14

612K 37K 2.5K
                                    

Haihaihaiii!🖤
Happy reading guys!🖤🤪
Jangan lupa vote and comment!😆🖤
Makasih atas vote dan komennya dipart-part sebelumnyaa!🖤🤪
Luvya!

Halaman rumah, 19.34 wib
Semua orang sudah berkumpul menyiapkan api unggun, kecuali Dira, Raya, Vita, Meira, dan Viona.

Banyak tetangga yang juga ikut serta diacara malam ini.

"Ikannya mana?" ucap Raka sambil membawa kayu bakar

"Kayaknya belum selese dibumbuin" ucap Rey sambil menyodorkan kayu ke dalam api

"Oh, yaudah abang samperin dulu" ucap Raka sambil meletakkan kayu bakar

Galih dan Mirza mengangkat kayu bakar dan meletakkannya didekat api.

Raka masuk ke dalam rumah.

Rey, Mirza, Galih, dan beberapa orang lainnya berbincang-bincang sambil menyalakan api.

Mereka sesekali tertawa ringan.

"Akh" lirih Rey saat lengannya tersenggol kayu bakar yang ditarik dari dalam api oleh Mirza

"Ah, maaf, Rey. Ga sengaja tadi" ucap Mirza penuh penyesalan

Rey hanya tersenyum kaku, "gapapa kok, bang. Cuma kesenggol doang" ucapnya

Mirza khawatir, ia menyesal.

"Beneran gapapa? Biar saya ambilin odol" ucap Mirza khawatir

Rey menggeleng, "gausah, bang. Bentar lagi juga sembuh" ucapnya

"Rey" ucap Reni sembari melihat lengan Rey yang merah

Rey menoleh, tatapannya datar.

"Tangan kamu, kenapa?" ucap Reni pelan

Rey hanya menggelengkan kepalanya, "gapapa, cuma kesenggol dikit" ucapnya

"Aku ambilin odol, ya?" ucap Reni

Rey kembali menggelengkan kepalanya, "tidak usah, bentar lagi juga sembuh" ucapnya dingin

"Beneran?" ucap Reni sambil menatap Rey

Rey mengalihkan pandangannya, ia melihat Dira yang sedari tadi menatapnya.

Reni mengikuti arah pandang Rey, ia sedikit membelalakkan matanya. Ia kaget.

Seketika, keadaan menjadi canggung.

Dira berjalan beriringan dengan Vita, Viona, Meira, dan Raya. Masing-masing dari mereka membawa satu nampan yang berisi ikan dan beberapa potong ayam.

Mereka duduk diatas kayu yang berada didekat api unggun.

"Kak, ini taro dimana?" ucap Dira menghapus kesunyian yang terjadi

"Hm? Taro aja disana" ucap Meira sembari menunjuk tanah

Dira langsung meletakkan nampannya ditanah, tangannya terasa pegal.

Reni segera menjauh dari hadapan Rey.

Mirza menoleh ke arah Viona, mereka berbicara menggunakan isyarat mulut.

"Panggilin Anin" ucap Mirza tanpa suara

"Anin?" ucap Viona sembari menunjuk Dira

Mirza mengangguk.

Viona menoleh ke arah Dira, "Nin" ucapnya

Dira menoleh ke arah Viona, ia mengangkat kedua alisnya. "Hm? Kenapa?" ucapnya

Dosenku Suamiku (TAMAT)                            [TERSEDIA DI GRAMEDIA]Where stories live. Discover now