25. Piknik sebentar

25K 2.4K 119
                                    



Samuel dan Yagura menatap iri pada Stevan, bagaimana tidak, saat ini sikecil imut kita sedang bersantai diatas pangkuan Stevan sambil bercerita dengan Papa nya itu tentang petualangannya mencari harta karun.

"Celetah itu, Lui kemetu moctel becal. Lui lawan moctel na! Pedang legen lalic Lui telempal jauuuuuuuhhh ...." Semua orang menatap bibir Rui yang mengerucut lucu, mimik wajahnya serta gerakan tangannya berhasil membuat yang lain gemas.

"Jadi, bagaimana Rui mengalahkan monster?" Stevan sedari tadi memberikan Rui pertanyaan agar anak itu terus bercerita. Melihat raut wajah yang berubah-ubah dari Rui membuat lelah Stevan beberapa hari ini terangkat, benar-benar obat mujarab.

"Lui telbang kejal pedang legen lalic na, tluc Lui dapat. Lui bacmi moctel na, Lui menang, Lui kuat kan Papa!" Anak itu menatap Stevan dengan mata berbinar tak lupa dada yang dibusungkan.
Stevan hanya mengangguk dengan jawaban 'iya, Rui kuat!' membuat Rui berlonjak senang dipangkuan Stevan sebelum kembali menghadap kedepan, fokus pada pancingan nya.

Stevan memberikan smirk kepada kepala keluarga Dominic, Samuel dan kepala keluarga Ogahimura Yagura. Membuat dua kakek itu menatap penuh permusuhan kepada Stevan.

"Cih, liat saja akan kuberi kau tugas agar kau tidak pulang selama setengah abad." Samuel mendumel yang diangguki Yagura.

"Ya, itu bagus. Beri dia tugas sesegera mungkin." Yagura mendengus. Tanpa mereka sadari, mereka yang mengaku nya rival dan saling bermusuhan mulai akrab.

"Yang disana, sudah dapat ikan belum." Rebeca tengah menata piring dengan Takayuki saling tersenyum, melihat kelakuan dua kakek-kakek kurang perhatian dari Rui.

"Bluuumm, ikan na ndak mau makan woltel Lui." Rui menyahut sambil terus berkonsentrasi pada pancingan kayu dengan umpan wortel itu.

"Lihat Takayuki-chan, dia mencabut wortel ku lagi. Beberapa hari yang lalu Seterowberi ku yang sudah siap panen juga dibuat umpan ikan." Rebeca menggelengkan kepalanya melihat kelakuan Rui sementara Takayuki tertawa mendengarnya.

"Ara, dasar nakal. Sejak kapan dia suka memancing?" Takayuki melihat pipi tembam Rui yang terus dicium Stevan, merasa gemas melihat kelakuan menantu dan cucunya. Stevan yang menciumi Rui dan sesekali Rui menghentikan mulut Stevan dengan sebelah tangan kecilnya, setelah itu menatap marah pada Stevan karena mengganggunya memancing.

"Sam, sudah lama menginginkan seorang patner memancing," ucap Rebeca yang juga ikut memandang kearah Rui. "Damian, Stevan dan Albert tak ada satupun dari ketiga putraku yang punya hobi sama dengan Sam, bahkan dari Lois sampai Jeremy, tidak memiliki hobi itu."
Takayuki mendengarkan cerita Rebeca sementara Rebeca masih asik dengan bayangan masa lalunya

"Sam sudah menyerah dengan partner memancingnya, hingga Rui lahir. Semenjak Rui bisa merangkak dia sangat suka mengikuti aktivitas aku dan Sam. Dari ikut memancing hingga berkebun bersama ku. Ya, walaupun niat besarnya hanya ingin makan ikan dan buah segar. Tapi kami berdua merasa memiliki teman baru." Rebeca menatap Takayuki sambil tersenyum begitupun Takayuki.

"Kau benar, baru beberapa minggu mengenal Rui, aku juga merasa memiliki teman baru. Bahkan dia sangat suka melihatku merajut."

"Kau tau, Yagura juga memiliki hobi memancing. Kurasa nasibnya sama dengan suami mu, Rebeca." Takayuki tertawa begitupun dengan Rebeca. membayangkan pagi ini dua orang kakek itu memperebutkan Rui untuk dipangku saat memancing tapi yang menang malah Stevan.

"Rui, lihat Opa." Mendengar itu semua orang termasuk Rui mengarahkan pandangannya pada Samuel.
Seketika mata Rui langsung berbinar melihat joran yang melengkung menandakan Opanya dapat ikan.

Rui Untuk DominicWhere stories live. Discover now