CHAPTER 2

1.5K 206 11
                                    

Jadwal hari ini padat seperti biasa. Anggota Bangtan baru saja menghadiri acara fanmeeting di Seocho. Mereka memasuki van dan menghela nafas lelah. Jam menunjukkan pukul 2 siang dan mereka harus menghadiri sebuah acara musik untuk tampil disana. Mereka begitu lelah dan berharap waktu segera berlalu dan mereka dapat kembali ke asrama mereka untuk istirahat.

Taehyung melempar pandangannya keluar mobil melihat fans yang sudah berkumpul di sepanjang jalan depan gedung tempat mereka melakukan syuting tersebut. Beberapa spanduk besar nama mereka terangkat ke udara. Sejenak ketika melihat para Army berteriak semangat seperti itu membuat rasa lelah para member Bangtan menghilang entah mengapa. Seperti Army telah mengisi penuh tenaga mereka kembali. Pintu van terbuka dan sorakan yang lebih meriah menyambut mereka. Beberapa blitz kamera mengenai mereka.

Beberapa penggemar yang mengabadikan seluruh momen mereka mengangkat kamera tinggi-tinggi demi mendapat foto sempurna para member Bangtan. Anggota bangtan tersenyum, menyapa, dan melambaikan tangan sebelum akhirnya masuk ke dalam gedung.

Seluruh kegiatan mereka akhirnya selesai jam 9 malam

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Seluruh kegiatan mereka akhirnya selesai jam 9 malam. Padahal biasanya kegiatan mereka akan sampai jam 10 atau 11. Beruntung akhirnya mereka bisa pulang lebih awal. Yoongi merebahkan dirinya pada sofa di ruang tengah menatap layar hitam televisi besar yang mati. Sedang Jimin ikut merebahkan diri di sisi Yoongi. Namjoon telah masuk ke dalam kamar mandi sedangkan Jin dan Jungkook telah masuk ke dalam kamar.

Taehyung sendiri tengah pergi berjalan-jalan di luar menuju mini market yang berada tak jauh dari asrama mereka. Ya, saat di mobil tadi mereka memutuskan untuk memasak ramnyeon saat kembali di asrama nanti. Karena persediaan di lemari telah habis mereka memutuskan siapa yang akan membeli ramnyeon tersebut dan diputuskannya Taehyunglah yang pergi karena ia kalah.

Pemuda berambut silver itu berjalan pelan menyusuri jalanan malam yang sepi. Bersenandung pelan sambil memasang salah satu earphone ke telinga memutar lagu baru mereka yang berhasil merajai chart di korea dan bahkan baru-baru ini masuk dalam Hot 100 billboard. Sungguh prestasi yang membanggakan.

Mini market di pertigaan jalan terlihat sepi. Ia dapat melihat penjaga kasir yang tengah bermain handphone dan meletakkan kepalanya di meja kasir menahan kantuk. Ia tersenyum. Perjuangan hidup setiap orang memang rumit. Itulah yang dialaminya saat akan debut dulu. Bagaimana ia berjuang dan berlatih keras akan dancenya yang awalnya buruk menjadi semakin baik. Berjuang mati-matian dengan harapan bisa segera debut.

Ia membuang tatapannya pada jalanan beraspal dan tersenyum tipis. Perjuangan yang tak pernah ada habisnya. Meskipun Bangtan memang sedang berada di puncak tentu tidak membuat perjuangan mereka berakhir. Mereka masih terus berusaha mencapai segalanya tanpa batas. Ia ingat perkataan Namjoon bahwa mendaki gunung itu sangatlah susah sedang menuruninya sangatlah mudah.

Lagu yang ia putar telah berganti memutarkan lagu kesukaan Jungkook yang baru-baru ini bocah tersebut rekomendasikan. Lagu barat Troye sivan- There for you mengalun dalam telingannya. Taehyung telah mencapai pintu mni market dan membukanya. Tersenyum tipis mendapat anggukan dari gadis pejaga kasir yang terlihat kelelahan.

Ia menyusuri beberapa rak. Membeli beberapa bir dan ramnyeon. Kemudian memasukkan ke dalam keranjang kuning kecil di tangannya. Ia berjalan lagi mencari beberapa snack. Taehyung juga membeli semangkuk eskrim untuk persediaannya di kulkas yang sudah habis. Setelah merasa cukup akan belanjaannya ia menaruhnya di kasir. Gadis itu tersenyum tipis dan segera mentotal belanjaan tersebut.

