CHAPTER 31

565 88 12
                                    

Yoojung tak mendapati Taehyung di bawah ranjangnya lagi begitu ia sampai setelah membeli kecap. Saat ia datang Dongha sedang berada di kamar tengah membicarakan sebuah masalah pekerjaan di kantor. Sepertinya Taehyung sudah pergi dan berhasil melewati kakaknya. Entahlah, tapi semoga semuanya baik-baik saja.

Dongha dan Yoojung menikmati makan malam dengan keheningan yang menyelimuti ruangan. Kakaknya itu sesekali memeriksa ponselnya karena beberapa kali terdapat pesan masuk dan raut wajahnya tampak serius.

"Kak!"

Dongha mendongak selagi ia memeriksa pesan. "Kenapa?"

"Apakah sesuatu terjadi di perusahaan?"

Dongha tersenyum dan menggeleng. "Bukan sesuatu yang serius. Seorang detektif mendatangi kantor kakak. Jangan khawatir."

Detektif?

Yoojung menelan salivanya berat. Jika seorang detektif mendatangi kakaknya apakah itu berarti kepolisian sudah mencium gelagat aneh kakaknya. Maksudnya tentang pembunuhan yang dilakukan Dongha tempo hari terhadap seorang wanita. Ia dengar berita bahwa seorang wanita ditemukan tewas di sebuah taman bermain dengan puluhan sayatan di tubuhnya. Dan Yoojung tahu itu adalah wanita itu.

Mereka menyelesaikan makan setelah 30 menit lamanya. Dongha menolak bantuannya untuk membereskan meja makan dan enyuruhnya untuk istirahat. Ia menurut dan segera masuk ke kamar.

Yoojung memeriksa handphonenya begitu ia naik ke atas ranjang. Terdapat satu pesan dari Taehyung.

| Aku baik-baik saja. Semoga tidurmu nyenyak. |

Yoojung tersenyum. Perasaannya menjadi lega. Meskipun tak sepenuhnya lega karena bukankah Taehyung sudah melihat apa yang dilakukan Dongha kepadanya? Yoojung memejamkan matanya, menipiskan bibirnya dan menghela nafas panjang.

Benar. Lebih baik ia tak memikirkannya sekarang. Ia akan memikirkan masalah itu besok.

***

Sudah sejak 2 hari yang lalu terakhir kali Taehyung menghubunginya. Semenjak malam dimana Yoojung menyuruh Taehyung bersembunyi di bawah ranjangnya, pemuda itu tak menghubunginya lagi.

Sepertinya pemuda itu jijik padanya. Tentu saja. Siapa yang tidak memandang aneh jika tahu hubungan dirinya dan kakaknya. Ia saja berpikir bahwa itu menjijikkan.

Dan selama dua hari itu, Yoojung amat merindukan Taehyung. Ia tahu bahwa ia jarang bertemu dengan pemuda itu. Pemuda itu terlalu sibuk untuk bertemu dengannya. Namun seberapa sibuknya Taehyung, setiap hari pemuda itu selalu mengiriminya pesan.

Sedih sekali karena Taehyung bahkan tak emnghubunginya lagi semenjak malam itu. Tapi toh, ia tak bisa memaksa Taehyung. Lagipula apa aturannya Taehyung hatus mengiriminya pesan setiap hari?

Yoojung mendesah resah.

"Yoojung-a!" panggil Sohyun begitu kelas berakhir. Gadis itu menoleh dan melihat Sohyun tersenyum, berlari kecil menghampirinya dan merangkul pundaknya.

"Mau ke kafe? Akan kutraktir kopi."

Café di dekat kampusnya adalah café yang lumayan terkenal. Pengunjung disini banyak. Minuman dan makanan yang disajikan pun sangat nikmat terlebih harganya yang murah sesuai kantong mahasiswa. Tak heran jika kebanyak pengunjung disini adalah para mahasiswa dari kampusnya.

"Jadi, ada masalah apa akhir-akhir ini?"

"Memangnya aku kenapa?" Yoojung bailk bertanya membuat Sohyun mendecakkan lidah.

"Hei, siapapun yang melihatmu pasti berpikiran bahwa kau sedang mendapatkaan masalah. Aku memang sering melihat wajah murungmu. Tapi, kali ini berbeda. Bukan hanya murung. Kau seperti memikirkan banyak hal."

Crystal Snow ✔ Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang