17| Debat

7.2K 1.2K 206
                                    

Namjun serius memenuhi keinginannya.

Selesai mandi dan membersihkan luka dibantu pelayan kamar, Yuchae menikmati waktu menonton tayangan Doraemon di saluran TV berbayar di atas kasur, ditemani Pringles original yang dibeli Namjun di toserba dekat penginapan.

Sebelumnya pria itu juga berbaik hati memesankan Burger King dan jjajangmyeon, tidak lupa dengan sup Galbi.

"Ada lagi yang kau inginkan?"

Yuchae memutar bola matanya menimang-nimang kemudian menggeleng.

Waktu memasuki pukul sepuluh malam, rasanya sungkan bila meminta Namjun membelikan es krim melon. Jadi, dia hanya menelan ludah dan menunda keinginannya untuk besok.

Sedangkan Namjun mengambil remot AC dan meninggikan suhunya agar tidak terlalu dingin. Dokter yang memeriksa gadis itu tadi bilang, kondisi paru-paru Yuchae masih belum stabil.

"Besok aku akan mengantarmu pulang."

Mata Yuchae membelalak. "Pulang?"

Namjun mengangguk. "Kau harus pulang dan aku akan meminta maaf langsung pada keluargamu."

"Aku tidak mau."

"Aku sudah menghubungi mereka. Saat ini mereka sangat mencemaskanmu. Tidak ada pilihan lain. Kau harus tetap pulang besok."

Yuchae membuka mulutnya hendak membantah, namun dering ponselnya lebih dulu menginterupsi. Ia menjangkau ponsel itu dan mendengus melihat nama yang tertera.

[Hei, anak bodoh! Apa yang terjadi?] Jungkook berkata ketus. [Kau buat masalah lagi? Kali ini siapa yang kau persulit?]

"Kau menghubungiku cuma untuk marah-marah?"

[Jangan harap saat kita bertemu nanti kau akan selamat.]

"Kenapa? Oppa mau memukulku?"

[Aku bukan hanya akan memukulmu. Sekarang ini aku sedang memikirkan apa yang harus kulakukan padamu agar berhenti membuat orang lain cemas.]

"Oppa mencemaskanku?"

[Hei, anak bodoh! Pokoknya kalau kau masih berbuat onar, jangan salahkan aku untuk berbuat lebih serius. Aku akan membuatmu menangis seumur hidup. Kau mengerti?]

Tanpa mengucapkan hal lainnya, Jungkook mematikan sambungan mereka. Yuchae bisa membayangkan wajah galak Jungkook saat mengatakan serentatan kalimat barusan.

Dia juga langsung menebak setelah menekan tombol merah telepon, Jungkook membanting ponselnya ke sofa atau kasur atau sesuatu yang tidak akan membuat ponsel rusak. Karena memang begitulah Hong Jungkook yang dia kenal selama ini.

Yuchae memilih tidak memikirkan omongan Jungkook dan kembali menatap Namjun yang kini sedang merapatkan tirai.

"Ahjussi akan kembali ke kamar sekarang?"

"Setelah kupastikan kau tidur." Namjun berjalan menuju kamar mandi dan mematikan lampu di sekitar sana. Dia memastikan hanya cahaya ruang kamar yang menyala.

Dari info yang didapat calon ibu mertuanya, Yuchae tidak akan bisa tidur kalau lampunya terang benderang. Pusing, katanya.

Calon ibu mertuanya itu tidak segan-segan membongkar seluruh cerita Yuchae bahkan saat mereka belum bertemu. Entahlah, Namjun bingung harus berterima kasih atau merasa bersalah pada Yuchae karena tahu bahwa saat kecil Yuchae hobi minum air sungai dan menolak untuk dimasak lebih dulu. Kalau belum minum air sungai, Yuchae akan menangis sepanjang hari.

Sungguh lucu.

Tiba-tiba seseorang mendrobrak pintu dari arah luar dan berhambur masuk. Jihun tidak dapat menutupi sedikipun kepanikannya. Beberapa saat lalu dia pergi ke pusat perbelanjaan karena mengira Yuchae akan ada di sana, dan Namjun baru menghubungi Jihun saat dokter selesai menangani Yuchae.

SelfishTahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon