3. Shiryu

44.2K 2.7K 16
                                    







Jauh dipedalaman hutan terlihat beberapa mayat bergelimpangan, semua mayat berjenis kelamin pria dengan luka tembak menembus kepala mereka.
Bau amis dan bercak darah membasahi rumput dan mencemari udara. Benar-benar pemandangan yang mengerikan!

Tak jauh dari mayat-mayat itu, terlihat seorang anak kecil berumur 12 tahun yang sekujur tubuhnya dipenuhi bercak darah, dia sedang memperhatikan bulan yang sedang bersinar di langit sana.
Surai putih itu sesekali tertiup angin malam, mata biru kelam seakan tak memiliki kehidupan menatap datar pada rembulan.

Itu pemandangan yang indah jika mengingat wajahnya yang rupawan bak pangeran, tapi semua itu hilang saat melihat baju putih yang dikenakannya sudah memerah karena darah manusia. Ditambah lagi tangan kecil itu memegang senjata api laras pendek berjenis Raging bull.
Dimana seharusnya anak seusia dirinya belum mengenal senjata api dan masih asik bermain bersama teman-teman nya. Lihat, dia sudah membunuh beberapa manusia yang bahkan lebih besar darinya. Benar-benar gila!

Wajah itu menunduk, tak lagi melihat rembulan "membosankan," ucapnya sambil berjalan pergi dengan menginjak mayat-mayat yang ada disana.

Jeremy Lartical Dominic sering disapa Jem atau Jeremy. Merupakan anak dari Albert Lartical Dominic.
Seorang pengusaha di bidang Transportasi, dan beberapa cabang kecil dibidang Properti.
Banyak mobil mewah, Jet ataupun Helicopter yang bernilai pantastis telah dibuatnya sehingga dijuluki talenta langka.

"Cih, mereka semua dibodohi." Jeremy melihat berita di televisi yang menampilkan betapa agungnya seorang Albert dalam merintis karirnya.

Saat ini Jeremy sedang berada di markas rahasinya ditengah-tengah hutan, markas yang dibangun untuk melancarkan misi.

"Oh, lihatlah senyumam itu. Sok dermawan eh ...." Jeremy duduk disofa, menyeringai kearah televisi yang masih menayangkan acara dimana Albert adalah narasumber utama, mereka hanya tidak tau pekerjaan Albert yang sebenarnya.

"Penyamaran yang luar biasa, tuan Albert. Anda berhasil menipu dunia,"ucap Jeremy kemudian bangkit dan mematikan televisi.
Jeremy telah selesai bersih-bersih, bau amis dan bercak darah telah hilang dari tubuhnya meninggalkan aroma sabun lemon, aroma yang paling disukai Jeremy.

Jeremy memasuki kamar tempatnya beristirahat, bukan bermaksud untuk tidur karena anak ini sedari kecil sudah terkena insomnia. Ya, bukan hanya dia yang terkena sindrom ini, tapi hampir seluruh Dominic terkena penyakit sudah tidur yang disebabkan pekerjaan malam mereka.

Jeremy duduk ditempat tidur, memikirkan betapa membosankan keseharian yang dilakukannya.
Tidur 3 jam atau tidak sama sekali, mandi, sekolah, pulang, misi, membunuh orang untuk mengamankan barang dagangan dan kembali ke awal lagi.
Pada mulanya itu sangat menyenangkan, ya sekitar 10 tahun yang lalu dan sekarang setelah hari-hari yang dilalui dia mulai merasa bosan.

Jeremy mengambil senjata api yang ada diatas meja "ingin tidur tapi tak bisa." Jeremy mabalik balikan senjata itu sebelum moncong senjata itu diarahkan ke kepalanya.

"Mungkin kalau mati bakal dapat mimpi indah," Jeremy sudah bersiap untuk menarik pelatuk senjata sebelum suara ponsel menghentikan aksi gila Jeremy.

"Lihat, orang dermawan menelpon ku," ucap Jeremy saat melihat yang memanggil adalah Papinya.

"Halo,"

.....


"Ya, sudah kubereskan."



.......


Rui Untuk DominicWhere stories live. Discover now