30| Bohong

2.4K 645 196
                                    

Bagaimana bisa?

Itulah yang muncul di pikiran keduanya ketika mata meraka beradu pandang di lorong gedung konser. Akhirnya Yuchae menggunakan kartu akses yang diberikan Jungkook jika memang gadis itu bersedia datang. Saat mata pria yang menggunakan lensa kontak itu terus memperhatikan sosoknya yang berdiri di ujung koridor, tangannya bergerak perlahan ke balik punggung. Menyembunyikan buket bunga dengan tangan gemetar.

Ini pertama kalinya ia datang ke konser kakaknya. Konser solo. Konser petama Jungkook, dan setelah kakaknya memantapkan diri membuat album pertama. Ia ingat bagaimana suara semringah Jungkook dalam telepon saat memintanya mendengar semua lagu yang dikirimkan pria itu pada cloud miliknya.

Terkadang kakaknya yang satu itu memang ceroboh dan bodoh. Bagaimana bila kemungkinan ponsel Yuchae hilang dan ditemukan orang yang tidak bertanggung jawab. Kemungkinan lagunya bisa bocor sebelum rilis.

Tetapi sekarang dia sudah bisa bernapas lega. Artinya, ia tidak perlu menjaga lagu di penyimpanan onlinenya seperti buronan. Dasar Hong Jungkook. Selalu membuatnya repot.

"Kau lihat konserku tadi?" Jungkook berjalan riang gembira menyambangi tempat Yuchae dan meminta manajer meninggalkan mereka. "Bagaimana? Bukankah aku keren?"

Yuchae memutar bola matanya jengah. Perlu dia akui Jungkook memang hebat, dia berhasil menjaga VOX dan memaafkan semua kesalahan Kang Taehyung. Meskipun Jungkook bilang hubungan mereka pada awalnya menjadi renggang dan canggung, namun mereka berhasil mengatasi kecemasan itu satu sama lain.

"Itu apa?" tanya Jungkook melengos ke balik punggung Yuchae. "Kau bawa bunga untukku?" Bahkan sebelum Yuchae memberikannya dengan sepenuh hati, tangan panjang Jungkook sudah merebut buket bunga itu sampai beberapa kelopaknya terhempas ke lantai. Baby breath-nya pun ikut terjatuh.

"Hei!" Yuchae meninju perut lalu menggebuk punggung kakaknya keras-keras saat melihat bunga yang diberikan Namjun tergeletak di lantai. "Jangan main rebut begitu. Lihat!" Ia memungut bunganya dengan kesal dan membersihkannya dari debu dengan usapan penuh kasih. "Kalau bunganya rusak bagaimana?"

"Aku bisa membelikan seratus tangkai yang seperti itu."

Kini giliran tulang kaki Jungkook yang menjadi sasaran ujung sepatu Yuchae. Membuat Jungkook mengerang.

"Asal kau tahu, bunga ini edisi terbatas."

"Mana ada bunga edisi terbatas. Asal kau tahu, kakiku ini edisi terbatas. Tidak semua penari punya kaki sepertiku dan kau menendang kaki berhargaku. Kakiku bisa mengahasilkan ratusan dolar. Sementara bunga itu bisa kautemukan di sepanjang jalan."

Sekali lagi Yuchae menendang tulang kering Jungkook.

"AKH! Aku bisa melaporkan ini sebagai penganiayaan!"

Karena suara kerasnya, beberapa staf sampai mendatangi mereka.

"Aku aman. Aku aman." Jungkook berusaha menenangkan. Bibirnya merekah membentuk cengiran lebar meyakinkan. "Gadis ini adikku."

Satu staf mengernyit memperhatikan Yuchae merasa tak begitu yakin.

Jungkook segera merangkul Yuchae dan menekan pipi adiknya. "Dia membawakan bunga untukku. Dia manis kan?" Jungkook menempelkan kepalanya yang berkeringat ke sisi kepala Yuchae. "Kami mirip, kan?"

Yuchae terus bertahan dalam situasi menjijikan selama sepuluh detik sampai staf berkata, "Cepat selesaikan urusanmu dan pergi ke ruang ganti."

Jungkook mengangguk dengan mata rusa bulat layaknya anak-anak yang menunggu ibunya di kursi saat memesan seskup es krim.

SelfishWhere stories live. Discover now