Ekatra chapters (2)

21.5K 2K 80
                                    







   Dua tahun menjalani perawatan, akhirnya Raizel dinyatakan pulih. Selama perawatan, setiap harinya Iyuki akan mengirimkan vidio terbaru dari Rui. Menyaksikan tumbuh kembang Rui dari belajar berbalik hingga anak itu bisa bicara dan berlari, sangat-sangat membantu ponakannya itu dalam perawatan.


Meskipun Raizel masih tertutup terhadap orang lain tapi, semangatnya untuk terus hidup masih ada dan Iyuki bersyukur selama anak itu mau melanjutkan hidupnya.
Saat hari dimana Raizel ingin sembuh, dia juga mulai belajar bicara, dan juga mulai tertarik untuk sekolah setelah Rui, didalam salah satu vidio mengungkapkan kalau dia akan sekolah.


Mulai hari itu Rei diajarkan agar bertahan di keluarga Dominic, belajar tentang dunia bawah, mengingat dia sudah masuk ke keluarga Damian. Meskipun damian sendiri enggan untuk berkecimpung didunia bawah tapi Rei sangat tertarik akan hal itu.


"Aku sangat bahagia hari ini, kakak. Terimakasih kau mau membantuku selama ini." Iyuki meneteskan air mata bahagia sambil melihat Irene yang sedang memilah barang-barang Rei untuk dimasukkan ke mobil.

"Aku hanya membantu fisiknya saja, untuk jiwanya kita harus berterimakasih pada sikecil." Irene tersenyum teduh menanggapi perkataan Iyuki, sesekali mengelus album berisikan foto-foto Rei selama dirumah sakit.

"Kami hampir terlambat saat menyelamatkannya dari tebing itu, kalau bukan karena Scall, anak didikmu yang memberikan pertolongan pertama, sudah pasti aku kehilangan Rei saat ini."


"Kau berlebihan, itulah tugas kami. Baiklah aku pergi dulu, Rei harus bersiap-siap untuk pengadilan atas dirinya." Irene berjalan kearah pintu sambil menjinjing tas berisikan barang-barang Rei sebelum berhenti. "Lusa adalah hari pembalasan. Kau jangan pergi, karena disana semuanya akan terbongkar. Aku tak ingin kau kembali gila karena mengingat masalalu. Kau tak sekuat Rei, Iyuki." Tatapan Irene sirat akan kekhawatiran, hal itu membuat Iyuki merasa tersentuh. entah kenapa, orang lain terasa seperti kakak kandung bagi Iyuki dibandingkan kakak kandungnya sendiri.


"Mn, aku ingin menemani Rui dan sikembar dirumah. Kau cepatlah pulang dan berkemas lalu pindah ke Mansion di samping, agar lebih ramai."


Irene tersenyum, dan melanjutkan perjalanan.
Iyuki menatap punggung Irene cukup lama sebelum tersentak karena seseorang tiba-tiba memegang tangannya.


"Memikirkan apa?" Stevan dengan tatapan datar tapi sarat akan kelembutan menatap Iyuki.
"Tidak ada, apakah semuanya sudah siap." Iyuki tersenyum teduh kearah Stevan yang menuntunnya untuk keluar dari rumah sakit.

"Ya, jangan membahas ini lagi. Aku tidak suka membicarakan jal*ng itu." Stevan dengan wajah datar menatap lekat kearah Iyuki.


"Baiklah, aku juga tak ingin membahasnya." Didalam mobil, Iyuki bersandar dibahu Stevan, sebelum perkataan Stevan membuatnya memerah. Begitupun dengan sopir yang gugup didepan.


"Ingin memberikan Rui adik, hmm?"


Wajah Iyuki benar-benar memerah, apa-apaan suaminya ini. Bisa mengatakan hal seperti itu dengan muka datar! Jantung Iyuki benar-benar berdisko.

"Dasar mesum." Dan Iyuki memukul bahu Stevan sambil sedikit menjauh. Sementara Stevan hanya mengalihkan tatapannya keluar jendela, tapi disana terpantul dikaca senyuman halus Stevan.




Author : first, adegan bucinnya tuan Stevan sama bininya 🙈






🌻🌻🌻



Ini adalah pertama kalinya Raizel menatap Rui secara langsung, bukan melalui vidio. Rasanya menatap langsung orang yang dikagumi berbeda dengan vidionya, ini benar-benar membuat Raizel bersemangat.


Rui Untuk DominicWhere stories live. Discover now