08| Menolak

7.8K 1.8K 315
                                    

"Hong Yuchae, antarkan jaketku. Aku lupa membawanya," kata Jungkook dari seberang telepon.

Yuchae memindahkan ponselnya ke telinga kiri. "Pulang saja dengan mobil agensimu yang mahal itu. Apa orang-orang di agensi makan gaji buta? Suruh saja mereka. Atau beli jaket baru. Kau kan idol populer."

"Jangan membantah perintah seorang kakak."

"Kakak macam apa yang tega menyumpahi adiknya!" serang Yuchae berapi-api.

"Adik macam apa yang tega menyumpal mulut kakaknya dengan capit kepiting sampai masuk rumah sakit. Karena tindakanmu aku sampai tidak bisa bicara berminggu-minggu," balas Jungkook seolah tidak boleh kalah. "Parahnya aku sampai menunda jadwal konserku."

Lama-lama Yuchae muak karena berhadapan dengan orang seperti Jungkook. "Aku akan bilang pada eonni atas semua perkataan burukmu."

"Noona takkan pernah mendengarmu kalau begini caranya. Cepat bawakan pakaianku. Sore nanti kubelikan speaker baru."

"Serius?"

"Sangat serius."

"Barangnya akan datang sore ini?"

"Ya."

"Oke. Tunggu aku. Tapi aku akan tetap membencimu."

"Aku tahu kau memang selalu mencintaiku sama seperti para fansku. Terima kasih," ucap Jungkook merasa tersanjung. "Sekarang antarkan jaket itu lima belas menit lebih awal sebelum aku pergi ke acara musik."

"Cerewet."

***

Yuchae memacu intensitas larinya ketika melirik jarum jam tangannya. Waktu bagaikan berputar lebih cepat dan semakin cepat. Gedung agensi kakaknya di map tidak terlalu jauh. Jadi dengan berlari saja ia pikir sudah cukup dan bisa menghemat ongkos. Tetapi faktanya ia berlari seolah tanpa ujung.

Napasnya tersengal ketika berhasil sampai di depan pintu masuk gedung agensi yang kelihatannya bagus.

Ada dua penjaga di sisi kanan dan kiri pintu masuk. Mereka berpakaian hitam seluruhnya ditambah kaca mata anti radiasi gelap yang dengan sigap menghadangnya seraya mendorong bahunya agar tidak melangkah sejengkal pun melewati pintu.

"Apa?!" kata Yuchae Ketus. "Aku mau masuk!"

"Tanpa tanda pengenal, anda tidak diijinkan."

Yuchae mendengus, menyangkutkan tali tas kertas berisi jaket di pergelangan tangan, dan bertolak pinggang. "Kau tahu siapa aku?"

Kedua pria itu tidak menjawab, malah menaikkan dagu dan berdiri tegak dengan kedua tangan di belakang tubuh, menunjukkan tindakan arogansi, membuat emosi Yuchae sampai titik kepala.

Yuchae menarik napas berat. Detik selanjutnya ia mencoba kembali melangkah. Namun, lagi-lagi kedua penjaga itu menghalaunya.

"Wah kalian ini benar-benar," serunya kemudian mengeluarkan ponsel dan menghubungi Jungkook.

Cukup lama lelaki itu baru menerima panggilannya. "Ya! Aku sudah sampai! Keluarlah!"

"Tidak bisa. Ada banyak fansku di luar."

"Mereka tidak ada di sini, Hong!"

"Tidak bisa aku belum pakai sunblock. Mataharinya bersinar terik."

Yuchae menggigit bibirnya geram. "Keluarlah! Kau tidak akan mati!"

"Radiasinya terlalu tinggi. Kau saja yang masuk."

"Oke! Kalau begitu kutinggalkan saja pakaianmu di depan gedung."

"Kalau kau tidak mengantarnya langsung kepadaku speaker yang kujanjikan tidak akan pernah sampai ke tanganmu."

SelfishTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang