28. Siasat

7.9K 583 39
                                    

Sudah beberapa hari ini Putri Xue tidak melihat Pangeran Hanxiang sejak malam terakhir ketika mereka masih berdua saja di dalam kamar sambil memakan ikan bakar yang disukai gadis itu dan merupakan buatan Pangeran Hanxiang, jikapun bertemu pria itu akan berbalik atau memutar arah jalannya demi menghindari Putri Xue.

'Hanxiang...hanxiang..'

Putri Xue bergumam sendiri didalam kamarnya, duduk dikursi dengan meja sebagai tempatnya untuk menyanggakan tangannya dan meletakkan cangkir teh juga teko. "Putri, apa anda merindukan Pangeran Hanxiang?", Seorang dayang memberanikan diri bertanya dengan senyuman hangat terlukis diwajahnya.

Putri Xue menatap dayang itu diam, "Ma-maafkan kelancangan saya, Putri. Mohon ampuni hamba..", Ujar dayang itu secepatnya melihat putri xue hanya diam dan menatapnya saja sejak dari tadi.

Hanxiang? Apa aku merindukannya? Benarkah begitu?

"Kenapa kau berlutut? Bangunlah, aku tidak marah...", Putri Xue mempersilahkan dayang itu bangun ketika melihatnya berlutut memohon ampun karna telah lancang padanya. "Siapa namamu?", Putri Xue bertanya pada dayang itu yang masih dengan kepala yang tertunduk lalu menjawab, "Baoyue, Putri..", Putri Xue mengangguk-angguk. 

"Apa kau terlihat seperti merindukan Pangeran Hanxiang, Baoyue?", Tanyanya pada Baoyue si dayang yang telah lancang dimana tadi sempat berlutut meminta pengampunan dari putri Xue yang memang tidak punya niat menghukumnya. Baoyue gelisah, "Sa-saya hanya mengada-ada putri, maafkan saya..", jawabnya yang langsung mendapat tatapan binggung dari putri xue.

"Mengada-ada?", Putri Xue bertanya heran dan dijawab dengan anggukan pelan dari Baoyue yang tertunduk.

Benar, mungkin kau hanya mengada-ada saja. Xue, kau tidak boleh berharap..

Tapi memangnya kenapa? Pangeran Hanxiang bukan milik siapa-siapa, dia belum beristri maksudku aku adalah calon istrinya. Jadi tidak masalah bukan jika aku merindukannya?

Ya, Xue. Kau boleh, kau boleh merindukannya..

"Baoyue, aku ingin jalan-jalan sebentar..", Ujar Putri Xue beranjak bangun dari duduknya dan berjalan dengan anggun dimana kedua tangannya diletakkan diatas rok hanfunya.

Aroma harum dari tubuh Putri Xue dapat menyihir siapapun yang dilewati maupun melewatinya terhenti sejenak hanya untuk melirik gadis cantik itu, bahkan terlihat burung-burung dipohon berkicau sambil berbaris di dahan pohon bagai menyambut gadis itu lewat. 

"Pangeran, menurut anda apa lentera ini akan cocok untuk menghias lorong-lorong ketika acara pernikahan anda?", Terlihat sosok pria paruh baya dengan pakaian sederhana namun bukanlah seorang dayang biasa melainkan kepala dayang yang bertugas mengontrol para dayang serta pekerja diistana Han ini, disampingnya sosok Pangeran Hanxiang berdiri mengamati lentera ditangan kepala dayang dengan seksama.

"Ya, kurasa ini akan cocok. Pakai saja ini..", Ujar Pangeran Hanxiang dengan suara khasnya dengan mata yang menoleh kearah datangnya Putri Xue yang entah kenapa justru memalingkan wajah ketika tatapan mereka bertemu satu sama lain bahkan gadis itu berbelok seolah sedang menghindari dirinya atau hanya perasaannya saja.

Apa yang kau pikirkan Hanxiang? Lalu kenapa jika dia menghindarimu? Memangnya ada untungnya untukmu? Dia kan sendiri sudah bilang tidak ingin membantumu lagi, untuk apa kau peduli padanya...

"Pangeran?", Kepala dayang membuyarkan lamunan Pangeran Hanxiang yang sesekali menoleh kearah langkah kaki putri Xue berpijak kini melewati lorong dibelakangnya dan sampai di taman bunga istana.

"Paman Ma, terserah paman saja. Aku ada urusan penting..", Ujar Pangeran Hanxiang mengoperkan barang-barang ditangannya pada kepala dayang Ma yang terlihat kewalahan hingga beberapa barang terlihat jatuh ke lantai sementara Pangeran Hanxiang justru berjalan menuju ke belakang semak-semak disamping lorong dengan pandangan di depannya sendiri adalah taman bunga istana.

[COMPLETE] Voice Of Your HeartWhere stories live. Discover now