11. Rencana Jahat Pt. 2

11.3K 802 5
                                    

Hampir semalaman Pangeran Aoxiang tidak bisa tidur, apalagi mengingat bagaimana dirinya sekarang berada diruang kerja pribadinya, duduk ditepian jendela menatap kearah atas langit dimana bulan sabit bersinar dengan terang ditengah-tengah latar belakang yang hitam semua dan bertebaran bintang-bintang yang indah. Teh di atas meja hampir saja habis diseduhnya sepanjang malam itu,

 Teh di atas meja hampir saja habis diseduhnya sepanjang malam itu,

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

[Cr. Owner Picture]

"Apa yang kau pikirkan Aoxiang? Gadis bisu itu? Hah, mungkin. Tapi kenapa?", Ujar pria itu tidak mengerti.

Debaran dihatinya tidak berhenti, apalagi ketika menatap kearah langit dimana bulan bersinar dengan cahaya yang indah membuatnya terbayang wajah cantik 'istri' yang tidak dicintainya itu. Beberapa kali pria itu mengelengkan kepala hanya demi menyadarkan diri dari pembayangan yang baginya aneh itu,

"Sadarlah Aoxiang!! Kau tidak boleh terlalu termakan wajah cantik itu, dibaliknya pasti ada niat jahat...", Tukas Pangeran Aoxiang pada dirinya sendiri sambil menepuk-nepuk ringan kedua sisi pipinya dengan tangan demi menyadarkan diri dari pembayangan itu sendiri.

***

Pagi telah tiba, semua orang sibuk menyiapkan pesta penyambutan saudara Kaisar Wei Cheng yaitu Kaisar Wei Chun dari kerajaan Tian Feng yang akan datang berkunjung pagi itu. Para dayang bolak-balik membersihkan seluruh sudut istana, beberapa diantaranya harus sibuk mendandani anggota kerajaan.


Pangeran Aoxiang muncul didalam kamarnya setelah selesai mandi, dengan bantuan dayang memakai hanfu kebesaran pangerannya yang mewah. Sementara Yatou masih berada dikamar mandi kerajaan, berendam dan termenung.

"Nona, Kita bisa terlambat untuk penyambutan Kaisar Wei Chun..", Tukas salah satu dayang yang membungkuk hormat ditepi kolam dimana Yatou tengah berendam saat ini. Gadis itu tersentak kaget mendengar suara dayang itu membuyarkan lamunannya,

"Ma-maaf Nona, Saya tidak bermaksud..", Ujar dayang itu lagi semakin membungkuk dengan wajah memucat. Yatou hanya melambaikan tangannya memberikan tanda bahwa dia tidak mempermasalahkan hal itu, karna ini bukan salah dayang itu jika Yatou terus saja melamun hingga tentu saja akan timbul rasa khawatir kalau-kalau Yatou akan terlambat menghadiri acara penyambutan Kaisar Wei Chun,

"Mari kembali kekamar Nona..", Ujar Dayang itu lagi menyingkirkan badannya dari hadapan Yatou yang kini hanya dililitkan hanfu putih polos yang sedikit basah karna air yang masih menempel pada permukaan kulitnya.

Yatou mengangguk, berjalan melalui dayang itu dan terus berjalan meninggalkan ruang kamar mandi kerajaan dan bergegas kembali kekamarnya, tidak sadar jika ternyata 'suaminya' masih berada didalam sana. Dengam hati-hati Yatou membuka ikatan pada hanfu basah yang dikenakannya, melorotkannya turun dari tubuh putih dan mulusnya hingga jatuh menyentuh permukaan lantai.

Para dayang yang berdiri dibelakang Yatou tersentak kaget namun tidak bisa mengeluarkan suara karna seseorang memberi mereka perintah untuk tidak bersuara, meminta mereka semua keluar tanpa bersuara sedikitpun hingga gadis yang kini tengah telanjang itu tidak sadar jika seseorang itu berdiri tepat dibelakangnya.

Ah! Aku harus cepat berpakaian atau Pangeran Aoxiang akan marah karna aku kelamaan..

Gumam Yatou dalam hati dan bermaksud untuk berbalik, untuk mengambil hanfu yang akan dikenakannya hari ini yang telah dipilih oleh para dayang untuknya. 

Bruk!

Kepalanya terantuk sesuatu yang keras namun jelas bukan benda, ketika mendongakkan kepala betapa terkejutnya dirinya mendapati Pangeran Aoxiang tengah berdiri dihadapannya dengan tatapan tajam dan dingin. "Pangeran?? A-apa yang Anda lakukan disini??", Isyarat Yatou sembari memundurkan dirinya beberapa langkah namun anehnya Pangeran Aoxiang justru mengikuti langkahnya dan semakin mendekat kearahnya.

Duk..

