CHAPTER 30

540 97 11
                                    

Yoojung pulang tanpa mengatakan apapun pada Sohyun. Tubuhnya terasa lemas serta kepalanya yang pening. Ia tak tahan jika terus berdiri dan berhadapan dengan banyak orang. Lebih baik ia segera pulang dan menyelimuti dirinya dalam kesunyian.

Ia berjalan terseok menuju rumahnya selepas turun dari bis tadi. Dongha mengatakan bahwa kakaknya itu ada rapat dan pulang malam. Otomatis rumahnya sepi dan membuatnya lega karena tak perlu melihat wajah kakaknya.

Langkah kaki Yoojung semakin melemah begitu ia hampir mencapai pagar rumahnya. Batinnya tertekan dengan terus membayangkan kejadian semalam. Tinggal beberapa langkah lagi ia mencapai pagar rumahnya namun mendadak kakinya bergetar dan ia hampir terjatuh.

Hampir.

Jika saja seseorang tak meraih lengannya dan membantunya berdiri kembali. Yoojung mendongakkan kepalanya dan melihat siapa yang membantunya.

"Kau tak apa, Yoo?"

"Taehyung?"

"Biar kubantu."

Tanpa bicara lagi Yoojung membiarkan Taehyung memapahnya masuk ke dalam rumah. Bahkan lelaki itu mebmbantunya berbaring di ranjang. Tentu ia tak bisa mengusir pemuda itu karena entah mengapa tubuhnya begitu lemah hari ini.

"Kau tak apa?" tanya Taehyung duduk di sisi ranjang. Yoojung memijit keningnya. Ia melupakan kejadian semalam sebentar lantaran keberadaan Taehyung memfokuskan pikirannya pada pemuda itu.

"Tak apa. Kenapa kau kesini?"

"Bukan apa-apa. Hanya mengkhawatirkanmu."

"Pulanglah, Tae." Yoojung mengusir Taehyung. Tentu ia merasa bersalah padahal Taehyung sudah membantunya. Tapi ia tak mau ambil resiko Dongha tiba-tiba pulang.

"Kenapa? Kau takut kakakmu melihatku lagi disini?"

Yoojung mengerutkan kening. "Kau tahu?"

Taehyung tersenyum lembut. "Yoojung-a, kau bisa mempercayaiku. Aku selalu mengkhawatirkanmu. Merindukanmu dan.."

"Kau akan terluka, Tae."

Taehyung menipiskan bibirnya dan menundukkan kepala sejenak. "Lalu bagaimana denganmu? Apakah kau akan terluka sendirian?"

Lebih baik seperti itu, Tae. Maaf.

Yoojung tak menjawab. Gadis itu malah bangkit dari tidurnya dan meraih lengan Taehyung lembut. "Pulanglah. Aku tak apa."

Tak ingin memaksa Yoojung melihat bagaimana pucatnya gadis ini, Taehyung menurut. Ia bangkit dari duduknya dan hendak berjalan keluar kamar Yoojung. Namun suara gerbang terbuka membuat Yoojung menelan salivanya berat dan enahan lengan Taehyung.

"Bersembunyilah." Guman Yoojung panic. Menarik lengan Taehyung dan menyuruh pemuda itu untuk bersembunyi di bawah ranjangnya.

Bingung, Taehyung menurut dan bersembunyi di bawah ranjang. Sementara itu ia melihat kaki gadis itu berlari cepat ke pintu depan dan mengambil sepatu Taehyung. Lantas kembali ke kamar dan memberikan sepatu itu kepada Taehyung yang bersembunyi di bawah ranjang.

"Jangan berisik." Pesan Yoojung dengan raut khawatir.

Yoojung kembali naik ke atas ranjang setelah itu dan membaringkan diri dengan cemas. Dongha membuka pintu dan melihat sepatu Yoojung. Adiknya sudah pulang pikirnya senang. Ia memang seharusnya menghadiri rapat tadi. Namun ia mengutus orang lain untuk menggantikannya.

