Cakra -1

3.3K 373 37
                                    

Dear...
Ini cerita tentang Cakra, tentang hidup dan perjuangannya.

Selamat membaca
😁

Cakra baru selesai makan siang dengan Marvel dia tidak kembali ke hotel karena sudah berjanji dengan beberapa temannya. Waktu dua jam sebelum meeting lanjutan digunakannya dengan baik dan mengatakan pada Marvel akan datang ke tempat meeting tepat waktu.

Bukan tidak pernah membayangkan apalagi dia bergelut di bisnis yang mengharuskan dirinya suatu saat nanti akan bolak-balik pergi ke luar negeri, Cakra akan menikmatinya karena tidak begitu sulit.

Grind Soho sebuah kedai kopi yang terletak di jantung kota menjadi tempat pertemuan Cakra dengan teman-temannya, salah satu cafe yang menyediakan kopi terenak dan tempat ternyaman untuk beristirahat bagi warga di sana atau wisatawan yang berkunjung ke kota itu.

Dengan Sam ia pernah sekali datang ke cafe ini tapi kakaknya tidak sempat menikmati hidangan karena waktu, pancake dan bubur di cafe ini cukup enak dibandingkan beberapa cafe yang ada di pinggiran kota lainnya. Suatu hari nanti jika berkenan dia akan mengajak Sam dan Nuha ke cafe ini.

Jam 02.00 siang waktu setempat lima pemuda yang berjanji bertemu di Grind Soho sedang menikmati kopi dengan aroma khas, sejak pulang ke tanah air ini pertama kalinya Cakra bertemu dengan teman-temannya mereka tidak datang semua ada yang sibuk dengan pekerjaannya dan keluarga ada juga yang kembali ke tanah air.

"Tinggal kita berlima." Hardi menatap ke-empat temannya. "Diantara kita nanti siapa yang akan duluan menikah?"

"Sudah pasti aku kandidat terakhir." Cakra terkekeh.

"Belum ada yang nyangkut atau gimana?" tanya Agung, pemilik rambut kribo sepanjang masa. "Atau kamu yang nggak mau nyangkut?"

Cakra tertawa lagi. "Lagi bahas jemuran?"

Lalu mereka tertawa bersama, tepatnya menertawakan diri sendiri yang sampai saat ini masih jomblo.

"Kakakmu sudah menikah kan?" Freddy, salah satu teman Cakra yang pernah mengobrol dengan Sam.

"Sudah, sekarang sedang menunggu istrinya melahirkan."

"Mas Sam mau jadi ayah, kira-kira berapa lama lagi kita akan mengucapkan selamat pada orang yang berbahagia?" Hanung yang sekarang merintis karir di model ikut meratapi kesendiriannya. "Aku takut gairahku melenceng."

Cakra menepuk bahu rekannya, kali ini tertawa cukup keras bersama yang lain.

"Entah apa yang dilihat wanita dari kita, atau sebenarnya mereka tidak lagi tertarik pada kaum kita?"

Bahasan konyol jika sudah berkumpul, saking lamanya menjomblo pikiran mulai aneh-aneh.

Saat pintu kaca dibuka tak sengaja Cakra melihat seorang wanita masuk dengan seorang pria, ia tampak tertegun.

Mba Jinan?

Tapi wanita itu tidak melihatnya dan melewati meja Cakra. Mungkin suaminya, batin Cakra.

Sejak bercerai dengan kakaknya Jinan tidak pernah lagi berkunjung, walaupun berpisah secara baik-baik nyatanya silaturahmi mereka benar-benar putus.

"Kamu mengenalnya?"

"Mungkin." Cakra tidak ingin memberitahu siapa wanita yang baru saja melewati mereka.

Itu masa lalu sang kakak dan sekarang Sam sudah bahagia dengan Nuha.

******

Usai pertemuan kelima pria itu bubar mereka akan melanjutkan obrolan di grup, sebelum keluar Cakra pergi ke toilet yang ada di lantai tiga sambil bertemu salah satu pelayan yang dikenalnya.

Diamku Di Atas DustamuWhere stories live. Discover now