambilkan barang yang majikannya inginkan.

Pilihan Mila jatuh pada baju brown yang masih rapi dan celana hitam tak lupa topi hitam yang menyatukan keduanya.

Mila kembali berlari sampai dihadapan Gea dengan napas ngos-ngosan.

"I-ini nyonya maaf jika menunggu lama."

Pindah RagaNơi câu chuyện tồn tại. Hãy khám phá bây giờ