Have a Nice Dream [Kaito x Miku]

2.3K 121 82
                                    

Bel pulang sekolah berbunyi, memecah hening suatu ruang kelas menjadi riuh rendah. Murid-murid segera membereskan alat tulis dan bersiap pulang. Di antara mereka, seorang gadis dengan rambut panjang kehijauan yang diikat dua terlihat tengah mengecek handphone-nya yang bergetar karena ada pesan masuk. Senyum tersirat di bibirnya yang tampak kemerahan. Sedetik kemudian, dia sudah melangkahkan kakinya keluar dari gedung sekolah.

Tahun ini sudah memasuki bulan Desember. Tinggal menghitung hari sebelum perpisahan dan kenaikan kelas tiba. Udara di luar terasa sangat dingin. Meskipun begitu, si gadis tetap melangkahkan kakinya ke halaman belakang sekolah, ke tempat di mana seseorang telah menunggunya.

Butiran salju turun dengan lembut, mendarat di rerumputan basah. Jejak kakinya terlihat jelas di lapisan salju tipis. Uap dari napasnya mengepul di udara. Sedikit menggigil, dia meniup telapak tangannya dan menggosok keduanya.

Hatsune Miku, nama gadis itu.

Halaman belakang sekolah tampak sepi. Selain karena tidak banyak orang yang beraktivitas usai sekolah di musim dingin, kegiatan klub sudah banyak yang berakhir di akhir semester dua. Halaman yang memiliki banyak tumbuhan warna-warni kini tertutup warna putih. Di bawah pohon Sakura yang dahannya tertumpuk salju di sana, berdiri seorang pria dengan syal biru melilit lehernya.

"Kaito-senpai!" panggil Miku.

Pria yang dipanggil 'senpai' itu menoleh, tersenyum mendapati sosok yang ditunggunya datang. Shion Kaito, senior sekaligus kekasih Miku sejak beberapa bulan yang lalu.

"Sudah lama menunggu?" tanya Miku, menghampirinya dengan wajah cerah. Seperti dugaannya, Kaito hanya menggeleng. "Syukurlah, aku tidak mau membuatmu menunggu lama-lama. Di luar dingin. Hari ini mau makan ramen? Atau pancake di dekat stasiun?"

"Miku."

Panggilan itu membuat Miku sedikit terperanjat. "Hm?"

Tiba-tiba, Kaito melingkarkan tangannya ke bahu gadis mungil itu, memeluknya erat. Dalam keterkejutan, Miku terdiam. Ini bukan kontak fisik yang pertama, tapi dadanya masih berdebar setiap kali Kaito menghilangkan jarak di antara keduanya.

Kaito memeluknya begitu erat. Hangat, tapi sedikit sesak.

"Se ... Senpai?"

"Maafkan aku."

Suaranya seperti bisikan yang lemah. Jika bukan karena jarak yang dekat, Miku tidak akan menangkapnya dengan jelas. Tapi gadis itu hanya kebingungan dengan sikapnya yang tidak biasa.

"Maaf untuk apa?"

Kaito melepaskan pelukannya. Kemudian untuk pertama kalinya, Miku berhadapan dengan ekspresi Kaito yang tidak pernah dia lihat. Bukan marah, bukan juga sedih, tapi datar.

Dari bibir yang selalu tersenyum ramah itu, terlontar kata-kata dingin yang tidak pernah Miku bayangkan sebelumnya.

"Hubungan kita sampai di sini saja."

Eh?

"Kita putus."

Miku hanya diam, memproses apa yang didengarnya di dalam benak. Hanya semenit yang lalu, Kaito tersenyum padanya. Hanya semenit yang lalu, Kaito memeluknya.

Vocaloid ーoneshoot collectionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang