#22 Sleep Call

509 31 1
                                    


Sesampainya di apartemen, Salma segera membersihkan dirinya, tak lupa untuk memasukkan oleh-oleh yang diberi Rony ke kulkas. Sebelumnya ia mencicipinya dahulu, enak. Salma memang suka pie susu, dan ia sudah tidak aneh dengan rasanya. Untuk coklat yang diberi Rony, rasa matcha favoritnya sukses membuatnya memakan sambil menggoyangkan tubuhnya. Ia bahagia hari ini, bisa menghabiskan setengah harinya bersama Rony.

Setelah membersihkan dirinya Salma langsung merebahkan diri, meluruskan punggungnya. Rasa lelah di tubuhnya menguasai dirinya saat ini, tetapi tentunya hatinya terasa penuh. Ia tiba-tiba ingat dengan overthinking nya tadi, ah masa bodo dengan itu.

Salma memutuskan untuk tidak memikirkannya lagi. Hanya menambah beban pikirannya saja. Mulai saat ini, ia akan menjalani apa yang ada saja, mengalir, tanpa memikirkan terlalu dalam, biar semesta yang mengaturnya.

Salma lupa tadi tidak menyuruh Rony memberinya kabar jika sudah sampai di rumah. “Ron lo udah sampe rumah?” Salma langsung mengirim pesan ke Rony. Belum ada balasan dari Rony, Salma memutuskan untuk melanjutkan menonton episode selanjutnya dari drakor yang sedang ia tonton, sambil menunggu kantuk datang.

Rony sudah sampai rumahnya 15 menit lalu, tadi mama nya menawarkan Rony untuk makan malam sebelum membersihkan diri, namun Rony menolak karena sudah makan sebelum ia pulang. Saat ini ia baru saja keluar dari kamar mandinya, menuju kasur untuk melepas lelahnya dan meluruskan seluruh badannya. Sebelumnya ia mengambil hp nya yang ada di samping ranjang, dilihatnya ada notifikasi dari Salma. Senyum merekah langsung hadir.

“Udah Sal, gue baru beres mandi ini.” Rony membalas pesan Salma tadi. Rony menjatuhkan tubuhnya ke kasur, pikirannya melayang mengingat hari ini, melelahkan tetapi sangat menyenangkan. Rasanya ia ingin bertemu Salma lagi, padahal belum ada satu jam mereka berpisah.

Rasa kantuk belum juga menguasai dirinya, padahal dari tadi Rony sudah di kasur. Ia memutuskan untuk bermain PS, jika matanya lelah akan cepat membuat ia mengantuk pikirnya. Setelah bermain setengah jam ia mengecek hp nya, belum ada notifikasi dari Salma.

Rasa kantuk masih belum hadir, Rony memutuskan menyudahi aktivitasnya dan kembali ke kasur, ia penasaran apa Salma sudah tidur sehingga tidak membalas chatnya, tapi ini baru jam 9 dan Rony tau, Salma bukanlah tipe yang mudah tidur cepat. Rasa penasaran menguasainya, ia memutuskan untuk menelepon Salma, ini kali pertamanya menelepon dari sejak mereka berkenalan. Semoga Salma mau mengangkatnya.

Terdengar dering di sambungan teleponnya. Tak lama terdengar suara dari teleponnya.

Sal: Halo Assalamualaikum, hiks hiks (suara tangis sesenggukan).

Ron: Halo Waalaikumussalam. Sal lu kenapa? Sakit atau apa? Bilang ke gue. (Rony langsung bangkit dari posisi tidurnya).

Sal: Hah gapapa, hiks hiks. Bentar.

(Dari teleponnya Rony mendengar suara menghembuskan nafas, Salma sedang mengatur nafasnya.)

Ron: Udah tenang? Kenapa Sal?

Sal: Gue lagi nonton drakor, episode ini sedih banget anjir. Padahal ini belum sampe setengah episode, tapi udah bikin banjir aja, cape gue.

