29

10.8K 541 60
                                    

Ada yang minta dikasih lagu. Emang ga cocok sma ceritanya karna tujuannya emang biar ga hening aja¯⁠\⁠_⁠(⁠ツ⁠)⁠_⁠/⁠¯

〃" Somebody's Pleasure " - Aziz Hedra.〃

Support me!!૮๑ˊᯅˋ๑ა♥️

Sekarang mereka bertiga yakni Gea, Darrel, dan Alden duduk bersama di kursi penumpang pesawat. Negara yang mereka tujuh terkenal dengan bangunan romawi kuno atau dikenal dengan nama negara Italia.

Rencananya mereka akan menginap disalah satu hotel selama beberapa hari namun tidak sampai seminggu sebab tentu saja berhubungan dengan pekerjaan Darrel yang tak bisa ditinggal lama.

Niat Gea awalnya akan tidur sampai tiba di negara Italia namun ia tidak bisa tidur karna merasa ada yang janggal, Alden yang biasanya selalu menempel padanya kini malah seperti mengabaikannya. Hal ini membuat Gea merasa kurang nyaman dengan keadaan sekitar, Gea berpikir apa mungkin karena perkataannya yang ingin memiliki suami banyak? Tapi sepertinya tak mungkin sebab Gea bahkan pernah berbicara jika ia sudah memiliki calon ayah baru untuk Alden dan Alden hanya biasa-biasa saja.

Kecuali satu. Darrel menyuruh Alden untuk mengabaikannya, bukankah tadi Alden ingin mengadu pada Darrel? Pasti tak salah lagi, isi otak Gea yang selalu berpikiran negatif jika mengenai Darrel.

Gea mencoba untuk diam dan mengikuti permainan mereka. Ia yakin bahwa Alden pasti tak tahan jika mengabaikannya lama. Tak ada percakapan sama sekali, canggung memang namun mau tak mau memang pasti akan seperti ini.

Gea memilih memainkan boneka bebek Alden yang tergeletak tak disentuh oleh pemiliknya, hingga lama kelamaan mata Gea memberat namun Gea ingin mempertahankan matanya untuk tetap terbuka.

Tak sengaja kepala Gea terbentur ke paha orang yang sedang lewat disampingnya,"ma-maaf!" Ucap Gea tak enak sambil menatap lawan bicara.

Tangan orang itu tak sengaja mengelus rambut halus milik Gea." Tak apa, berhati-hatilah," ucap orang itu lalu pergi menuju bagian belakang pesawat, sebelum itu dapat dilihat jika Darrel menatap tajam kearah orang itu.

Saat mendengar suaranya, Gea merasa tak asing. Tapi mukanya jelas-jelas ini baru pertama kali Gea bertemu langsung. Tak ingin menjadi beban pikirannya, Gea memilih mengabaikan. Tanpa sengaja Gea bertatapan dengan mata Darrel." Tidur yang benar." Ucap Darrel memberitahu.

"Ya, terima kasih." Balas Gea singkat.

Sedangkan Alden, ia hanya menggembungkan pipinya. Ia sudah jenuh sendiri, jika bukan karena ayahnya yang menyuruhnya untuk mendiami sang ibu mungkin Alden sudah tertidur dipangkuan Gea.

"Awac caja kalo daddy boong!" Batin Alden yang ingat dengan janji Darrel sebelum berangkat ke bandara.

🗿🗿🗿

Gea terbangun dari tidurnya saat merasakan ada tangan yang menepuk bahunya, Gea tidak sadar jika ia tertidur pulas dalam pesawat.

"Bangun, sudah sampai." Ucap Darrel yang menepuk bahu Gea.

Gea tak menyahuti ucapan Darrel, ia merenggangkan otot punggung yang pegal karena tidur sambil duduk di kursi pesawat. Seketika Gea baru sadar, bukankah di pesawat ini ada kasur untuk tidur? Lalu kenapa Darrel tak menyewakan untuk dirinya?

"Bukan keturunan orang China tapi pelitnya melebihi orang China." Gumam Gea tak habis pikir dengan Darrel, jangan diingat tentang kartu kredit yang diberikan Darrel dulu. Itu memang pertanggung jawaban bukan benar-benar memberi gratis yang berarti memang pelit.

Gea menarik kopernya sendiri tanpa membantu Alden toh ia sekarang memang sedang mengikuti jalan permainan Alden yang mendiaminya.

Tak dipungkiri ternyata terdapat banyak orang bule tampan yang berada di bandara, ternyata tak sia-sia Gea datang kesini walaupun dengan terpaksa namun semua terbayar karena ada pemandangan indah seperti sekarang contohnya.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Feb 16 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Pindah RagaWhere stories live. Discover now