Part 12 : Awal Malapetaka

2.6K 76 0
                                    

Dear Readers yang membaca part ini sebelumnya mohon maaf sekali 🙇🙇🙇🙇🙇🙇

Dikarenakan stuck ide dan sesuatu yang kurang pas part ini di edit kembali..

Mohon maaf atas ketidaknyamanannya T^T

Nina

---**---

Seringai lebar menghiasi wajah si pria pemilik rambut berwarna pirang madu. Ia bisa tertawa di ruangan yang kacau balau. Barang-barang berserakan di lantai, tersingkir jauh dari tempat yang seharusnya. Beberapa tembikar kuno yang terpajang berubah menjadi serpihan kecil dan ikut berserakan.

Pintu terbuka, terdengar suara seseorang terkesiap. Siapapun yang melihat ruangan yang bak kapal pecah ini pasti bereaksi demikian. Dengan hati-hati ia berjalan melewati serpihan barang-barang. Menuju tuannya yang tengah tersenyum dalam kegelapan.

"Tuan ...." panggilnya takut-takut.

Mata pria itu berkilau seperti mata pisau. "Ya?"

"Ada--ada telepon untukmu," jawabnya terbata-bata.

"Sambungkan saja ke telepon di ruangan ini. Cepat."

Pelayan itu mengangguk, kemudian membungkuk pelan sebelum pergi dengan tergesa-gesa. Tak lama kemudian telepon di ruangannya berdering. Segera ia angkat gagang telepon tersebut.

"Halo? William disini."

"Halo tuan, persiapan sudah selesai."

"Bagus, tunggu instruksi selanjutnya dariku."

"Baik."

William menutup telepon. Ia menyandarkan punggungnya pada kursi kerjanya. Membayangkan rencana luar biasa yang tengah ia rancang. Rencana untuk mengambil apa yang seharusnya menjadi miliknya.

Ia mengatupkan jarinya, kemudian menutup kedua matanya.

Padahal selama ini ia sudah bersabar sebisanya, menahan diri dan tetap bersikap baik di hadapan orang-orang terutama Merlin. Padahal ia sangat membenci sepupunya itu, Merlin telah merenggut segalanya dari William. Seharunya William yang menjadi pewaris selanjutnya, tapi suatu hari mata Merlin berubah menjadi lebih pekat dan pada detik itu juga William kehilangan haknya karena suatu peraturan konyol yang menyatakan mata ungu paling pekatlah yang harus mewarisi kekayaan keluarga Laniana.

Selama ini William merencakan bagaimana menyingkirkan Merlin, dan sepupunya sama sekali tidak menyadari niatnya. Kadang William menertawai kebodohan Merlin. Tidak hanya warisan yang Merlin renggut darinya, ia juga merenggut gadis impian yang selama ini William cari-cari.

Sialnya kembaran Lily yaitu Sarah sepertinya menyadari sifatnya, William yakin itulah sebabnya Sarah menipu dirinya. Dan tololnya William tidak menyadari hal tersebut. Dan sekarang ia justru jatuh cinta pada penipu kecil tersebut. Parahnya lagi Sarah pergi meninggalkan dirinya setelah apa yang mereka lakukan selama sebulan ini.

Kau pikir William akan diam saja melihat rencananya berantakan? Tidak. Ia sudah menyusun sebuah rencana. Justru sekarang ia tidak perlu memikirkan apa yang terjadi pada Lily karena yang dicintainya saat ini adalah Sarah. Sarah yang kabur darinya.

Merlin bisa menikmati saat-saat bahagianya ini, tapi tak lama lagi semuanya akan berakhir. Ia tidak sabar melihat kehancuran sepupunya.

"Nikmati waktumu selagi bisa Merlin, tidak lama lagi aku akan mengambil apa yang harusnya menjadi milikku sejak lama," gumam William dalam kegelapan. gelas pecah terdengar nyaring. Gelas kaca dengan bentuk yang dulu sangat cantik kini berubah menjadi kepingan-kepingan kecil yang berserakan di lantai.

Pieces of Heart [COMPLETED]Where stories live. Discover now