Only Mine [Kaito x Miku]

541 41 24
                                    

Suasana kelas siang itu hening, hanya diisi suara goresan kapur bergesekan dengan papan tulis oleh guru paruh baya. Murid-murid sibuk menunduk di meja masing-masing untuk mencatat.

Di antara murid yang duduk dalam jajaran bangku dan meja itu, seorang gadis berambut hijau yang diikat dua menghela napas pelan. Tangannya bergeming sementara kegiatan menulisnya terhenti. Sedikit jenuh, matanya pun melirik keluar jendela.

Ah, langit tampak biru dan gumpalan awan tampak empuk. Hari ini cerah, waktu yang tepat untuk bermain di luar atau sekadar berjemur.

Pemandangan itu tidak sempat dia tatap lebih lama karena dia kembali menghadap buku catatannya di detik berikutnya. Helaan napasnya lolos lagi sebelum dia melanjutkan aktivitas mencatatnya yang sempat tertunda. Catatan ini lebih penting daripada imajinasinya berlarian di bawah cahaya matahari. Sebentar lagi angkatannya akan menghadapi Ujian Nasional. Tidak ada waktu untuk bermain-main.

Lagipula, memang tidak akan ada waktu untuk bermain baginya.

Bahkan setelah bel istirahat berbunyi dan memecahkan atmosfir mencekam kelas, mengundang riuh rendah anak-anak yang saling bercakap, gadis itu masih terbelenggu dari kebebasannya.

"Miku-chan~ ayo ke kantin!"

Suara bariton yang terdengar halus memanggil namanya itu sangat dia kenal, suara yang setiap hari dia dengar akhir-akhir ini. Enam bulan lalu, Miku menerima pemilik suara itu sebagai kekasihnya.

Napas ditarik perlahan. Senyum sempurna dipasang. Miku menoleh dengan wajah cerianya, menyambut pemuda itu dengan menggenggam tangannya.

"Ayo, Kaito-kun!"

Keduanya berjalan ke kantin dengan tangan saling bertaut erat.

"Kudengar, mereka akan segera menambah varian rasa baru."

"Aku sedikit bosan dengan sandwich."

"Memangnya, kalau bisa memilih, kamu mau memilih menu apa, Miku-chan?"

Kalau bisa memilih, aku tidak ingin berpacaran denganmu.

Tetap saja, bibir Miku tersenyum semanis mungkin. "Aku mau udon!"

[]

"Miku, kamu sudah memilih kelompok untuk tugas Biologi?"

Siang bolong biasa Miku habiskan dengan melamun menatap langit, menunggu jam pergantian pelajaran berakhir dengan sendirinya. Maka di tengah satu hari yang berbeda, suara cempreng Rin mengagetkan gadis itu.

Miku gelagapan, menggeleng.

Gadis pirang di hadapannya terperanjat, tampak senang dilihat dari senyum lebar yang mendadak muncul. "Kalau begitu, dengan kita saja!"

Rin menunjuk kembarannya, Len, yang duduk di sebelahnya. Untuk pekerjaan kelompok, Miku biasanya menyerahkan pilihannya pada tunjukan guru, atau siapapun yang tersisa di kelas. Sekali itu, dia merasa sedikit senang saat Rin mengajaknya untuk berkelompok.

Tak banyak pikir, kepala Miku mengangguk. "Kapan kita akan mengerjakannya?"

Wajah polos Rin tampak berpikir. Matanya terpejam dan dahinya berkerut. Ah, ekspresi yang lucu. Melihatnya riang lepas seolah hidup tanpa beban memunculkan sedikit rasa iri dalam hati Miku.

"Aku ingin mengerjakannya sesegera mungkin, bagaimana kalau sepulang sekolah ini?"

"Boleh. Di mana kita akan mengerjakannya?"

"Ah, iya! Tadinya aku berencana di perpustakaan atau di kelas ini, tapi besok ada festival budaya dan kita tidak boleh lama-lama di sekolah."

"Jadi, bagaimana?"

Vocaloid ーoneshoot collectionWhere stories live. Discover now