CHAPTER 24

657 93 7
                                    


Masa lalu adalah satu-satunya hal yang sangat Yoojung harapkan agar dapat mengingat semuanya. Meski ia selalu mengiyakan Dongha agar tak pernah berusaha mengingat masa lalu, bagaimanapun juga ia selalu ingin mengingatnya.

Yoojung tak pernah mengira bahwa masa lalunya adalah suatu hal yang buruk dan kini ia paham mengapa Dongha selalu melarangnya untuk mengingat. Ia pikir ia tak akan pernah mendapatkan kembali ingatannya. Namun kini, ia semakin tak mengerti akan keinginan Dongha. Bukankah kakaknya itu yang selalu menjauhkan masa lalu darinya, dan sekarang mengapa ia malah membuat Yoojung mengingat semuanya?

Membawa Yoojung ke ruang bawah tanah yang selalu Dongha sembunyikan darinya adalah suatu hal yang dapat dengan mudah menarik seluruh ingatannya kembali. Dari sekian tempat terburuk yang pernah Yoojung datangi, tempat inilah yang paling mengerikan. Tempat dimana ia mendapat suatu keputus asaan dan tak bisa dihindarinya.

Ada satu tempat lagi yang menyimpan kenangan buruknya. Suatu tempat yang Yoojung tak yakin apakah masih ada sekarang. Sebuah tepat yang menyimpan seluruh kenangan masa kecilnya.

Rumahnya.

Bukan. Bukan rumah yang sekarang ia tinggali. Itu adalah sebuah tepat yang menyimpan banyak kenangan indah dan sekaligus tempat bermula seluruh penderitaan yang harus ia hadapi.

Yoojung meringkuk di atas ranjang. Malam semakin larut dan ia benar-benar tak bisa tidur. Dongha telah menenangkannya sepanjang sore tadi. Lelaki itu memang mengerikan, seorang psiko, kakak yang terlalu terobsesi kepadanya, dan apapun sebutan mengerikan itu. Atau mungkin kalian bisa menyebutnya seekor monster. Iblis, jika mungkin itu bisa menjadi gambaran sosok Dongha di mata kalian.

Namun tidak bagi Yoojung. Seberapa buruk kakaknya, Dongha tetaplah kakaknya. Sosok lelaki yang telah berkali-kali menyelamatkan hidupnya. Dan sosok yang telah menjadi kesalahan di masa lalunya. Ia tak bisa menyalahkan Dongha, karena semua itu bermula pada dirinya.

Jika kau bertanya, mengapa Yoojung masih tetap bertahan setelah semua yang ia alami, atau mengapa gadis itu tak pernah mencoba untuk mengakhiri hidupnya? Jawabannya mudah. Sosok ibunya yang kini Yoojung yakini berada di tempat yang lebih baik, wanita yang selalu tersenyum dan memeluknya itu berpesan padanya di detik-detik terakhir hidupnya.

"Kau adalah putri mama yang sangat kuat. Bertahanlah, Yoo. Bertahanlah meski dunia tak memberimu keadilan. Meski seseorang terus menyakitimu, berjanjilah, kau tak akan menyakiti dirimu sendiri. Mama yakin, kau akan bertemu seseorang yang dapat membuatmu merasa bahagia dan melupakan semua penderitaanmu ketika berada di sisinya."

Diantara kepulan asap dan pecahan kaca mobil, Yoojung yang saat itu berumur 17 tahun, dapat melihat dengan samar wajah ibunya. Wajah yang terlihat penuh luka dan terus mencoba bertahan untuk menatapnya dengan senyum di wajahnya. "Berjanjilah pada mama, Yoo."

Mobil yang ia tumpangi bersama ayah dan ibunya baru saja bertabrakan dan berguling. Tubuhnya terasa amat sakit dan perlahan mulai mati rasa. Ia tak lagi mendengar suara ayahnya di balik kemudi mobil yang terbalik.

Yoojung menatap ibunya dengan wajah sayup. Lantas mengangguk pelan sebelum akhirnya ia merasakan seluruh dunianya menjadi gelap.

 Lantas mengangguk pelan sebelum akhirnya ia merasakan seluruh dunianya menjadi gelap

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Yoojung terbangun dan mendapati dirinya berada pada sebuah ruangan berwarna putih. Ini adalah sebuah ruangan di rumah sakit. Mendadak ia merasakan nyeri di seluruh tubuhnya. Hingga tiba-tiba seorang pria dengan setelan jas dan pita berwarna putih di lengannya khas pakaian orang berduka, mendatanginya.

Yoojung berusaha berbicara. Meski kesusahan ia membuka mulutnya.

"Paman Kim, kenapa disini? Mama-papa dimana?"

Kim Kyunjoon, teman ayahnya menatap Yoojung dengan senyum lembut sambil mengusap lembut rambut Yoojung. Syukurlah Yoojung tak terluka parah. Polisi bilang bahwa Yoojung selamat karena ibunya memeluknya menjadikan dirinya sebagai tameng untuk melindungi Yoojung. Yejin selalu seperti itu. Ya, Han Yejin, ibu Yoojung. Kyunjoon tahu benar wanita itu memiliki banyak kasih untuk orang-orang yang dicintainya. Tak peduli mengorbankan nyawanya atau bahkan tersakiti, semua demi orang yang disayanginya.

Sedangkan itu di belakang Paman Kim, ia dapat melihat Dongha menatapnya dengan ekspresi yang sulit diartikan.

"Yoojung-a, Han Yoojung." Ucap Paman Kim pelan. Masih mengusap rambutnya. "Ah, tidak. Yoojung-a, mulai sekarang kau akan tinggal bersama paman. Ah, bukan. Panggil paman, ayah. Namamu sekarang adalah Kim Yoojung."










TBC.

Crystal Snow ✔ Where stories live. Discover now