01| Pulang

21.4K 2.6K 394
                                    

Sulit dipercaya.

Hong Yu Chae kembali menginjakkan kaki di Korea Selatan yang tidak cocok dengan kehidupannya dari aspek mana pun.

Terakhir kali ia menetap di Seoul sekitar lima tahun lalu. Setelah kelulusan SMA, ia memilih hijrah ke Jepang, tinggal bersama kakek-nenek tanpa ada campur tangan orangtua.

Lagi pula siapa yang mau repot-repot terbangun di jam satu pagi, memesan tiket bandara. Baginya, ini benar-benar fakta terburuk sepanjang sejarah travelling.

Jika saja bukan ibunya yang membuat ponselnya menjerit-jerit sudah dipastikan dia membanting benda itu hingga mati total.

Itulah ibu. Ibu Maha Kuasa.

Sekarang gadis itu dengan sangat terpaksa pulang ke rumah orangtuanya dan meninggalkan Jepang. Oh, atau Yuchae mendadak amnesia, bahwa faktanya ia memang tidak pernah mempersiapkan segala sesuatu untuk bepergian meski itu Antartika.

Sekarang jam lima subuh. Di saat udara masih berkabut dan menggigit, gadis itu melakukan penerbangan dari Osaka ke Seoul dalam kurun waktu dua jam lebih sepuluh menit.

Di tubuhnya hanya melekat topi baseball usang, kaus rombeng, jaket parka, celana jeans lusuh, dan sandal jepit rumahan yang sudah tipis. Tanpa berbekal banyak barang, tanpa koper, tanpa tas besar, dan tanpa makeup kecuali ponsel, kartu debit yang diselipkan di dompet paspor, dan lima lembar sepuluh ribu won yang baru diambilnya sebelum keluar dari bandara.

Well, penampilannya lebih pantas disebut gembel urakan ketimbang perempuan abad 21.

Fakta lainnya, adalah bahwa Yuchae tidak akan pernah siap pulang ke rumah.

Dia menguap lebar merasa sangat ngantuk. Sebelum keluar bandara gadis itu memperhatikan papan led iklan yang berada di dinding bandara.

Sebuah wajah familiar menghiasi layar. Membaca nama yang tertera di layar itu saja sudah membuatnya memunculkan gambaran masa lalu mengenai anak laki-laki yang menjengkelkan.

"Hong Jungkook," ucapnya dengan nada miris.

Kemudian dijejalkan kedua tangannya ke dalam saku jaket dan menelengkan kepala ke kiri.

Matanya memperhatikan lamat-lamat sosok pria dengan rambut disemir merah menyala.

Sesaat ia berdecak dan menggeleng prihatin. "Hidupmu benar-benar drama."

Kemudian Yuchae membetulkan topinya untuk menutupi wajah dan berjalan keluar bandara.

Begitu keluar, langit masih begitu gelap. Lalu, ia mencari taksi dan menyerahkan kertas lecek berisi alamat rumah yang dituliskan neneknya, takut-takut Yuchae lupa jalan pulang.

Parahnya, taksi yang ditumpanginya terjebak kemacetan. Sejenak diperhatikannya antrian mobil yang tidak berujung.

Kini sopir taksi setengah baya itu menyetel lagu 90-an. Yuchae tidak akan protes betapa dia tidak senang lagu mendayu-dayu dan enggan membuang tenaga untuk hal sepele.

Punggungnya menekan lembut jok belakang. Sesaat nampak cahaya biru dari sebuah gedung.

Lagi-lagi foto Hong Jungkook bersama rekan grupnya, VOX.

Sudah cukup jelas fakta tersebut membuat grup VOX yang beranggotakan dua orang itu digandrungi masyarakat Korea. Bahkan Jepang ikut tergila-gila dengan pesonanya.

Mobil mulai bergerak.

Yuchae mencondongkan badan mendekati sopir. "Pak, kalau sudah sampai tolong bangunkan saya, ya? Lebih bagus lagi kalau tidak sampai."

SelfishWhere stories live. Discover now