13. Kedatangan Damian

33K 2.3K 100
                                    







Mansion Dominic, hari ini mereka mempersiapkan sambutan untuk seseorang lebih tepatnya keluarga kecil bagian dari Dominic.
Anak pertama dari Samuel akan datang hari ini, yang sudah pasti kunjungannya kali ini untuk melihat anak Albert yang baru lahir.

Dan disinilah Rui, sedang memberi makan dua anak burung yang selalu menangis kalau Rui tinggal sebentar saja.

"Mamam, aaaa." Melihat mulut Rui yang terbuka, Alderik juga ikut membuka mulutnya dan disitulah masuk satu sendok bubur bayi.

"Al pintal, celakang ucap bang lui, cepat." Dan begitulah Rui setiap harinya setelah dekat dengan sikembar. Meski sudah dijelaskan beberapa kali kalau Alderik dan Elderik tak bisa berbicara tapi Rui tetap ngotot agar sikembar memanggilnya abang.


Dari jauh Stevan melihat interaksi itu dengan muka masam, bagaimana tidak masam kalau Rui sudah tiga hari menempel pada sikembar dan tentunya pada keluarga Albert juga. Berbeda dengan Stevan, Albert malah terlihat lebih hidup. Rui yang sering main bahkan tidur dikamarnya benar-benar sangat membantu dalam insomnianya, anak itu benar-benar cocok disebut obat tidur bagi keluarga Dominic.


"Sudah cukup makannya, ayo kita kekamar dan tidur." Kesabaran Stevan hilang, akhirnya menghampiri Rui dan langsung mengangkat anak itu untuk dibawa ke kamar.


"Lui maci lapal." Anak itu menatap Stevan polos, sementara sikembar menatap Stevan tajam.


"Apa? Minta suapi sama orang tua kalian sana, jangan memonopoli putraku." Stevan balas menatap sikembar tajam sementara Rui malah bingung melihat Stevan dan sikembar.


"Ayolah kakak, kau tidak mendengar tadi. Kalau ponakan ku ini masih lapar?" Dari arah belakang Albert merebut Rui dari Stevan, membuat Stevan kesal.


"Kembalikan putraku, dia harus kembali ke keluarganya. Keluarga sebenarnya." Stevan hendak merebut Rui tapi dijauhkan oleh Albert.


"Apa maksudmu kami bukan keluarga Rui?" Albert menatap Stevan sok sedih tapi aslinya Albert ingin mengerjai Stevan saja. "Rui masih lapar?" Kali ini Albert menanyai Rui yang dijawab anggukan oleh anak itu.
"Kau lihat kakak, dia masih lapar. Tega sekali kau menyuruhnya tidur saat dia kelaparan." Albert memandang Stevan dengan senyum penuh kemenangan.


"Serahkan putraku, Albert. Aku tau kalian hanya ingin memonopoli putraku dengan memanfaatkan sikembar." Albert tidak bisa mengelak, karena yang dikatakan Stevan benar adanya.


"Dan kau kembar iblis, jangan pikir karena kalian bisa menangis aku hanya bisa diam melihat kalian memonopoli Rui ku. Tidak ada lagi Rui untuk hari ini dan seterusnya untuk kalian." Stevan kali ini mengutarakan semua isi hati yang dibendung tiga hari ini. Sudah cukup melihat Rui yang menyuapi mereka makan, atau Rui yang selalu mencium pipi itu atau Rui yang selalu bermanja-manja dengan sikembar. SUDAH CUKUP.



"Ada apa ini ribut sekali?"


Mendengar suara itu sontak semuanya melihat kearah pintu masuk, disana berdiri keluarga kecil yang telah disambut baik oleh peleyan.










🌻🌻🌻



Ruang keluarga Mansion Dominic.

Kini Rui telah diambil alih sepenuhnya oleh sang Daddy, Damian.
Damian Lartical Dominic. Anak pertama dari pasangan Samuel dan Rebeca.



"Dam, kau akan tinggal disini kan?" Rebeca selaku sang ibu, sangat merindukan anak nya yang satu ini. Anak pertama yang tinggal terpisah dengannya, anak yang lebih memilih jalannya sendiri dibanding mewarisi kekayaan Samuel.


Rui Untuk DominicWhere stories live. Discover now