Here's Your Answer [Kaito x Meiko]

401 22 23
                                    

Valentine's Special
[3/3]

"Nih," ujar gadis pirang itu sambil memberikan bungkusan plastik berhias pita warna biru laut.

"Kok biru? Kan kubilang pink," protes lawan bicaranya, gadis bersurai cokelat pendek serta memakai sweter merah yang merupakan seniornya.

"Sudahlah, Mei-chan, warna biru kan kesukaannya Shioーhmpft!" Mulutnya dibekap.

"Lihat-lihat situasi! Kalau dia lewat bagaimana?!" serunya tertahan. Meiko kemudian memandangi bungkusan plastik yang sudah berpindah ke tangannya itu. "Dan kok sedikit, sih? Bukannya kemarin kita bikin banyak, ya?"

"Ehehe, bagianmu memang sedikit, kan beli bahan-bahannya pakai uangku."

"Anying."

Rin kemudian meninggalkan Meiko di tangga dengan alasan bel sudah mau berbunyi, sedangkan Meiko kembali ke kelasnya.

Empat belas Februari dan Meiko masih belum punya rencana yang jelas untuk memberikan cokelat buatannya sendiri kepada orang yang dia sayangi.

Siapa lagi kalau bukan pemuda biru laut di pojok sana yang sekarang tengah sibuk menyalin jawaban PR milik Luka.

Meiko duduk di bangkunya sambil bersandar ke tembok. Mejanya memang berada di pojok kiri kelas, tepatnya barisan keempat dari depan, tempat yang lumayan strategis untuk makan atau tidur di tengah pelajaran.

Bingung. Meiko jadi gelisah sendiri.

Dia akan mengakui perasaanーtidak, tidak. Dia akan membalas perasaan Kaito untuknya.

Ya. Itu.

Beberapa minggu yang lalu, Kaito berujar bahwa dia menyukai Meiko dan dia tidak keberatan memberikan waktu sebanyak apapun yang dibutuhkan bagi Meiko untuk menjawabnya. Meiko rasa, sekarang adalah waktu yang tepat untuk membalas ungkapan sukanya waktu itu.

Gadis surai cokelat ini bukan tipikal orang yang terencana. Nyaris seluruh keputusannya selama tujuh belas tahun dia hidup adalah suatu spontanitas yang tidak dipikirkan pengaruhnya ke depan. Jadi, sama seperti hari-hari sebelumnya, Meiko memilih cara yang langsung dan mudah.

Kaito di sana sudah selesai dengan urusan menyalin PR-nya, dan bel masuk kemungkinan akan berbunyi tiga menit lagi.

Tiga menit lagi? Hah.

Siapa yang bisa menjamin kita masih bernapas selama itu? Jangan sia-siakan kesempatan, Sakine Meiko!

Mengangguk mantap.

Sebelum suatu kebetulan menghampiri atau apapun yang bisa saja menghambat rencana singkat yang akan segera dimanifestasikan dalam kurun waktu seratus delapan puluh detik ke depan itu, Meiko segera meraih ponsel di saku seragamnya dan membuka aplikasi L!NE sebelum mencari roomchat milik Kaito dan mengetikkan sepatah kata singkat, jelas, dan padat.

Sini.

Di sisi kelas yang lain, Kaito mengernyit menatap layar ponselnya sebelum tatapannya pindah ke gadis bersweter merah yang juga sedang memandang ke arahnya.

Meiko tidak sabaran. Ia kembali mengetikkan chat dengan maksud dan isi yang sama, namun kali ini dibubuhi tambahan menjadi dua kata.

Cepat sini.

Setelah Kaito membaca pesan singkat penuh paksaan dari gadis itu, ia pun meletakkan ponselnya dan berjalan menghampiri meja barisan keempat dari depan itu.

Wajahnya antara penasaran dan bingung. Terlebih lagi saat Meiko menatapnya dengan tatapan setajam silet seakan hendak membunuhnya.

Dosa apa Kaito bisa jatuh cinta pada gadis garang ini.

"Angkat tanganmu," titah Meiko.

Si pemuda biru laut pun mengangkat kedua tangannya ke depan gadis itu. "Seperti ini?"

"Balik telapaknya," titahnya lagi.

Kaito pun membalikkan kedua tangannya hingga telapaknya berada di atas. "Begini?"

Meiko mengangguk, lalu ia letakkan bungkusan plastik berpita biru di atas telapak tangan Kaito. "Nih."

"Hm?" Ada keterkejutan di mata Kaito. Diliriknya Meiko dengan tanda tanya besar di kepala.

"S-sudah sana duduk!" Meiko kembali memerintah, kali ini dengan rona merah di pipi.

Menyadari sesuatu, Kaito pun tersenyum.

Sayangnya, bel sudah berbunyi saat Kaito kepikiran untuk memberi kecupan kecil di dahi Meiko. Lagipula ini di kelas, Kaito tertawa dalam hati. Mungkin pulang sekolah nanti ia bisa mengajaknya kencan.

end

Vocaloid ーoneshoot collectionWhere stories live. Discover now