Part 13 : Reunited

1.8K 72 1
                                    

Halo-halo..
Dear readers,
Bagi yang membaca part 12 sebelum direvisi mohon maaf.. Part tersebut harus direvisi agar ceritanya menjadi semakin jelas. Bagi yang penasaran dengan editannya mari dibaca xD

Sincerely,

Nina

---**---

"Aku pergi dulu, tolong jaga kantor untukku," ucap seorang pria, ia mengambil kopernya, kemudian berjalan menuju ambang pintu.

Sarah membungkuk pelan, mengantarkan kepergian bosnya ke Inggris. Dia bilang akan berada di sana untuk tiga tahun ke depan, meninggalkan Sarah yang baru bekerja di firma hukum ini tak lebih dari dua bulan yang lalu. Bosnya itu tidak menceritakan untuk urusan apa ia ke Inggris, tapi samar-samar Sarah tahu alasannya. Bosnya, Iwan Saputra pergi ke Inggris untuk menemui istrinya. Tampaknya hubungan mereka tidak disetujui karena sang istri berasal dari keluarga bangsawan.

Sarah sudah lelah berurusan dengan dunia seperti itu. Lagipula ia memang tidak boleh lagi terlibat di dalamnya, ia terikat ikrar yang dibuatnya kepada ayah Merlin. Syarat agar Lily dan Merlin dapat bersatu. Walaupun untuk sesaat ia melanggar ikrarnya.

Ya, saat ia menemui William dan menghabiskan sebulan penuh kebohongan yang sangat ia nikmati. Bahkan jika hal yang itu terulang kembali ia akan mengambil keputusan yang sama. Sarah bertanya-tanya bagaimana keadaan William saat ini? Apakah William telah melupakan dirinya? Atau ... akankah hal yang ia khawatirkan mengenai William sebenarnya hanya kecemasan yang tidak beralasan semata? Sarah harap demikian.

Sial. Lalu firasat sialan macam apa yang selalu ia rasakan akhir-akhir ini? Apakah terjadi sesuatu pada Lily? Apakah Merlin keparat itu melakukan sesuatu pada saudari kembarnya? Jika iya maka pria itu akan menerima ganjaran yang setimpal saat Sarah mengetahuinya.

Sarah mengelus perutnya. Menenangkan sang janin yang ikut gelisah. "Maafkan ibu, Nak ... ayo kita pulang."

Ia segera merapikan meja kerjanya, menyambar ponselnya dan segera bergegas keluar kantor. Sebelumnya tak lupa ia kunci terlebih dahulu. Sarah melihat jam tangannya, pukul 19.00 WIB, ia harus bergegas pulang ke rumah kecilnya.

---**---

Ketika malam semakin larut hujan lebat yang lebih menyerupai badai datang. Sarah merapatkan dirinya ke perapian dengan percikan api yang menjilat-jilat. Ia mengulurkan kedua tangannya ke arah api, berusaha menghangatkan tubuhnya yang kedinginan.

Suara guntur bersahutan, beberapa berhasil membuat Sarah terkejut pada awalnya. Dalam keheningan hujan, firasat buruk yang ia rasakan semakin menjadi-jadi. Sarah mengetuk-ngetukkan jarinya pada pegangan kursi, keningnya mengerut bersamaan alisnya yang bertautan.

Suara ketukan pintu terdengar, memecah keheningan yang terjadi karena hujan. Sarah melirik jam dinding yang tergantung tepat di hadapannya, tengah malam dengan cuaca seperti ini siapa gerangan yang bertamu ke rumahnya. Lamunan Sarah buyar ketika suara ketukan tersebut semakin kencang.

Sarah bangkit dari kursinya, tak lupa mengenakan baju hangatnya. Ia memutar kenop pintu dan mendapati sosok seorang wanita yang menyerupai dirinya, namun wanita ia terlihat begitu pucat, basah kuyup diguyur hujan, dan putus asa.

"Ya Tuhan Lily!" Sarah terkejut bukan main, ia segera meraih tangan saudarinya dan membimbingnya masuk ke dalam rumah. "Apa yang kau lakukan disini? Apakah Merlin tahu? Kau tentu sadar tindakanmu ini sangat beresiko!" Walaupun Sarah menggerutu tapi ia tetap mengelap Lily yang basah kuyup dengan telaten. Lily yang masih membisu membuat Sarah semakin khawatir.

Pieces of Heart [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang