03| Percaya

11K 2K 171
                                    

Dua hari berikutnya, setelah mengalami hari panjang di rumah sakit, tanpa tidur dan kurang makan, Nam Jun baru kembali pulang. Hong Yuchae juga tidak kelihatan batang hidungnya selama itu. Jangankan menampakkan diri, membalas pesannya pun tidak.

Sekali lagi Nam Jun mengecek ponselnya yang tanpa notifikasi. Kemarin ia mengirimin dua pesan sekaligus. Lelaki itu melihat kembali pesannya.

Nam Jun : Sudah sampai?

Dan pesan lainnya.

Nam Jun : Kapan bisa bertemu?

Ia menyesal, sungguh. Memalukan. Apakah dia akan telihat seperti om-om mesum yang mengincar anak gadis?

Memabayangkan bagaimana Yi Chae memanggilnya 'paman' membuat bibirnya perlahan tersenyum.

Kemudian Nam Jun menghembuskan napas. Ia melepas seluruh pakaian yang melekat dan beranjak mandi. Dia menyelesaikannya dalam kurun waktu tujuh menit. Begitu selesai berpakaian ia melihat adiknya di ruang tengah yang luas namun sepi.

Kim Haze, adiknya yang kalau dipikir-pikir lagi berpenampilan tidak jauh berbeda dengan gadis bermarga Hong itu. Jika mereka disejajarkan benar-benar seperti gadis di perkumpulan yang sama.

Nam Jun menggeleng lelah sambil menghembuskan napas berat. Tidak menyangka kecintaan adiknya pada dunia virtual membuat Haze sampai terlihat seperti makhluk primitif. Lihatlah bentukan rambut coklat gelapnya yang berantakan, kaus kumal, belum lagi kumpulan minyak di hidung.

"Kau tidak mandi?"

Haze mempause gamenya sejenak untuk menengadah. "Oh, oppa sudah pulang. Ibu mencarimu." Setelah itu tidak ingin membuang waktu lama dia kembali melanjutkan permainan. Lalu, kembali berujar, "Katanya kemarin kau bertemu dengan calon istirimu. Bagaimana? Cantik? Apa dia bisa masak? Pintar? Elegan?"

Sayangnya tidak semua yang Haze tanyakan masuk ke dalam kategori.

"Biasa," sahut Nam Jun datar. "Sedikit aneh. Persis sepertimu."

Kepala Haze mengangguk sekaligus memberi komentar 'oh' dengan cuek meski matanya tidak mau lepas dari layar ponsel.

"Bagaimana dengan kuliahmu?"

"Don't worry, oppa." Haze mengangkat pundaknya acuh tak acuh. "Just chill out."

"Sekarang di mana ibu?" Mata Nam Jun sempat berkeliling di sekitar ruang keluarga mencari keberadaan sosok yang ia cari. Lalu berjalan duduk di sofa yang sama dengan Haze berjarak beberapa jengkal.

"Ibu?" ulang Haze belum mengalihkan perhatian dari layar, jarinya bergerak brutal seolah gadis itu terobsesi membunuh semua lawan. "Ibu pergi dengan pacar barunya."

Nam Jun mengangguk tidak kentara dan mengambil remot, menyalakan televisi. Walau televisi sudah menyala dan menampilkan acara malam hati, tetapi otaknya tidak terpusat pada objek dalam layar.

Terkadang, di waktu tertentu ibunya cukup mengkhawatirkan. Kata 'pacar baru' membuat Nam Jun selalu waspada jika ibunya kembali disakiti oleh pria asing. Untungnya hobi ibunya yang bergonta-ganti pacar sama sekali tidak menurun pada Haze. Yang mana Haza-lah anak kandung dari ibunya saat ini.

Ibunya saat ini bukanlah seorang ibu yang darahnya mengalir dalam dirinya. Ibu kandungnya meninggal saat usianya menginjak sebelas tahun, sementara itu disusul ayahnya yang meninggal setelah ia dinyatakan lulus dalam salah satu universitas bergengsi dalam departemen hukum. Ayahnya menikah lagi empat tahun setelah kematian sang ibu. Nam Jun cukup peduli kondisi ayahnya yang tidak bisa bekerja mengurus rumah seorang diri. Bagaimana pun ayahnya butuh pendamping. Bersukurnya, ibu tiri yang Nam Jun dapatkan tidak seperti tokoh-tokoh dalam drama.

SelfishWhere stories live. Discover now