5. Boneka yang bisa bergerak

40.6K 2.6K 67
                                    




Tenang dan mencekam, sedari tadi yang terdengar di sana hanya suara kertas yang dibolak balik serta gesekan pena dan kertas.
Semakin lama hitungan waktu semakin pekat pula aura membunuh dari ruangan itu.


Aura membunuh keluar dari seorang pria yang saat ini mencoba bersabar menghadapi tumpukan kertas didepannya. Bahkan dilantai bawah atau samping semua orang bekerja dengan ketakutan gegera sang atasan dalam mood jelek.


"Ayolah Stev, kau bisa membuat karyawan lain bunuh diri masal nantinya. Hentikan aura mencekam itu." Pria yang sedari tadi jengah melihat tingkah sang atasan akhirnya buka suara.


"Cih, diam." Stevan sudah berada diambang batas kesabaran. Rencananya untuk pulang cepat dan bertemu sikecil harus sirna hanya karena tumpukan kertas tidak berguna.


"Hey, dude. Tak biasanya kau seperti ini, biasanya setelah membantai hama semalaman kau lansung dalam mood yang baik siangnya." Mark Wilson Austria, selaku sekretaris dan tangan kanan Stevan memandang Stevan curiga. Dua tahun belakangan ini sang sahabat lebih sering pulang daripada berlama-lama di perusahaan ataupun markas.



"Diam atau kubunuh." Aura pekat semakin pekat menandakan sebentar lagi Stevan benar-benar kehilangan kesabaran.
Mark hanya dapat menghela nafas sambil melanjutkan pekerjaan nya. Mark ingat dulu biasanya Stevano selalu mengerjakan sesuatu dengan sempurna tanpa tergesa-gesa, dia akan memilih berlama-lama di perusahaan ataupun markas mereka daripada pulang menemui anak dan istrinya.

Tapi sekarang lihatlah, Stevan sempurna itu menghilang dua tahun belakangan ini. Digantikan dengan Stevan yang tergesa-gesa ingin pulang.
Semalam saat mereka membantai beberapa manusia bodoh yang mencoba menipu dalam bisnis gelap, Stevan tak ingin berlama-lama dan lansung membantai habis bawahan babi gendut itu, lalu menyuruh Mark membunuh sang babi tanpa menyiksanya dulu.
Tanpa menyiksa dan itu bukan cara main Stevan, biasanya muka datar ini akan menyiksa sesorang hingga orang itu lebih bahagia mati daripada hidup.



"Sial. Sudah 48 jam, 29 menit aku meninggalkan Mansion."

Dan ini lah salah satu hal yang membuat Mark makin curiga. Seoarang Stevano yang tak peduli akan waktu, menghitung hari kepergiannya dari rumah!!!
Sebenarnya apa yang disembunyikan Stevan 2 thn belakangan ini? Oh, apakah Stevan memiliki simpanan di rumahnya?
Seingat Mark hanya Iyuki yang sampai saat ini bisa mengambil hati Stevan, tapi meskipun begitu sifat Stevan tetap sama dingin, tak tersentuh dan sempurna.


Tapi lihat sekarang, tuan sempurna kita benar-benar telah diguna-guna oleh seorang wanita. Dan Mark harus melihat wanita mana itu yang berhasil membuat Stevan seperti ini.
Mark harus memberinya penghargaan tentu saja.


Pemikiran Mark terhenti saat Stevan bangkit dari kursi kebesarannya.
Kesabaran Stevan sudah habis ternyata, tapi syukurlah semua dokumen kontrak yang disetujui telah ditanda tangan.
Tak ada percakapan Stevan lansung melesat keluar diikuti Mark dari belakang yang membuat Stevan menghentikan langkahnya.


"Kemana kau?" Stevan bertanya dengan suara beratnya.

"Aku ingin bertemu guruku." Sementara mark hanya senyum-senyum tak jelas dibelakangnya.

Stevan kembali melanjutkan langkahnya diikuti Mark, sepanjang perjalanan mereka berdua menjadi sorotan. Walaupun Stevan itu sudah kepala lima tapi karisma seorang Dominic tak dapat dipungkiri, tampan dan menawan tapi juga bahaya disaat bersamaan.

Oh, lihatlah para karyawati itu. Jika seandainya Stevan adalah orang yang suka main perempuan mungkin sudah ada antrian panjang wanita ditempat tidur Stevan saat ini, begitupun dengan Mark. Tangan kanan Stevan ini tak kalah memiliki wajah yang rupawan dari Stevan.
Sebagai seorang yang dijuluki mesin pembunuh didunia gelap karismanya tidak main-main.




Rui Untuk DominicWhere stories live. Discover now