Mengingat kesenangan yang ia dapat semalam bersama adiknya ia rasa ia masih ingin bersama Yoojung. Dongha berjalan menuju kamar Yoojung dan melihat Yoojung berbaring di sana.

Taehyung dapat melihat sepasang kaki pria dari bawah ranjang dan ia yakin pasti itu Dongha. Kakak Yoojung berjalan mendekati ranjang dan duduk di sisi ranjang. "Apakah kau lelah?"

Yoojung mengangguk.

Dongha tersenyum sambil menghela nafas pelan. "Benar juga.Kau pasti lelah selepas kuliah. Mandilah! Akan kubuatkan makan siang."

Yoojung ingin menolak lantaran ia telah makan di kampus tadi meski hanya beberapa sendok. Namun ia tak berani menolak meski ia tak memiliki nafsu makan. Dongha beranjak dari kasur begitu juga dengan Yoojung.

Dongha telah berada di amabang pintu ketika Yoojung hendak berjalan menuju kamar mandi. Namun sejurus kemudian Dongha kembali mendekati Yoojung. Menarik lengan adiknya dan dengan tiba-tiba mencium Yoojung.

Yoojung terkejut namun ia tak dapat menolak. Ia cemas apakah Taehyung melihatnya atau tidak. Tapi ia begitu yakin bahwa Taehyung pasti telah melihatnya.

Dongha melumat bibir Yoojung dan memainkan lidahnya di dalam mulut Yoojung. Sudah lama sejak ia mencium Yoojung. Ia rindu rasa manis yang diberikan Yoojung. Tangannya meraih tengkuk Yoojung membuat ciuman mereka semain dalam.

Di balik ranjang, Taehyung menelan salivanya berat. Matanya tak lepas melihat adegan di hadapannya.

***

Yoojung gusar. Ia menghabiskan banyak waktu di kamar mandi. Dongha baru saja menciumnya dan ia yakin bahwa Taehyung pasti melihatnya. Ia tak tahu apa yang akan dipikirkan Taehyung tentangnya. Apakah pemuda itu akan merasa jijik padanya atau pandangan lainnya, iatakut memikirkannya.

Selepas mandi ia menyempatkan menengok bawah ranjangnya dan meminta maaf pada Taehyung. Sepertinya ini akan menjadi sedikit lebih lama bagi pemuda itu untuk bersembunyi. Pemuda itu hanya mengangguk diam.

"Yoo, bisakah kau pergi ke minimarket sebentar?" tanya Dongha ketika ia tiba di dapur. Kakaknya masih sibuk memasak. "Kecap. Belikan aku satu bungkus."

Yoojung mengangguk. Lantas meraih uang yang disodorkan Dongha. Menghela nafas sebentar berpikir apakah taka pa-apa meninggalkan Taehyung sebentar. Ia harap-harap cemas semoga saja pemuda itu tak ketahuan oleh Dongha.

Bersegera Yoojung keluar rumah. Berjalan cepat menuju minimarket dan membeli kecap. Ia sedikit berlari dan melebarkan langkahnya. Semoga saja tak ada kejadian apapun di rumah.

Sementara itu Taehyung terdiam dan berkutat pada pikirannya. Ia masih terkejut akan apa yang ia lihat tadi. Bukankah mereka kakak-beradik? Kenapa Dongha mencium Yoojung? Dan mengapa Yoojung tak menolaknya?

Ketika ia masih terfokus akan pertanyaan-pertanyaan dalam benaknya, sepasang kaki memasuki kamar. Itu adalah Dongha. Tadi ia sempat mendengar bahwa Yoojung harus pergi keluar membeli sesuatu. Entah mengapa degup jantungnya berpacu kuat. Ada perasaan tak enak mengisi benaknya.

Langkah Dongha mendekati sisi ranjang. Lelaki itu berjongkok dan menundukkan kepalanya. Mata Taehyung membelalak sementara Dongha tersenyum lebar. Ia ketahuan!

"Maaf membuatmu menunggu lama. Aku harus membuat Yoojung pergi agar memiliki waktu berdua denganmu Taehyung-ssi."


To be continued.

Crystal Snow ✔ Wo Geschichten leben. Entdecke jetzt