CHAPTER 11

782 122 8
                                    

"Jadi bagaimana bisa Yoojung punya kakak? Setahuku, ia adalah anak tunggal." Tanya Taehyung. Saat ini mereka sudah berada di sebuah restoran bulgogi tempat yang dulu sering mereka kunjungi saat SMA. Masakan disini selalu nikmat.

"Aku juga baru tahu kemarin." Minjae menuangkan soju ke dalam gelas kecil miliknya dan milik Taehyung. Mereka mengangkat kedua gelas bersamaan dan bersulang, lantas meminumnya sekali tegukan.

"Jadi..." Minjae melanjutkan.

Satu hari yang lalu...

Minjae baru saja selesai akan kelas sorenya ketika seseorang menepuk pundaknya. Ia tengah duduk di halte menunggu bis datang. Tepukan pelan di pundaknya membuatnya melepaskan earphone di telinganya dan menatap sosok pria berjas hitam. Minjae berdiri dan menunduk memberi hormat.

"Nuguseyo?" tanyanya sopan. Pria bermata sipit itu tersenyum tipis. Lantas sejurus kemudian mengeluarkan sesuatu dalam jasnya. Itu adalah jepit rambut pita yang hari sebelumnya Minjae berikan kepada Yoojung melalui perantara Sohyun. Minjae terperangah sebentar dan menerima uluran jepit itu.

"Tapi kenapa bisa..."

"Aku kakaknya Yoojung. Kudengar ini darimu. Jadi, aku mengembalikannya. Kuharap kau tak memberikan sesuatu lagi kepada adikku." Ucapnya ramah. Meskipun sebenarnya bagi Minjae itu terdengar seperti sebuah peringatan. Entahlah.

"Ah, maafkan aku."

"Tak masalah. Emh, kau mau pulang?"

"Ya, aku sedang menunggu bis."

"Mau ku antar?" tawar Dongha. Sontak Minjae langsung menolak sambil melirik sekilas sebuah mobil mewah yang terparkir di hadapannya. Dongha mengangguk pelan. "Baiklah. Aku pergi dulu."

Begitulah...

Minjae menuangkan lagi soju ke dalam gelas dan meminumnya habis. "Maka dari itu, setahuku Yoojung juga anak tunggal. Sejak kapan dia punya kakak?"

Taehyung mengangguk-angguk. Pikirannya berkelana. Ia ingat betul gosip-gosip yang beredar di kalangan gadis di SMA dulu mengenai Yoojung. Tentang gadis pendiam putri tunggal Yoonsang Group, atau pewaris Yoonsang group yang sombong, dan tentang kematian kedua orang tua Yoojung.

Selebihnya Taehyung tak tahu. Setelah lulus pun akhirnya Yoojung benar-benar menghilang. Ah, lebih tepatnya Taehyung yang tenggelam dalam kesibukannya.

"Kau tahu, kan, bukannya kedua orang tua Yoojung sudah meninggal, lalu bagaimana kehidupannya?"

"Mana kutahu. Tak ada satupun teman kita yang tahu. Yang kutahu pasti perusahaan kedua orang tuanya sudah lama bangkrut. Bahkan para penggosip hanya menyebarkan rumor murahan tak mendasar yang mengatakan ia menjual diri.. Akhh!"

Perkataan Minjae terputus lantaran Taehyung yang mendadak memukul kepalanya dengan sendok. Ia mendesis sebal hendak membalas perbuatan Taehyung. Namun ia segera mengurungkannya. Tidak. Ia bukan anak kecil seperti dulu yang akan langsung membalas pukulan Taehyung dan berakhir kejar-kejaran di dalam kelas.

"Aku tak mau mendengar gosip murahan itu. Aku yakin Yoojung bukan gadis seperti itu." Ujar Taehyung. "Ah, ya, bagaimana bisa bangkrut?" Taehyung melanjutkan. Ia melupakan bulgoginya yang mulai mendingin. Mendengarkan informasi yang diketahui Minjae tentang gadis cinta pertamanya lebih penting.

"Entahlah. Tak ada berita tentang hal itu. Hei, kau pikir aku apa? Bagaimana aku tahu semua hal tentang gadis itu. Sudahlah, biarkan aku makan dengan tenang." Minjae mendesis dan menyantap bulgoginya kembali. "Oh, astaga kau membuatnya dingin!"

Sedangkan Taehyung sudah kembali lagi dalam lamunannya. Mengulang perkataan yang sama.

Yoojung tidak punya kakak. Tapi kenapa tiba-tiba punya?

***

Taehyung telah kembali ke tempat latihannya bersama anggota Bangtan 3 jam kemudian. Ia membuka pintu sedikit untuk mengintip siapa saja yang berada di ruangan. Tampak Hoseok sedang mengajari Namjoon dan Seokjin koreografi baru mereka. Sedangkan Jimin dan Jungkook menari bersama di sudut ruangan. Yang tak ada adalah Yoongi. Mungkin ia sedang berada di studionya.

Taehyung menghela nafas lega tak mendapati Sejin Hyung disana. Lantas membuka pintu lebar dan tersenyum lebar.

"Wah, kau datang juga Tae?" Sambut Namjoon sambil berkacak pinggang. Wajahnya nampak tak senang sedang Jimin terlihat menghendikkan bahu ketika Taehyung menatapnya.

"Hei, apakah tadi bulgogimu lezat? Ah, kudengar kau juga meminum soju. Menyenangkan sekali." Sindir Hoseok.

Sedangkan itu Taehyung kembali menatap Jimin dengan kening berkerut. Bagaimana mereka bisa tahu?

"Ah, laparnya! Hyung, harusnya kau membungkus kan untukku juga!" teriak Jungkook.

***

Sohyun berusaha menyamai langkah kaki Yoojung ketika gadis itu langsung melesat keluar dari kelas. Yoojung tampak sedang menghindarinya sejak kemarin. Padahal ia masih dirundung rasa penasaran akan lelaki yang menjemput Yoojung dua hari yang lalu. Namun Yoojung bungkam seperti sesuatu tengah disembunyikannya.

Okelah, Sohyun tak akan menanyakan hal tersebut lagi. Tapi kenapa Yoojung terus menghindarinya seolah dia adalah manusia yang memiliki penyakit menular di sekujur tubuhnya. Tak di kantin, juga di lorong kampus, Yoojung memacu jalannya cepat menghindarinya.

Hei, ia tak sedang ingin lomba jalan cepat dengan Yoojung.

"Ayolah, Yoo! Kau kenapa?" Sohyun merengek sambil mengamit erat lengan Yoojung. Meskipun telah berusaha melepaskan tangan Sohyun dari lengannya, nampaknya kekuatan Sohyun lebih besar darinya. "Apakah karena aku membantu Minjae berhubungan denganmu? huh?"

Yoojung berhenti mendadak.

"Bukan." Jawabnya cepat.

"Lantas mengapa?"

Yoojung terdiam sebentar. "Karena aku tak ingin kau terluka." Ujarnya lantas segera pergi meningalkan Sohyun yang mematung heran. Terluka? Karena apa?



[]

Crystal Snow ✔ Where stories live. Discover now