04| Baur

9.6K 2.1K 290
                                    

Udara pagi membelai permukaan kulit Yuchae yang kering. Bahkan meskipun bergelung dalam selimut tebal ia masih bisa merasakan ruam-ruam kulitnya membuka.

Dengan enggan Yuchae menarik selimut hingga menutupi kepalanya. Ia sadar matahari bersinar terik di balik jendela yang mungkin sudah terbuka. Menyengat kelopak mata dan memaksanya bangun.

Argh! Dalam hati ia mengerang.

Tidak bisakah ibunya membiarkannya tidur barang lebih lama.

Dengan satu sentakan, gadis itu menyingkirkan selimut yang membebat dan melompat duduk.

"Eomma, bisakah—" ucapannya tertahan.

Alih-alih menemukan ibunya membuka jendela, Yuchae justru melihat Namjun duduk di kursi kamar dengan kaki kanan bertumpu di atas kaki kiri. Seperti tidak terusik, pandangan lelaki itu positif lurus ke dalam buku gubahan Haruki Murakami berjudul 1Q84 jilid 1. Buku itu miliknya dan Namjun dengan lancang berada di sini selagi ia tidur.

Apa-apaan ini?

"Kenapa ahjussi ada di kamarku?" tanyanya tidak terdengar menuntut. Sepagi ini emosinya harus bisa dikontrol.

Sesungguhnya, baik Namjun sendiri menyadari bahwa gadis itu terkejut. Ekspresi yang sama seperti perkiraannya. Tetapi ia hanya mengangkat kepala dan berujar ringan. "Ibumu yang memintaku."

Yuchae mendengus sengaja dikeraskan dan berteriak pada ibunya. "Eomma! Kenapa kau biarkan pria asing berada di kamarku?" tanyanya tidak terima.

Oke, oke. Yuchae akui dia tidak pernah berteriak di dalam rumah. Tabiat buruk dan bakat alami Jungkook ketika merengek tidak pernah hinggap dalam sifatnya. Tidak sama sekali sampai ia menemukan Namjun yang kini memasuki teritorinya.

Samar, terdengar ibunya balas berteriak. Yang ia duga dari arah dapur. "Bangunlah! Tidakkah malu calon suamimu menunggu hampir dua jam?! Cepat bangun!"

Sekali lagi Yuchae mengerang. Ia mengacak rambutnya brutal, mengerang lagi, dan berguling di kasur, lalu kembali duduk.

Sementara itu Namjun hanya tersenyum tipis sambil menggeleng-geleng dan kembali membaca.

"Ahjussi, meskipun ibuku membiarkanmu masuk dengan bebas, tapi kau harus tahu aturan. Kenapa kau mau-mau saja masuk ke kamarku meski ibuku memaksa?"

Namjun mengangkat kepala dan balas melontarkan satu pertanyaan. "Kau juga baca buku ini?"

"Tidak."

"Tapi bukunya ada di kamarmu?"

"Jawab saja pertanyaanku tadi. Dan ya, aku membaca sampai si tokoh utama... siapalah itu namanya bertemu tokoh utama lainnya. Cuma sampai adegan di taksi."

Namjun hampir tertawa. Menertawakan jawaban jujur gadis itu. Artinya Yuchae hanya membaca sekitar dua sampai tiga halaman saja.

"Sekarang jawab pertanyaanku!" tuntut Yuchae tidak sabaran. "Berapa lama kau di sini? Apa kau menontonku saat tidur?"

Bukannya menjawab, lelaki itu justru bangkit dari kursi meletakkan kembali buku itu ke rak gantung dan mendekati Yuchae. Kemudian tangannya terjulur mengacak puncak rambut Yuchae dengan gemas.

"Bangun dan segera mandi. Ibumu sudah membuatkan kita sarapan."

Sepeninggal Namjun, gadis itu membeku.

"Daebak. Apa dia baru saja melakukan skinship denganku?"

Matanya menatap ngeri pintu yang perlahan menutup.

SelfishWhere stories live. Discover now