Buntu, Punggung Yatou yang tidak tertutupi kain sehelaipun harus bersentuhan dengan dinginnya tembok dibelakangnya. Sementara Pangeran Aoxiang sudah semakin dekat padanya, mungkin sekitar beberapa senti lagi Yatou akan dapat mendengar suara detakkan jantung Pangeran Aoxiang yang tidak beraturan sejak tadi.

"Kau terlihat takut? Apa aku terlihat seperti monster? Aku akan memakanmu?", Tukas Pangeran Aoxiang bertubi-tubi bertanya dengan pertanyaan retoris. Senyuman sinis tersungging ditepian bibirnya yang sedikit terangkat sebelah, kedua tangannya mengunci jalan keluar Yatou baik disamping kiri maupun samping kanan. Wajah keduanya hanya berjarak satu jengkal tangan saja,

Salah satu tangan Pangeran meraih untaian rambut Yatou yang terurai, mendekatkannya pada hidung mancungnya dan menghirup aroma bunga mawar yang memang tadi direndam didalam kolam rendaman tempat Yatou barusan mandi dan sekarang menempel dirambut Yatou begitu juga seluruh tubuh gadis itu.

"Maaf Pangeran, Sebentar lagi Kaisar Wei Chun akan tiba. Yang Mulia Wei Cheng meminta semua orang berkumpul di aula utama..", Tukas Kasim Yun dari balik pintu tidak berani masuk karna tau jika itu adalah sebuah kesalahan yang fatal untuk dilakukan olehnya.

Pangeran Aoxiang menjatuhkan pegangannya pada rambut indah Yatou, mendengus kesal tanpa sebab. "Pakai pakaianmu! Kita akan terlambat..", Pekik pria itu melemparkan hanfu yang berada dinampan kayu yang diletakkan diatas meja oleh para dayang kearah Yatou yang masih terlihat mematung ditempatnya berdiri.

Pria itu meriah jubahnya yang berada ditepian ranjang, sesekali melirik kearah Yatou yang berjongkok untuk meraih hanfu yang tadi dilemparnya. Namun dengan segera pria itu memalingkan wajah menyadari dirinya menatap tubuh gadis itu yang tengah telanjang tanpa sehelai kainpun menutupinya, Pangeran tidak bisa berbohong jika soal nafsunya.

Bohong besar jika Pangeran Aoxiang tidak menelan ludahnya melihat lekukan tubuh Yatou yang begitu mengoda, kulit putih dan mulusnya tidak terelakkan, rambut hitamnya yang terurai indah dengan ujung yang sedikit basah karna air berjatuhan meneteskan air dipermukaan kulisnya.

"Sudah selesai? Cepatlah! Kau lambat sekali, Kita bisa terlambat..", Ketus Pangeran Aoxiang berusaha mengontrol nafsunya yang mungkin sebentar lagi akan meledak. Bahkan dirinya harus menahan rasa malu tatkala melihat kejantanannya menegang dibalik hanfunya yang panjang,

Sial! Apa yang salah denganmu Aoxiang?! Kau gila? Bagaimana bisa kau terangsang oleh gadis bisu? Sial! Sial! Sial! Tenangkan pikiranmu..

Racau Pangeran Aoxiang dalam hati, sembari mengigit tepi bawah bibirnya, menutup mata sekejap dan merintih dalam hati dan pikirannya. "Saya sudah selesai Pangeran..", Isyarat Yatou selesai berpakaian dan berdiri didekat Pangeran Aoxiang yang menatapinya terus.

"Sudah?", Tanya Pangeran dingin sambil memalingkan padangannya menatap lurus kedepannya. Gadis itu hanya mengangguk, tanda dia sudah selesai dan tentu saja hal itu menjadi suatu kelegaan bagi Pangeran Aoxiang karna dia tidak harus melihat tubuh telanjang gadis itu lagi saat ini jika tidak mungkin dirinya akan berakhir diatas ranjang bersama seorang gadis bisu.

"Baiklah, Ayo pergi..", Ajak Pangeran Aoxiang entah kenapa menjulurkan tangannya kearah Yatou yang menatapnya binggung. Tapi pria itu tidak mau menarik kembali tangannya, baginya sudah terlanjur malu untuk menarik kembali tangannya. Justru kini dia semakin menjulurkan tangannya,  hingga gadis itu mau menerima ulurannya.

Dengan ditemani para dayang dan Kasim Yun, Pangeran Aoxiang dan juga Yatou bergegas menuju ke aula utama. Dimana Kaisar Wei Cheng, Permaisuri Lian dan Pangeran Hanxiang telah duduk ditempatnya masing-masing dengan ekspresi yang berbeda-beda, jika Kaisar Wei Cheng terlihat senang dan ceria maka lain halnya dengan Pangeran Hanxiang maupun Permaisuri Lian.

Jika sang Ibu menatap kedua suami istri itu sinis maka Pangeran Hanxiang menatap mereka dengan tatapan cemburu, marah dan kesal.

Tbc.

[COMPLETE] Voice Of Your HeartWhere stories live. Discover now