Debaran rasa 8

2.3K 408 22
                                    

 Apapun alasannya jangan memberi perhatian pada wanita lain, salah satu dari banyaknya nasehat mama. Sam tidak merasa memberikan perhatian pada Nuha, dia hanya menanyakan kenapa gadis itu tidak memakai kado ulang tahunnya?

Sam belum penasaran dengan sosok teman adiknya, jadi tidak ada sesuatu yang spesial antara keduanya. Saat ini tidak ada yang perlu dikhawatirkan, fokus Sam masih pada istrinya dan masalah internal mereka.

Perlahan Sam menyadari hal-hal apa saja yang membuat istrinya tidak nyaman, Sam berusaha agar bisa tidak melakukan hal yang tidak disukai Jinan terkecuali bertemu dengan orang tua, dia akan melakukan diam-diam . Alhasil setelah satu bulan perdebatan soal kehamilan Jinan tidak pernah lagi mereka bersitegang.

Sam mulai menyayangi Jinan wanita yang tidak ingin dekat dengan orang tuanya, ia sudah memilihnya sebagai istri jadi semua kelebihan dan kekurangan harus diterima.

Menikah itu menyatukan dua orang yang berbeda isi kepala dan beda karakter sulit jika tidak saling memahami, kini Sam merasakan sendiri. Bukan hanya dia mungkin Jinan juga sedang belajar memahaminya.

"Ulang tahun kali ini Mama mau dibelikan apa?" tanya Cakra pagi itu. Dulu ia sering memberikan kado unik untuk mama sekarang Cakra sudah bekerja dan punya tabungan cukup untuk membeli sebuah cincin berlian.

"Apa ya?" yang jelas Ria tidak ingin menyusahkan anak-anaknya. "Doa saja, Mama mau hidup lebih lama untuk melihat kalian, begitu juga dengan Papa."

Ria menoleh pada suaminya dan Wira mengangguk. "Nominal itu terbatas, sedangkan doa tiada terbatas." Wira membuat arti untuk jawaban istrinya.

Cakra tersenyum bahagia. "Doa sudah pasti, jadi katakan sekarang apa yang Mama inginkan dariku, uangku sudah banyak."

Ria tertawa.

"Mama mau kalung berlian atau cincin? Bagaimana kalau kita rayakan di kapal pesiar?"

"Itu berlebihan." bukan tidak menghargai takutnya malah merepotkan sang anak. "Bagaimana kalau ajak teman-temanmu kita bikin syukuran saja."

"Temanku banyak Ma, teman di kantor, club dan alumni. Teman mana yang Mama maksud?"

"Yang selama ini dekat denganmu, punya kan?" Wira ingin tahu apakah anak bungsunya sudah punya pacar.

"Pacar maksud Papa?" Cakra tertawa.

"Boleh," jawab Mama.

Cakra tertawa lagi.

"Ajak aja semua, Nuha juga." Ria suka kedua gadis yang pernah dibawa Cakra ke rumah.

Seseorang yang sedari tadi tidak bersuara seketika tertarik saat mendengar mama menyebut nama teman adiknya. Mama hanya bertemu sekali dan masih ingat nama gadis itu?

"Akan kuberitahu lebih awal, semoga enggak bentrok dengan shift kerjanya."

"Iya."

Karena gadis itu ramah mama pasti menyukainya.

"Dia kerja di rumah sakit kalau tidak salah, dan satunya lagi guru TK kan?"

Cakra mengangguk. "Silmi sudah keluar, sekarang jadi guru privat."

"Oh." Ria suka dengan pekerjaan mereka. "Terus kenapa tidak pernah diajak ke rumah lagi?"

"Keseringan ngajak anak gadis orang lama-lama disuruh tangung jawab."

Ria dan Wira tertawa mendengar candaan Cakra.

"Nggak mau buru-buru nikah, nanti waktu sama Mama dan Papa jadi kurang."

