Haihaihaiii!🖤
Happy reading guys!🖤🤪
Jangan lupa vote and comment!😆🖤
Makasih atas vote dan komennya dipart-part sebelumnyaa!🖤🤪
Luvya!Halaman rumah, 19.34 wib
Semua orang sudah berkumpul menyiapkan api unggun, kecuali Dira, Raya, Vita, Meira, dan Viona.Banyak tetangga yang juga ikut serta diacara malam ini.
"Ikannya mana?" ucap Raka sambil membawa kayu bakar
"Kayaknya belum selese dibumbuin" ucap Rey sambil menyodorkan kayu ke dalam api
"Oh, yaudah abang samperin dulu" ucap Raka sambil meletakkan kayu bakar
Galih dan Mirza mengangkat kayu bakar dan meletakkannya didekat api.
Raka masuk ke dalam rumah.
Rey, Mirza, Galih, dan beberapa orang lainnya berbincang-bincang sambil menyalakan api.
Mereka sesekali tertawa ringan.
"Akh" lirih Rey saat lengannya tersenggol kayu bakar yang ditarik dari dalam api oleh Mirza
"Ah, maaf, Rey. Ga sengaja tadi" ucap Mirza penuh penyesalan
Rey hanya tersenyum kaku, "gapapa kok, bang. Cuma kesenggol doang" ucapnya
Mirza khawatir, ia menyesal.
"Beneran gapapa? Biar saya ambilin odol" ucap Mirza khawatir
Rey menggeleng, "gausah, bang. Bentar lagi juga sembuh" ucapnya
"Rey" ucap Reni sembari melihat lengan Rey yang merah
Rey menoleh, tatapannya datar.
"Tangan kamu, kenapa?" ucap Reni pelan
Rey hanya menggelengkan kepalanya, "gapapa, cuma kesenggol dikit" ucapnya
"Aku ambilin odol, ya?" ucap Reni
Rey kembali menggelengkan kepalanya, "tidak usah, bentar lagi juga sembuh" ucapnya dingin
"Beneran?" ucap Reni sambil menatap Rey
Rey mengalihkan pandangannya, ia melihat Dira yang sedari tadi menatapnya.
Reni mengikuti arah pandang Rey, ia sedikit membelalakkan matanya. Ia kaget.
Seketika, keadaan menjadi canggung.
Dira berjalan beriringan dengan Vita, Viona, Meira, dan Raya. Masing-masing dari mereka membawa satu nampan yang berisi ikan dan beberapa potong ayam.
Mereka duduk diatas kayu yang berada didekat api unggun.
"Kak, ini taro dimana?" ucap Dira menghapus kesunyian yang terjadi
"Hm? Taro aja disana" ucap Meira sembari menunjuk tanah
Dira langsung meletakkan nampannya ditanah, tangannya terasa pegal.
Reni segera menjauh dari hadapan Rey.
Mirza menoleh ke arah Viona, mereka berbicara menggunakan isyarat mulut.
"Panggilin Anin" ucap Mirza tanpa suara
"Anin?" ucap Viona sembari menunjuk Dira
Mirza mengangguk.
Viona menoleh ke arah Dira, "Nin" ucapnya
Dira menoleh ke arah Viona, ia mengangkat kedua alisnya. "Hm? Kenapa?" ucapnya
YOU ARE READING
Dosenku Suamiku (TAMAT) [TERSEDIA DI GRAMEDIA]
HumorTelah terbit di Penerbit Romancious. Cerita ini tidak di revisi, jadi masih berantakan. Kalau mau baca yang lebih bagus penulisannya bisa beli bukunya di Gramedia atau pun toko online yang menjual novel Dosenku Suamiku yang ORI. Terima kasih<3 Warni...