6. Pie apel 🍎

40.4K 2.4K 39
                                    





Sepasang tangan mungil berusaha meraih sebuah apel yang masih tergantung didahannya, muka itu sudah memerah dengan kaki kecil berjinjit menandakan semangatnya si kecil untuk mendapatkan apel tersebut.
Sesekali kaki itu melompat untuk meraih apel, tapi bagaimana pun usahanya buah apel itu terlalu tinggi dibandingkan ukuran tubuhnya yang pendek.




Dibelakangnya dua orang nenek-nenek asik melihat tingkah sikecil tanpa mau membantunya. Lihatlah muka memerah itu, dan lihatlah mata yang melotot tajam marah menatap siapel yang tak bersalah.



"Apel na nakal, mana campai Lui ambil na." Lagi dan lagi tangan itu berusaha meraih siapel dengan mulut yang mulai menggerutu, sepertinya kesabaran bocah kita sudah diujung tanduk.


"Oma ... ndak campai." Benar saja anak itu sudah menyerah. Pipi Rui menggembung lucu dengan muka yang masih memerah sambil menunjuk buah apel yang masih menyangkut didahannya.


Rebeca selaku sang Oma ingin tertawa begitupun Martha, kepala pelayan wanita keluarga Dominic istri dari Cristhoper.


Rebeca menghampiri Rui "baiklah, biar Oma bantu." Rebeca mengambil apel itu.
Sebenanya tidak terlalu tinggi rebeca saja masih berjongkok untuk meraih buah apel, tapi untuk Rui itu sangat tinggi gaess😃


Saat ini mereka sedang berada dirumah kaca samping Mansion, rumah kaca milik Rebeca.
Rebeca sangat suka berkebun, dirumah kaca ini ada banyak jenis tanaman mulai dari sayuran, buah, bunga, umbi-umbian, kacang-kacangan, tumbuhan langka sampai obat-obatan ditanami dirumah kaca ini.
Dan Rui juga menyukai rumah kaca ini karena banyaknya buah yang ditanami sang Oma, buah buah disini terbilang memiliki pohon yang rendah sehingga dia juga bisa ikut memetik buah, dan ditambah segarnya aroma tanaman membuat Rui betah berlama lama disini.


Setelah selesai panen apel, Rebeca membawa Rui duduk sambil lesehan di rumput yang telah dibentangi tikar. Disamping mereka Martha selaku pelayan menyiapkan beberapa potongan apel yang telah dicuci bersih.
Rui menikmati potongan apel yang dibentuk menyerupai kelinci oleh Martha.


Pipi itu mengembung saat potongan apel masuk ke mulutnya, kaki yang berselonjor kedepan bergerak-gerak membuat lonceng kecil di sepatu Rui ikut berbunyi. Dan lihatlah raut bahagia itu siapapun tidak akan bisa berpaling dari wajah menggemaskan yang sedari tadi mengunyah potongan apel seperti seekor kelinci.


"Oma, mam. Apel na enak." Rui menjulurkan tangan yang berisi sepotong apel untuk Oma nya, Rebeca yang sedari tadi melamun memperhatikan sang cucu tidak sadar kalau anak itu sudah berdiri dan hendak menyuapinya.

Rebeca memakan potongan apel itu lansung dari tangan Rui, jujur saja Rebeca tidak suka dengan buah yang manis. Dibandingkan apel merah yang cenderung manis, Rebeca lebih suka dengan apel hijau yang relatif lebih asam.


"Hmm, enak." Tapi makan lansung dari tangan Rui entah kenapa apel ini sesuai dengan selera Rebeca.

Rui bertepuk tangan, matanya melengkung dengan tawa renyah karena berhasil memberikan apel yang lezat untuk Rebeca.
Rebeca yang melihat muka menggemaskan itu lansung saja merengkuh Rui dan mencium pipinya.

'Napa cemua cuka mam pipi Lui, dahal enak apel dali pipi Lui,' batin Rui yang mengingat semua orang di keluarganya suka memakan pipi nya.
Oh anak ini tak tau saja, jika mereka hanya mencium pipi yang menggemaskan itu bukan memakannya.




Author : kelewat polos bund



"Oma, Lui dapat cete ... cetele, celto. Nek Maltha apa nama na tadi?" Rui memperlihatkan buah yang ada ditangannya kepada Martha yang membuat Rebeca tertawa karena sikecil tidak bisa mengucapkan nama buah itu.


Rui Untuk DominicTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang