26. Sarapan dikeluarga Damian

25.4K 2.5K 256
                                    


Pagi-pagi sekali Rui sudah anteng diatas kursi yang menghadap meja makan, kursi khusus Rui.
Anak itu sedang asik dengan botol susu rasa vanilla ditangannya.
Irene dan Damian yang melihat itu hanya merasa gemas bagaimana tidak, pagi-pagi sekali sikecil sudah minta dibuatkan susu karena semalam dia bermain dengan sikembar dan teman barunya sampai ketiduran dan akhirnya melupakan jadwal rutin minum susu sebelum tidur.

"Hali ini Lui diet ikut Mommy," ucap Rui setelah meletakkan botol susu disamping piring tempatnya makan.
"Lui mau pelut kotak celpeti Papa," Rui Mengambil sesendok nasi dan melahapnya kemudian mengambil ikan dan menyendok nasi lagi.

"Wah, itu bagus. Setiap hari Rui harus diet seperti Mommy." Irene menambahkan nasi kepiring Rui, juga sayuran dan ikan bakar.
"Mm, becok pacti Lui dah kotak kotak pelut na,"

Damian hanya terkekeh, diet katanya? Susu satu botol besar dan 2X menambah makanan? Diet Rui memang sesuatu.
"Kalau sudah kotak kotak Rui mau apa?" Damian menatap anak itu, matanya jatuh ke perut bulat Rui yang terbalut sleepsuit. Tidak bisa Damian bayangkan kalau anak itu memiliki perut kotak-kotak.

"Celetah itu Lui bica tangkap cicak blenang." Anak itu mengangguk mantap dan lanjut memakan makanannya.

"Untuk apa Rui menangkap cicak berenang?" Irene yang duduk di samping Rui gagal fokus sedari tadi saat memperhatikan pipi chubby Rui.

"Untuk mpuc," jawab anak itu.
Irene dan Damian tertawa, malang sekali nasib anak anjing kecil itu karena mendapatkan hadiah buaya dari Rui.

"Jadi, mpus Rui suka cicak berenang." Dari arah tangga Emily turun dan langsung mencium pipi Rui.
"Iya, mpuc bica blenang didanau kalo Lui macing. Mpuc kan takut ail!" Rui menatap Emily berbinar, anak itu sudah menghabiskan makanannya dan sekarang minta tambah susu satu botol lagi.

"Bang Nil, tamba cucu Lui."
Daniel yang baru keluar dari dapur meletakkan hidangan pagi ini dimeja makan diikuti beberapa maid. Memasak adalah rutiniras Daniel setiap hari selama dia berada di Mansion.

"Tidak, pagi ini Rui hanya dapat satu botol."

"Tapi, malam Lui ndak minum cucu. Jadi Lui dapat dua." Anak itu menunjukkan dua jari kecilnya kepada Daniel, "tadi Lui minum cucu cemalam. Celakang Lui minta cucu pagi."

Daniel hampir tertawa mendengar teori Rui, tapi Daniel harus mempertahankan raut seriusnya. Bisa gawat kalau anak itu minum dua botol susu pagi ini, bisa-bisa perut anak itu berujung sakit.

"Tidak, semalam Rui sudah minum susu." Daniel terpaksa berbohong pada sukecil agar Rui tidak meminta susu lagi.
"Ndak, Lui cemalam ndak minum." Anak itu protes dan menatap Daniel marah.

"Kau sudah minum susu semalam," Seseorang yang baru turun dari tangga langsung mencium pipi Rui yang sudah memerah. "Setelah Rui main, Rui minum susu. Kalau tidak percaya tanya saja pada Daddy."

Rui menatap Damian yang mengangguk kemudian kembali pada Daniel.
"Yacuda." Anak itu memanyunkan bibirnya, "Lui minta yang ciang caja. Ciang nanti Lui ndak minum cucu." Rui kembali berbinar menatap Daniel, bersemangat dan merasa puas atas idenya.

"Tidak ada susu siang untuk pagi. Ambil ini, daripada susu lebih baik Rui makan ini."
Regard terkekeh melihat tingkah Rui, dia menyerahkan sepiring biskuit bayi pada Rui sebagai pengalih susu.

"Tapi bang Ledal, Lui mau cucu." Meskipun bibir anak itu sudah manyun dengan suara yang lesu, anak itu tetap mengambil biskuit dan memakannya. "Enak," Dan seketika mata itu kembali berbinar dengan raut bahagia setelah merasakan biskuit bayi buatan Daniel.

Rui Untuk DominicWhere stories live. Discover now