CHAPTER 3

1.3K 162 6
                                    

3 tahun yang lalu di hari kelulusan...

Taehyung memegang bunga yang diberikan oleh adik kelasnya sebagai ucapan atas kelulusan SMA nya. Setelah upacara kelulusan tadi ia langsung menemui ayah-ibunya. Mereka berpelukan hangat. Lantas dengan alasan meninggalkan buku catatan pentingnya di kelasnya ia izin terhadap kedua orang tuanya. Padahal sebenarnya ia telah menyiapkan sebuah kado kecil untuk salah seorang gadis yang telah lama mencuri hatinya.

Gadis itu adalah Kim Yoojung. Selama 3 tahun ia bersekolah dan sekelas dengan gadis itu tak pernah sekalipun ia menyapa gadis tersebut. Yoojung tipikal gadis pendiam dan selalu nampak murung. Bahkan ia tak pernah melihatnya berbicara sedikitpun kecuali jika guru menyuruhnya. Ia telah lama memperhatikan gadis tersebut. Oleh karena itu sebagai tanda perpisahan karena sepertinya mereka tak akan pernah bertemu lagi, Taehyung membeli gelang dengan manik berbentuk gitar kecil mengantung disana.

Ia membuka pintu kelas namun tak menemukan siapapun disana. Otaknya berpikir kemana kira-kira gadis itu pergi. Ia hanya berharap semoga Yoojung belum pulang ke rumah karena ia tak tahu dimana alamat gadis tersebut. Sejurus kemudian ia menjentikkan jarinya teringat akan taman kecil di belakang gedung sekolah yang jarang dikunjungi.

Karena ia telah lama mengamati Yoojung, ia tahu tempat dimana Yoojung sering berada di sekolah. Setiap bel istirahat berbunyi ia hafal sekali bahwa Yoojung akan pergi kesana dan memakan roti dengan selai stoberi dan meminum sekotak susu. Ia tak pernah sekalipun mendapati gadis itu pergi ke kantin sekolah.

Taehyung berlari kecil menuruni anak tangga, membalas lambaian beberapa temannya dan melalui pintu samping gedung sekolah ia menuju belakang gedung. Sedikit berlari kecil dan akhirnya mencapai belakang gedung. Namun kakinya segera tertahan di balik tembok ketika irisnya menatap Yoojung tengah berdiri berhadapan dengan seorang pria. Ia tak tahu siapa pria tersebut karena pria itu membelakanginya.

Taehyung ingat jelas bagaimana ekspresi gadis itu saat itu. Ekspresi yang sangat sulit dijelaskan. Ada rasa takut, marah, dan sedih yang terpancar dari matanya. Hidungnya memerah menahan tangis. Mengintip dari balik tembok sebenarnya membuat Taehyung merasa bersalah. Seakan bukan haknya untuk mengintip seperti ini. Namun bagaimanapun juga ia penasaran.

"Aku membencimu." Suara itu terdengar bergetar. Bahkan Taehyung bisa melihat setetes air mata yang mulai keluar mengalir di pipinya.

"Katakan lagi. Apa?"

"Aku mem.."

PLAK!

Taehyung berjengkit terkejut. Ia dapat melihat bekas merah tamparan dari pria tersebut. Pria tersebut nampak berkacak pinggang dan mengusap rambutnya kasar. Taehyung hendak keluar dari persembunyiannya membantu Yoojung namun terhenti ketika mata gadis itu menangkap matanya. Sedikit terkejut namun dengan gelengan kecil dan tatapan memohon seolah mengatakan kepada Taehyung untuk tak mendekat.

"Kau membenciku, huh? Kau yakin?" tanya pria itu terlihat tak sabar. Tangan pria tersebut terulur kemudian mengusap pelan wajah Yoojung membuat gadis itu sedikit menunduk takut.

"Minta maaflah, hmm? Kau tak seharusnya mengatakan itu.." ujar pria tersebut lagi mendekatkan wajahnya pada Yoojung. Gadis itu terisak.

Taehyung mundur kembali ke persembunyiannya. Entah mengapa ia tak begitu mengerti. Siapa pemuda itu dan apa hubungannya dengan Yoojung.

"Maaf." Suara lirih tersebut terdengar menyedihkan. Taehyung menelan salivanya berat. Ia benar-benar tak mengerti dan pemikiran bahwa ia mengetahui semua tentang gadis tersebut ternyata salah. Ia tak tahu banyak hal tentang Yoojung.

Lantas setelah menarik nafas panjang dan membuangnya ia melangkah pergi. Benar. Ia bukan siapa-siapa Yoojung bahkan tak mengenal dekat gadis tersebut. Tak seharusnya ia mencampuri urusannya. Ia menggenggam erat gelang merah di tangannya, memasukkannya kembali ke dalam saku seragamnya.

Dan itulah terakhir kali ia bertemu Yoojung.

Flashback end.

Taehyung mengusap wajahnya kasar. Ia telah kembali ke asrama menaruh bungkus belanjaan di meja ruang tengah dan langsung masuk ke dalam kamarnya. Lantas merebahkan diri di atas ranjang.

Entah bagaimana disaat kesendiriannya ia selalu mengingat Yoojung dan mengingat kejadian di belakang gedung sekolah tersebut. Hingga saat ini ia tak tahu apa-apa. Terlebih lagi ketika tadi ia melihat sosok pria yang memanggil Yoojung entah mengapa melihat dari postur tubuhnya ia mengingat pria yang dulu menampar Yoojung.

Tapi mengapa?

Seolah ada sesuatu yang berusaha gadis itu simpan sendirian.

Ia sangat kesal selama 3 tahun bersekolah dan satu kelas bersama gadis itu ia seakan tak tahu apapun mengenai gadis tersebut. Ia menyesal saat dulu selalu menahan diri untuk tak menyapa gadis tersebut. Ia meringis teringat kata Yoongi hyung.

"Penyesalan selalu datang terlambat, Tae." Ucapnya kala itu ketika ia pernah melakukan suatu kesalahan saat konser.

Taehyung menghela nafas panjang. Kembali mengusap wajahnya kasar. Lantas tiba-tiba Jin muncul di ambang pintunya, tersenyum. "Ramnyeonnya sudah matang. Keluarlah!"

***

Hari ini Bangtan menghadiri acara fansign di Gangnam. Banyak sekali fans yang datang. Jungkook tengah mengobrol dengan fans melalui mic. Sedangkan Taehyung yang di sebelah Jungkook tengah menanggapi fans di depannya yang menyodorkan buku album mereka meminta tanda tangan sekaligus mengobrol dengannya.

Fans hanya diperbolehkan mengobrol dengan anggota Bangtan sebentar saja. Karena antrian panjang mereka tak boleh membuang waktu. Selama waktu yang singkat tersebut beberapa fans meminta memegang wajah Taehyung. Ditangannya sudah terpasang beberapa gelang lucu dari fans. Bahkan di wajahnya tertempel beberapa stiker dari fansnya.

Ia senang setiap kali menghadiri fansign karena ia bisa mengobrol lebih dekat dengan para Army. Gadis di depannya sudah bergeser ke Jungkook setelah staff menyuruhnya bergeser. Taehyung sedang mengambil botol air minum di bawah meja ketika seorang gadis dengan rambut hitam legam tergerai bergeser dan kini berada di hadapannya.

"Ah, Kim Yoojung?"

"Ne?!"






[]

Crystal Snow ✔ Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang