#34 Rencana Perjalanan

560 26 2
                                    

Masih cukup pagi untuk memulai aktivitas di weekend sebenarnya, karena ini masih jam 6 pagi dan matahari pun belum lama muncul ke permukaan. Tapi tidak untuk Salma, ia bersemangat sekali hari ini, mungkin karena hubungannya dengan Rony sudah menemukan titik tengah, sudah saling berterus terang dengan perasaannya masing-masing.

Saat ini Salma sedang memainkan hp nya di kasur dengan posisi tengkurap. Selepas subuh tadi ia tidak tidur lagi, hal yang biasanya dilakukan saat weekend. Dari tadi jarinya sibuk mengetik beberapa kalimat yang di kirim ke lelakinya. Apa sudah boleh ia menyebut Rony adalah lelakinya. Entahlah, tiap memikirkan itu membuat Salma senyum-senyum sendiri.

“Ceklis 2 kok, tapi ga dibales. Coba telpon deh.” Monolog Salma.

Ringing. Tapi tidak ada tanda-tanda teleponnya dijawab. Salma mencobanya sekali lagi, masih tetap tidak ada jawaban. “Rony masih tidur ini mah.” Monolognya lagi. Tiba-tiba muncul ide di kepalanya. Salma bangun dari kasurnya lalu melenggang menuju pintu apartemen yang ia huni sedari kemarin.

***

Semalam Rony susah tidur, bukan karena hal buruk tentunya. Tapi karena ia terlalu bahagia dengan kejadian di rooftop. Bahagia karena memikirkan hal-hal yang akan ia lalui kedepannya, tentunya dengan Salma di hidupnya. Fakta bahwa Salma mau menerimanya saja, itu sudah satu hal yang membuatnya tersenyum sedari tadi. “Mata gue seger banget anjir. Sekarang di otak gue juga isinya Salma semua.” Monolog Rony, sembari melihat langit-langit kamarnya dengan tersenyum lebar.

Selepas subuh, ia melanjutkan tidurnya. Pasalnya ia baru bisa tidur setelah lewat jam 12 dan tentunya karena sekarang adalah weekend, dia berniat akan bangun lagi jam 8 dan mengajak Salma untuk jalan-jalan. Rasanya baru saja sebentar terlelap, namun ada bunyi bel yang terus menerus terdengar menganggu tidurnya. Ia mengumpat kesal, dilihatnya jam dinding di kamarnya masih pukul 6. Gila, pikir Rony. Siapa sih orang yang menganggu dirinya sepagi ini. Ia berjalan malas menuju pintu unit apartemennya.

“Iya iya sabar, siapa sih ah ganggu aja.” Rony membuka pintunya sambil menggerutu. Ia belum sepenuhnya sadar dengan perempuan yang berdiri di samping pintu unitnya.

“Ronyyy!! Selamat pagiii! Kamu baru bangun ya?” Sapa Salma dengan senyum yang merekah.

Rony yang masih berusaha mengumpulkan nyawanya, langsung melihat ke sumber suara.

“Salmaa?! Kamu ngapain ke sini? Ini masih pagi Sal.” Tanya Rony.

“Aku mau bahas sesuatu, ga sabar makanya ke sini.” Jawab Salma.

“Ga bisa nanti aja gitu?” tanya Rony, lagi. Sebenarnya ia masih ingin melanjutkan tidurnya.

“Ga bisa Ronyy. Aku butuh jawaban kamu sekarang, abisnya tadi di chat ga dibales sama telepon ga diangkat.” Salma cemberut.

“Aku kan masih tidur, sayang.” Ucap Rony lembut, nyawanya sudah mulai terkumpul. Terlebih lagi karena sudah bisa melihat Salma, sepagi ini.

Salma diam, wajahnya sudah bersemu.

“Ada yang salting nih, emangnya kamu doang yang bisa godain aku hahahaha.”

“Isshh diem ga Ronnyyy?!!” Salma melangkahkan kakinya masuk ke apartemen Rony, ia tidak sadar karena berusaha mengalihkan rasa saltingnya.

Rony pun mengikutinya. Mereka sudah duduk di sofa. “Aku boleh kan masuk?” Salma ingat dia belum izin dan Rony juga belum mempersilahkannya.

“Boleh dong, kan ini udah di dalem juga Sal, hahaha.”

“Iya sih, tapi gapapa yang penting izin kan.”

“Iya iyaa, jadi mau bahas apa sampe nyusulin ke sini?” tanya Rony.

SwastamitaWhere stories live. Discover now