Ron: Bangsat! Gue udah panik banget kirain lu kenapa anjir, gue udah niat mau samperin ke apart lu tadi.

(Rony menghempaskan tubuhnya kembali, ia sudah lega Salma tidak kenapa-napa. Ternyata Salma menangis karena menonton drakor, lucu sekali).

Sal: Sedih banget Ronyyy! Ga kuat tau nontonnya.

Ron: Lu nonton drakor apa sih?  Kenapa ga nyari yang bikin happy aja gitu. Kan mood lu hari ini lagi bagus tapi malah nonton yang bikin sedih, jadi gloomy dong.

Sal: Ini judulnya Hi Bye, Mama! Drakor lama tapi gue baru sempet nonton, lo harus nonton juga Ron.

Ron: Anjir denger judulnya aja udah tau pasti bakal sedih, ga ah gue gamau nangis.

Sal: Hahaha iya emang, tapi gue penasaran makanya tetep nonton. Btw lo kenapa nelepon gue?

(Salma sudah menghentikan kegiatannya tadi, menyimpan iPad nya di meja sebelah kasurnya.)

Ron: Oh ya gapapa, emang ga boleh ya?

Sal: Boleh, tapi kan tumben aja gitu.

Ron: Ini tadi kan lu nanya gue udah sampe rumah apa belum, gue udah bales tadi tapi lu ga bales lagi. Gue kira lu udah tidur, jadi gue coba telepon aja karena penasaran.

Sal: Oh hahaha gue kira kenapa. Gue belom cek hp lagi, fokus nonton. Bagus deh kalo udah di rumah, istirahat Ron.

Ron: Iyaa. Gimana pie susu sama coklatnya udah dicobain?

Sal: UDAHH. Matcha nya enak Rony.

Ron: Lu abisin langsung?

Sal: Mata mu abisin, diabetes lah anjir gue yang ada. Amit-amit deh.

Ron: Hahaha siapa tau kan, lu masih laper terus abisin sekotak langsung.

Sal: Gue ga seberingas itu ya anjir. Nanti Senin mau gue bawa ke kantor, bagiin ke temen-temen gue.

Ron: Hahaha iya iya bercanda gue Sal.

Sal: Ron lo tadi sepanik itu sampe mau nyamperin ke apart gue? Hahaha.

Ron: Apaan, mana ada gue ngomong begitu.

Sal: Hilihh, pura-pura bego lo. Gue jelas-jelas denger ya tadi. Kenapa? Lo mulai suka ya sama gue sampe takut gue kenapa-napa? (Salma berniat menggoda Rony).

Ron: Iya, gue suka sama lu. Boleh kan Sal?

(Salma diam, niat hati menggoda Rony malah diserang balik Rony. Ia tidak siap.)

Ron: Kok lu diem? Salting ya? Hahaha.

Sal: Apasih gaje dah lo. Boleh-boleh aja, ga ada yang ngelarang.

Ron: Okey kalo gitu, thank you. Gue anggap lampu ijo.

Sal: Hah lampu ijo?

Ron: Skip bukan apa-apa.

Sal: Ah ga asik lo mah.

Sal: Eh Ron, kita kek orang-orang ya, sleep call gini hahaha.

Ron: Hahaha gapapa lah Sal, latihan.

Sal: Hah maksud lo latihan?

Ron: Ada deh hahaha.

Sal: Nyebelin anjir.

Percakapan itu terus berlanjut, mengalir begitu saja, sesekali diiringi dengan canda tawa dari keduanya. Hingga kemudian tidak ada suara lagi yang terdengar dari Salma. Iya, tanpa sadar Salma sudah tertidur lelap.

Dibalik sambungan teleponnya, Rony tersenyum mendengar suara nafas Salma yang teratur. “Good Night. Sleep tight, dear!” kemudian Rony mematikan sambungan teleponnya, dan memejamkan matanya. Sleep call ini menjadi penutup hari yang akan menjadi kenangan manis untuk keduanya.

SwastamitaWhere stories live. Discover now