Ia melihat buku yang terbuka di meja kasir. Buku latihan untuk ujian masuk universitas. "Kapan ujiannya?" tanya Taehyung. Pemuda itu mengenali gadis tersebut. Mereka berdua sudah cukup mengenal baik satu sama lain. "Minggu depan."

"Kau pasti bisa. Kudoakan semoga berhasil."

"Terimakasih Taehyung-ssi. Kudoakan juga supaya Bangtan semakin sukses." Ujarnya. Mereka saling tertawa. Setelah memasukkan seluruh belanjaan Taehyung ke dalam plastik, Taehyung mengeluarkan satu kaleng soda dan meninggalkannya di meja kasir. Tersenyum menatap gadis tersebut. "Untukmu."

Taehyung berjalan pelan menenteng belanjaannya dan kembali bersenandung. Ia telah membuka salah satu eskrim dan memakannya. Pikirannya telah melayang kemana-mana. Memikirkan tentang turnya yang akan ia lakukan sebentar lagi. Jadwal lainnya yang begitu menakjubkan karena Bang PD nim baru saja memberitahu mereka bahwa sebuah acara penghargaan amerika tengah mengundang Bangtan untuk tampil disana. Tentu saja itu memberi rasa bangga dan senang di hati para member Bangtan.

Terlebih lagi memikirkan perjuangan Army. Bangtan bisa sejauh ini juga karena perjuangan penggemar mereka. Itulah mengapa ia sangat menyayangi Army. Dan baginya ia hanya membutuhkan Army dan bangtan. Itu saja.

Taehyung baru saja menyelesaikan setengah es krimnya ketika di belokan jalan ia bertabrakan dengan seorang gadis. Es krim di genggamannya terjatuh dan gadis itu memekik tertahan. Ia menatap es krinya yang terjatuh di lantai sementara gadis itu sudah membungkuk meminta maaf.

"Ah tak masalah ak.." katanya terputus ketika ia mendongakkan kepala dan menatap gadis di depannya. "Kim Yoojung?"

Gadis tersebut mengerutkan kening. "Kau mengenalku?"

Tentu saja Taehyung mengenalnya. Ia mengingat baik setiap inci gadis tersebut. Gadis yang beberapa tahun lalu datang ke asrama Bangtan dengan luka di sekujur tubuhnya. Namun melihat gadis ini, sepertinya ia sudah baik-baik saja. "Nuguseyo?" tanya gadis itu lagi.

Seakan membatu pikiran Taehyung mengelana kemana-mana. Ia memandangi dari atas hingga bawah perubahan gadis tersebut. "Kau tak mengingatku?" tanya Taehyung menepuk dadanya pelan.

"Maaf. Ini pertama kali aku bertemu denganmu." ucap gadis itu. Taehyung mengangguk-angguk sepertinya gadis ini memang tak mengingatnya apalagi melihat gadis itu seperinya juga tak mengenalnya sebagai V – Bangtan Seonyeondan.

"Ah, maafkan aku. Aku sungguh menyesal. Akan kuganti es krimnya. Tung.."

"Tak usah!" jawab Taehyung cepat. Ia tersenyum dan menahan lengan gadis tersebut.

"Yoojung-a!" panggil seseorang tiba-tiba. Gadis itu mendadak bergetar sebentar dan melepaskan pegangan Taehyung pada lengannya dengan kasar. Taehyung menoleh ke belakang mencari asal suara tersebut. Seorang laki-laki dengan jaket berwarna hitam berdiri disana. Tampak lebih tua dari Taehyung. Pria itu memandangnya tajam. Lantas kemudian gadis itu berlari kecil mendekati pria tersebut.

 Lantas kemudian gadis itu berlari kecil mendekati pria tersebut

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Siapa dia?"

"Tidak. Bukan siapa-siapa. Aku tadi menabraknya dan menjatuhkan es krimnya." Jawab gadis tersebut. Pria itu terlihat menatap es krimnya yang jatuh di jalam. Mengangguk kecil lantas merangkul leher gadis itu. "Ayo kita pulang!" ujarnya.

Taehyung memiringkan kepalanya dan mengernyitkan kening. Irisnya menangkap tangan gadis itu yang mengepal memegang erat ujung bajunya. Terasa aneh dan seperti ada sesuatu yang janggal. Terlebih lagi, apakah gadis itu benar-benar tak mengingatnya?




[]

Crystal Snow ✔ Where stories live. Discover now