#41 Mall dan Salma

600 34 0
                                    

Untungnya mereka belum terlambat, saat memasuki teater yang sedang diputar adalah trailer dari beberapa film lain. Posisi duduknya sekarang sudah sesuai dengan kesepakatan di luar tadi. Rony masih sebal sebenarnya, tapi mau bagaimana lagi, ia hanya bisa pasrah dengan keinginan Paul.

"Sayangg, mau pop corn? Aku pesenin yaa." Tanya Rony, badannya sedikit ia condongkan ke depan untuk melihat perempuannya yang terhalang oleh tubuh jangkung Paul.

"Bolehh." Jawab Salma.

"Okey cantik." Balas Rony.

"Ehem, gue ga ditawarin?" tanya Paul.

"Lu kalo mau pesen aja sendiri." Jawab Rony cuek, ia malas menjawabnya, jarak dengan Salma tercipta karena ulahnya Paul.

"Ohh mau begitu aja nih, okey deh, keknya gue harus pertimbangin sesuatu deh." Ucap Paul.

"Ga asik lu, bangsat! Ngancem mulu bisanya. Iya oke gue beliin juga buat lu, puas?" Balas Rony.

"Hahaha, gitu dong. Mulai sekarang lu harus terus baik sama gue." Paul senang, ia punya senjata baru untuk membuat Rony menuruti keinginannya.

Salma yang mendengar itu hanya menggelengkan kepala. Kemudian Rony memanggil petugas yang ada untuk memesan pop corn dan minuman untuk mereka bertiga.

Film sudah diputar setengah jalan, mereka larut pada apa yang disuguhkan dari layar besar dihadapannya. Pada momen tertentu riuh terdengar dari satu ruangan, gelak tawa hadir, termasuk pada Salma. Rony dengan jelas bisa mendengar Salma tertawa lepas, walaupun ia tidak bisa melihat ekspresinya secara langsung.

Selama 2 minggu-an ini hubungan mereka yang tidak baik membuat Salma murung, itu informasi dari Novia. Tapi mendengar Salma yang sudah tertawa lagi, membuatnya senang. Bagaimanapun, ia harus bisa menjadi obat penawar dari luka yang ia ciptakan sendiri pada kekasihnya.

"Aaakk Kakang, ganteng bangett!!" Ucap Salma sedikit teriak sambil menarik lengan Kakaknya.

Teriakan terdengar tidak hanya dari Salma, namun beberapa perempuan di sekitarnya. Adegan saat ini menampilkan Park Seo Joon, berperan sebagai Prince Yan yang membuat siapapun perempuan yang melihatnya akan jatuh pada pesonanya.

"Makasih, tau kok emang ganteng." Ucap Paul, jumawa.

"Isshh, bukan lo." Salma melepaskan tangannya.

Rony tersenyum mendengarnya, bisa-bisanya Salma memuji lelaki lain dan terdengar olehnya. Tapi tentu saja ia tidak marah, karena cemburu pun tidak ada gunanya.

Film sudah selesai diputar, satu persatu penonton meninggalkan tempat duduknya. Seperti hal nya Salma, Paul, dan Rony yang sudah berada di luar.

"Kakang, pulang yukk." Ajak Salma ke Paul.

"Oke ayo dek." Balas Paul.

"Mau balik ke rumah apa ke apartemen aku?" tanya Salma.

"Apartemen aja lah ya, mau denger cerita kenapa kamu bisa jadian sama si curut ini." Ucap Paul.

"Lu juga utang cerita ke gue ya." Kali ini ditujukan ke Rony.

"Aku ga jadian sama Rony." Ujar Salma.

"Lah terus apa? Kok manggilnya sayang sayang?" tanya Paul.

Rony hanya diam memperhatikan perempuannya, ia penasaran dengan jawaban yang akan dikeluarkan Salma.

"Udah ntar aja ceritanya, ayo ah balik." Jawab Salma.

"Ron lu balik gimana?" tanya Paul.

"Kamu ga bawa mobil Ron?" tanya Salma.

"Aman Ul, tenang aja. Engga, aku buru-buru dari Jakarta, biar cepet sampe Bandung tuh jadinya aku pake Whoosh tadi." Jelas Rony.

SwastamitaWhere stories live. Discover now