Cakra tidak menyindir sang kakak dan Sam juga tidak merasa disindir. Belajar dari kakaknya saja karena mereka hanya dua bersaudara. Kini Sam tidak punya waktu luang sebanyak dulu karena sudah ada seseorang yang harus diprioritaskan dan Cakra tidak ingin cepat-cepat melepaskan masa lajangnya. Wanita di luar banyak tapi dia hanya memiliki sekali kesempatan punya orang tua.

Sekalipun tidak merasa tersindir Sam ikut memikirkan kata-kata adiknya dan benar ia tidak se-leluasa dulu. Ia terpaksa datang ke rumah orangtuanya tanpa sepengetahuan Jinan, menghubungi mama juga harus diam-diam semua perhatian untuk orang tuanya dilakukan dengan hati-hati dan Ria tidak tahu situasi putranya.

Mama bukan lansia yang harus diperhatikan selama 24 jam, begitu kata Jinan. Padahal perhatian yang dimaksud berbeda dengan artian istrinya tapi tidak apa-apa demi menjaga hubungannya dengan sang istri Sam bisa melakukan dengan hati-hati. Ia menjaga dengan baik hubungan orang tuanya dengan sang istri.

Tapi dalam hitungan bulan menantu tidak pernah datang ke rumah tidak masalah jika mereka tinggal di luar kota tapi jarak apartemen dengan rumahnya kurang dari satu jam perjalanan, tidak mungkin Ria tidak curiga. Namun wanita itu tidak mempermasalahkan. Kadang pernah merasa tidak cukup dengan jawaban yang diberikan Sam ketika dia bertanya kabar Jinan.

"Dia baik-baik saja, Jina kirim salam untuk Mama, dia sangat sibuk akhir-akhir ini."

Itu jawaban yang selalu diberikan oleh Sam untuk Ria.

"Sam."

"Iya?"

"Apa Jinan punya waktu Minggu depan? Cakra mau acaranya dibuat di vila papa."

Sekalipun ada mungkin Jinan tidak akan pergi, wanita itu tidak suka mengistimewakan orang lain termasuk orang tua mereka. "Aku akan bicara dengannya."

Ria mengangguk. "Kalau Jinan tidak ada waktu, tidak apa-apa kamu juga tidak perlu datang ya?"

Ria harus mewanti-wanti putranya.

Sam tidak menjawab.

"Mama sudah senang dengan doa baik kalian."

Sebagai seorang ibu Ria tentu bisa merasakan apa yang sedang dilalui putranya, anak dan menantunya memang tidak bertengkar tapi ada sesuatu yang tidak akan sinkron dalam rumah tangga mereka. Dan apapun itu Ria tidak boleh ikut campur.

Ingin sekali Ria bertanya tentang kehamilan Jinan, usia pernikahan keduanya sudah lewat tujuh bulan tapi belum ada tanda-tanda itu. Namun tanya itu tidak juga disampaikan,Ria akan menunggu mungkin ada alasan kenapa mereka menundanya.

Bahkan Ria tidak bertanya soal rumah yang diberikan sebagai hadiah pernikahan untuk anak dan menantunya yang sampai saat ini belum ditempati. Setelah Jinan menolak hadiah itu Sam menemuinya dan mengatakan sang istri salah paham akhirnya rumah itu kembali pada Sam.

"Sepertinya aku tidak bisa mengabulkan permintaan Mama, kalau Jinan tidak bisa hadir tidak mungkin aku juga tidak datang."

"Datang kalau istrimu tidak keberatan."

Tentu, selama Jinan tidak tahu semua akan aman.

Sementara Ria berharap Jinan bisa ikut bukan untuk merayakan ulang tahunnya tapi untuk kebersamaan mereka.

******

Sam sama sekali tidak menyinggung ulang tahun mama pada istrinya, tidak bermaksud berbohong karena diam lebih baik.

"Undangan dari klien-ku."

Sam membuka benda yang diletakkan Jinan di hadapannya.

4 July 2022? "Aku tidak bisa datang."

"Kenapa?"

Jawaban apa yang akan diberikan Sam pada istrinya? Tidak mungkin dia mengatakan bahwa hari itu juga bertepatan dengan hari ulang tahun sang bunda.

Diamku Di Atas DustamuWhere stories live. Discover now