Part 3 : Lamaran Masa Lalu

2.1K 99 4
                                    

"Kau benar, Tuan," akhirnya Sarah dapat mengendalikan dirinya. "Bukan aku yang kau cari."

Pria itu bersedekap, "Aneh, padahal dia terlihat persis seperti dirimu. Semuanya." secara fisik. Tapi aku tidak merasakan perasaan yang timbul seperti saat itu, lanjutnya dalam hati.

Sarah mengangkat bahu. "Kau harus mencari tahu sendiri. Mr. Merlin."

Merlin tersenyum, "Well, kau sudah tahu siapa aku."

"Tidak sulit."

Merlin mengulurkan tangannya. "Maafkan aku."

Sarah ragu-ragu membalasnya. Namun ia memutuskan menjabat tangan Merlin. "Tak apa, kalau begitu aku permisi. Waktu istirahat hampir habis."

"Tentu."

Sarah membungkuk pelan dan segera pergi meninggalkan audiotorium. Merlin memperhatikan kepergian gadis itu hingga tak terlihat lagi. Setelahnya ia menyandarkan diri ke tembok di sebelah pintu. Menarik napas panjang yang menunjukkan kekecewaannya.

Jelas-jelas gadis itu terlihat sama persis dan buku yang ia jatuhkan Merlin yakin adalah milik gadis itu. Lalu apa yang salah? Mengapa Merlin tidak merasakan perasaan itu lagi, mengapa ia tidak bisa melihat mata itu lagi.

Merlin mengacak-acak rambutnya dengan frustasi. Ia menyambar tasnya dengan kasar dan segera pergi ke kelas selanjutnya. Kelas dimana gadis bernama Sarah Azalea ada.

---**---

Lily menarik Sarah ke tempat lain tatkala gadis itu telah tiba di kelas. Ia membawa Sarah ke lorong samping kelas.

"Sarah kumohon maafkan aku. Jangan acuhkan aku, aku benar-benar menyesal. Tindakanku tadi sangat kekanak-kanakan. Tapi kumohon maafkan aku, kumohon ... jangan biarkan aku sendirian ...." tatapan Lily terlihat putus asa. Dan Sarah tidak menyukainya.

Hal itu mengingatkan Sarah akan kenangan buruk. Sekesal-kesalnya Sarah pada Lily ia tidak bisa membiarkan Lily seperti ini. Di masa lalu Lily sudah banyak menderita menggantikan dirinya. Dan sebenarnya walaupun enggan mengakuinya Sarah juga mempunyai andil membuat Lily bertingkah seperti itu.

Sarah membelai rambut Lily. "Ya Lily, aku memaafkanmu. Sekarang cepat hapus air matamu. Jika kau membiarkannya lebih lama lagi matamu akan bengkak."

Lily mengangguk, memeluk Sarah dengan senyum cerahnya. Suara tidak asing mengejutkan mereka berdua.

"Sebaiknya kalian masuk ke kelas anak-anak." Sarah tahu suara siapa ini.

Sarah dan Lily mengalihkan pandangan ke arah si pemilik suara.

"Mr. Merlin ...." ucap Sarah.

"Pria mesum ...." panggil Lily berbarengan dengan Sarah. Mereka berdua sontak saling memandang satu sama lain. Mereka mempunyai pertanyaan mengapa memanggil Merlin demikian.

"Pria mesum? Apa yang dia lakukan padamu?" tanya Sarah dengan mata membelalak.

Lily tidak kalah bingung, "Mr. Merlin? Kau mengenalnya?"

Mereka berdua terus berdebat, memberikan pertanyaan dan pernyataan pada waktu yang sama. Mereka terlalu sibuk hingga tidak mengganggap keberadaan Merlin di sana. Merlin berdeham agar kedua gadis itu memperhatikannya.

"Murid-muridku yang manis sepertinya kalian sibuk sekali," Merlin menatap Lily dan Sarah secara bergantian. Ia tersenyum senang saat sudah mengetahui jawaban pertanyaannya. "Miss Sarah Azalea, aku sudah tahu mengapa bukan kaulah orang yang kucari. Karena gadis inilah jawabannya, Miss Unknown." Merlin meraih tangan kanan Lily dan mengecup punggung tangannya. Kecupan yang ringan dan selembut beludu. Memberikan semacam arus listrik pada tubuh Lily.

Pieces of Heart [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang