False Hope [Gumiya x Gumi]

338 27 61
                                    

"Sebentar lagi gua ultah! Jangan lupa kado!" seru gadis bersurai pirang itu sambil mencolek-colek pipi Gumi yang tengah serius melanjutkan catatannya.

"Iya ah, bawel!" Gumi menepis tangan mungil Rin yang jahil.

Gadis cempreng itu tertawa, lalu kembali duduk di kursinya yang berada tepat di depan meja Gumi, kemudian mulai mengecek ponselnya yang bisa dipastikan; penuh oleh notifikasi. Rin melakukan aktivitasnya sambil bersenandung pelan, kepalanya bergerak-gerak ke kanan dan kiri, membuat pitanya melambai-lambai.

"Rin! Pulang mampir Two Stories, yuk!" Dari pintu kelas, berteriak sosok gadis bersurai ungu yang memakai hoodie kelinci.

Hanya dengan gestur, Rin membalasnya dengan menyatukan ujung jari telunjuknya dengan ujung jempol. Oke.

Diam-diam, Gumi memperhatikan temannya sejak kelas sepuluh itu. Kadang, dia bertanya-tanya bagaimana dia bisa dekat dengan Rin yang termasuk dalam jajaran anak populer, sedangkan dirinya hanyalah makhluk rata-rata yang jarang muncul di permukaan. Padahal, pertemuan mereka sederhana saja. Rin tidak sengaja menabraknya saat penerimaan murid baru.

Ah, mari kita kesampingkan hal itu.

Jam kosong pelajaran terakhir membuat Gumi mati rasa. Beruntung bel pulang berdering sebelum bosannya menjadi-jadi. Gumi segera merapikan semua peralatannya ke dalam tas saat Rin telah siap menyampirkan tasnya di bahu.

Cepet banget, batin Gumi takjub saat meliriknya sekilas. "Iya tau, yang populer mah beda," gumamnya pelan.

"Duluan, ya, Gum? Udah ditungguin sama Yukari nih."

Tuh, kan.

Gumi mah apa, paling ditungguin tukang angkot yang mangkal di depan sekolah.

"Iya, hati-hati," balas Gumi. Kawannya itu hanya mengangguk, lalu berlari kecil meninggalkan kelas.

Sambil menghela napas pelan, Gumi membawa tasnya keluar kelas yang mulai sepi. Namun, saat baru melewati pintu, gadis itu malah dikejutkan dengan sosok pemuda bersurai hijau berkacamata yang tengah menyender di samping pintu kelasnya.

"... Kak Megpoid?"

Si pemuda hijau alias Gumiya itu menoleh, lalu tersenyum mendapati Gumi, membuat gadis itu menahan perasaan senang bercamur gugup yang berkecamuk dalam perutnya. Mulas.

"Ng ... Gumi, pulang sekolah luang?" tanya Gumiya dengan nada agak canggung.

ANJIR DIA MANGGIL NAMA DEPAN GUE! batin Gumi histeris, kontras dengan wajahnya yang masih mempertahankan ekspresi netral.

"Hmm, iya. Kenapa memang?" jawabnya sok tenang.

Wajah Gumiya berubah cerah, senyumnya melebar. "Kalau gitu, bisa temenin gue ke mal besok?"

Jangan geer dulu, Gum. "Boleh, sih. Tapi, ada apa emang?"

"Pokoknya besok bisa, ya? Gue tunggu. Dah!" kemudian cowok itu berlalu meninggalkan Gumi yang terpaku di tempat dengan topeng muka datarnya.

Ada apa sih, ini? Gue kesambet apaan?

[]

"Yuk."

Begitu Gumiya melihat Gumi keluar dari gerbang utama, setelah menyapanya dengan anggukan singkat, dia langsung berjalan mendahuluinya. Gumi buru-buru mengekori langkah besar-besar yang dibuat oleh kaki panjang Gumiya. Jalan sama cowok memang repot.

Kejadian kemarin sore rupanya bukan cuma khayalan semata. Semalam, Gumiya mengiriminya pesan untuk memastikan ajakannya diterima. Tidak ada yang lebih mengejutkan bagi Gumi selain fakta bahwa cowok itu mengetahui ID Line miliknya. Tetapi, sikap Gumiya tak tampak seperti mereka baru pernah bicara sebanyak hitungan jari.

Vocaloid ーoneshoot collectionWhere stories live. Discover now