13

31.4K 2.9K 715
                                    

Nasi kucing yang sesungguhnya

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Nasi kucing yang sesungguhnya...

Support me! (⁠ノ˘⁠ ⁠ꈊ⁠ ⁠˘⁠ )⁠ノ❤️

🗿🗿🗿

Dalam perjalanan pulang ke rumah, Gea masih misah-misuh mengingat kejadian di kantor tadi. Bisa-bisanya dia di tipu bocah ingusan.

"Gue sumpahin tuh bocah dibotakin emaknya." Sumpah Gea terhadap Riki yang sudah berani membohongi Gea.

Padahal sebelum mengetahui kebenarannya, Gea memuji-muji sampai ingin mempacarinya." Nyesel banget muji-muji bocah prik."

Sampai di pertigaan jalan dekat mansion, Gea melihat penjual martabak yang pernah Gea beli saat menyogok Darrel dulu masih buka.

"Beli ahh.." Gumam Gea lalu cepat-cepat memarkirkan mobilnya di tepi jalan yang tak jauh dari gerobak martabak.

Usai memarkirkan mobilnya, Gea keluar dari mobilnya dan mendekati gerobak martabak untuk memesan martabak yang ia inginkan.

"Mang! martabak manis satu! pake keju jangan lupa dikasih meses coklat ya!" ucap Gea sedikit berteriak karna banyak orang yang mengantri di depan gerobak.

Pedagang martabak telah mengenal Gea belum lama ini. Menurut pedagang tersebut, Gea sangat ceria membuatnya senang melayani Gea." Siap neng cantik! ditunggu ya!" balas pedagang martabak yang mendengar suara teriakan Gea.

"Sip mang! jangan lama-lama." Ucap Gea lalu duduk di kursi untuk menunggu pesanannya.

Gea melihat sekelilingnya, tak ada yang menarik sebab Gea tak mengenal orang disekitarnya dan sepertinya Lesya yang raganya Gea tempati sekarang tak terkenal di sekitar komplek. Tapi Gea tak peduli dengan teman, kenalan atau apalah itu namanya, karna Gea merasa semua itu tak setia.

Pemikiran Gea hanya satu, jika setia pasti kalau Gea ajak mati bersama akan mau kalau tidak mau berarti tidak setia. Benarkan pemikiran Gea?

Sudah sekitar dua puluh menitan Gea menunggu pesanannya, namun belum kunjung datang. Padahal pembeli disekitaran mulai sepi.

Gea mendekati pedagang martabak," mang! pesananku mana? lama amat." Protes Gea pada pedagang martabak.

Pedagang martabak itu menatap Gea terkejut," duhh Gusti! lupa neng cantik, kalau neng cantik pesen martabak! saking banyaknya pembeli jadi gak inget." Ucap pedagang martabak membuat Gea cemberut.

"Kita gak usah langganan lagi mang," ucap Gea dengan nada sedih.

"Lah kenapa neng?" tanya penjual martabak yang bingung.

"Ku lihat mang cuma merhatiin pembeli yang lain, padahal aku nunggu dari tadi di sini." Ucap Gea dramatis.

"Saya kasih potongan harga 50% deh neng cantik, biar kita langganan terus."

Pindah RagaWhere stories live. Discover now