CHAPTER 4

1K 158 9
                                    

"Ah, ice cream?!" Yoojung menjentikkan jarinya. Menganggukkan kepalanya pelan mengingat kejadian semalam ketika ia menabrak seorang pemuda dan menjatuhkan es krimnya. Taehyung tersenyum kikuk dan mengangguk. Apakah gadis di hadapannya benar-benar tak mengingatnya? Lantas mengapa ia bisa datang ke acara fansign BTS? Apakah itu berarti sebenarnya gadis ini tahu BTS dan mengenalnya sebagai V-BTS?

"Maafkan aku soal es krim semalam."

"Kenapa kau membahasnya lagi? Aku tak apa-apa. Tapi, kenapa kau bisa datang kesini?"

"Ah, iya. Maafkan aku. Seharusnya aku tak datang. Padahal seharusnya yang datang adalah fans kalian bukan? Temanku memaksaku kesini karena dia mendapat dua tiket. Sebenarnya pun aku tak terlalu tahu tentang bangtan seonyeondan. Ah, maafkan aku."

"Kenapa kau selalu minta maaf. Tak masalah." Taehyung memegang album yang dibawa Yoojung dan menandatanganinya.

"Tapi, kenapa kau tahu namaku?" Yoojung mengerjap. Sedangkan Taehyung seakan ingat sesuatu ia melepas sesuatu dari pergelangan tangannya. Sebuah gelang merah dengan manik berbentuk gitar kecil. Gelang yang seharusnya dulu ia berikan kepada Yoojung dan malah berakhir menjadi jimat keberuntungannya. Maka dari itu ia selalu memakainya.

Yoojung memandang gelang tersebut lantas Taehyung menarik tangan Yoojung dan memasangkan gelang tersebut. Pemuda itu tak tahu kapan lagi ia bisa bertemu Yoojung apalagi melihat bahwa ia sekarang adalah seorang penyanyi terkenal dengan jadwal yang sibuk.

"Apa ini?" tanya Yoojung.

"Untukmu. Harusnya dulu aku memberikannya untukmu. Maaf terlambat."

"Ah, tapi..." Yoojung tak bisa menyelesaikan kalimatnya karena staff sudah menyuruhnya bergeser. Taehyung tersenyum dan mengerling sedang Yoojung kini sudah bergeser dan berhadapan dengan Jungkook.

Jungkook terlihat membulatkan mulutnya. Gadis dihadapannya terasa familiar. Namun ia tak ingat dimana mereka pernah bertemu. Ketika ia tengah menandatangani album yang dibawa gadis tersebut barulah ia mengingatnya.

"Ah, kau gadis itu, kan?" Jungkook mengingat kejadian beberapa tahun lalu saat asrama mereka pernah kedatangan sosok gadis dengan luka di sekujur tubuhnya. Yoojung mengerjap bingung. Apakah ada orang lain selain pemuda berambut silver itu yang mengenalnya? Yoojung memutuskan untuk diam. Dengan cepat ia bergeser ke sebelah berhadapan dengan Jimin.

Sedangkan member BTS lainnya seakan telah melupakan wajah gadis tersebut. Mungkin saat tadi melihat wajah Yoojung mereka merasa familiar. Namun melihat waktu yang begitu singkat bagi mereka untuk mengobrol, para anggota BTS memutuskan untuk mengabaikannya.

Yoojung merasa jengah berdiri dalam kerumunan. Sebenarnya Sohyun, teman sekampusnya yang mengajaknya kesini. Gadis itu tergila-gila akan sosok tujuh pemuda yang duduk berjejer di depan. Padahal sebelumnya ia telah menolak mentah-mentah ajakan Sohyun untuk ikut acara fansig ini. Toh, ia bukan penggemar mereka dan bahkan tak mengetahui siapa itu BTS.

Melihat Sohyun yang asik berteriak menbalas perkataan para pemuda yang berdiri di depan, Yoojung merasa bosan

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Melihat Sohyun yang asik berteriak menbalas perkataan para pemuda yang berdiri di depan, Yoojung merasa bosan. Ia memilih pergi keluar gedung dan pergi ke sebuah café yang tak jauh dari tempat fansigh tersebut. Memesan teh rasa peppermint dan duduk di bangku dekat yang terletak di luar café. Ia menghela nafas lega menghirup udara sebanyak-banyaknya.

Ia sudah mengirim pesan ke Sohyun bahwa ia akan menunggu disini. Sambil menyesap tehnya ia memandangi pergelangan tangannya yang telah memakai gelang yang tadi diberikan sosok pemuda yang tak dikenalnya. Ia berusaha mengingat apakah ia pernah mengenal pemuda itu atau tidak. Tapi sekeras apapun ia mencoba ia tak akan mengingatnya.

"Apakah dia mengenalku? Hh, aku jadi merasa bersalah tak bisa mengingatnya." Gumamnya sambil memegang manik gitar kecil pada gelang merah tersebut. "Jika saja aku tak kehilangan ingatanku, mungkin saja aku mengingatnya. Atau bahkan mengingat semua hal yang terjadi di masa lalu. Semua hal yang membuat hidupku terasa janggal seperti ini." Yoojung mendesah lantas membuang pandangannya kepada lalu lalang orang-orang di jalan.

Ingatannya itu bisa jadi adalah kunci dari semua hal yang terasa aneh selama ini.







[]

Crystal Snow ✔ Where stories live. Discover now