24| Rindu

2.7K 781 197
                                    

Namjun membuka laptopnya yang hampir tidak tersentuh selama beberapa hari ini. Ia ingin memeriksa beberapa email atau kabar forum yang belum sempat dilihatnya. Tetapi rencananya langsung tertunda saat melihat tampilan halaman yang menunjukkan beberapa panel situs universitas.

Iseng, ia membuka tab aktifitas pencarian. Ia membaca semua yang ada di sana dan tak bisa menahan senyumnya.

[Cara berkuliah]

[Kuliah yang cocok untuk pemain game]

[Jurusan kuliah yang seru untuk bermain game]

[Kuliah teknologi game]

[Apa itu software engineering]

[Universitas Korea Selatan yang punya jurusan software engineering]

[Universitas berbasis game]

[Departemen merancang game]

Semakin membaca hingga akhir, semakin Namjun dibuat tertawa dan tiba-tiba tawanya berhenti. Ia tertegun pada layar, lalu menatap ponselnya yang masih sepi. Namjun merasa ada yang salah dalam dirinya.

Tidak, ini bukan kesalahan, Namjun yakin. Akan tetapi beberapa hari tidak melihat dan mendapat pesan dari Yuchae membuatnya merasa aneh. Dan ia mulai merasa rindu.

Rindu?

Walaupun tidak bisa mengatakannya secara langsung, tapi itulah kata yang tepat untuk menggambarkan perasaannya sekarang. Namjun ingin bertemu dengan Yuchae, ingin mendengar suara gadis itu, ingin... oh, astaga, aku sudah gila, pikir Namjun sambil menggeleng pelan.

Empat puluh menit kemudian ia sudah selesai dengan kegiatan daringnya dan hendak mengambil satu buku bacaan pengantar tidur, tapi tiba-tiba ponselnya yang tergeletak di meja berdering. Alisnya terangkat membaca nama yang muncul di layar.

"Halo." Suara di seberang sana terdengar gembira setelah ponselnya ditempelkan ke telinga.

Namjun meletakkan kembali bukunya dan berjalan ke kasur. Ia bersembunyi dalam selimutnya, lalu duduk menyamankan diri ke palang tempat tidur. Bersiap mendengar sesuatu yang panjang.

"Ahjussi, kau dengar aku?"

Namjun membuka suara, "Aku di sini."

"Apa aku mengganggu waktu Ahjussi?"

"Tidak. Kita sudah membuat kesepakatan sebelumnya, ingat?"

"Baguslah. Karena ada banyak hal bagus yang mau kukatakan pada Ahjussi."

Sudut-sudut bibir Namjun melengkung ke atas membentuk senyuman hanya karena mendengar suara Yuchae.

"Aku sudah menemukan jurusan yang cocok denganku," kata Yuchae tanpa basa-basi. "Aku juga sudah membicarakan ini pada keluargaku. Hanya Aru eonni yang belum tahu keputusan ini."

"Bagaimana tanggapan mereka?" tanya Namjun ikut merasa gembira.

"Mereka terkejut, tentu saja. Tapi ayah dan ibuku sangat bahagia. Jungkook oppa juga mendukung keputusanku. Ah, ya, apa Ahjussi tahu?"

SelfishWhere stories live. Discover now