HAIHAIHAIII!🖤
APA KABAAAAR?
JANGAN LUPA VOTE AND COMMENT!

MAKASII BANYAK ATAS SUPPORTNYAA!🖤

HAPPY BIRTHDAY!

HAPPY READING!

Mobil, 11.25 wib.
Rey menghentikan mobilnya di depan rumah bunda, ia kemudian menoleh ke arah Dira yang sedang melepaskan sabuk pengamannya.

Setelah selesai melepaskan sabuk pengamannya, Dira menoleh ke arah Rey sembari mengerutkan dahinya.

"Pak Rey ga ikut masuk?"

"Kamu duluan aja. Saya mau keluar bentar, ada urusan."

Dira perlahan menyipitkan matanya, ia kemudian menunjukkan empat jari di hadapan Rey dan menyisakan satu jari yang tersisa, jempol. "Reni, Dewi, bu Indah, ato Tania?"

Rey menaikkan sebelah alisnya, tangannya langsung melipat keempat jari Dira dan menegakkan jempol Dira sendiri.

"Anindira," ucap Rey memilih.

Dira mencebikkan bibirnya, membuat Rey mengerutkan dahinya.

"Kenapa?"

"Padahal ga ada nama saya," Dira menatap Rey dengan tajam.

"Trus kenapa?"

"Harusnya Pak Rey ga milih saya," protes Dira.

"Hm?" Rey tampak kebingungan.

"Gini loh, bapak ga boleh milih siapa-siapa. Terus.. bapak bilang gini, Anindira itu bukan pilihan, tapi tujuan. Gitu dong biar uwu," Dira kembali menyipitkan matanya.

Rey mengerjapkan kedua matanya, tangannya beralih memegang jidat sang istri.

"Obatnya ketinggalan dimana?"

Seketika, kedua bola mata Dira terbelalak. Tangan Dira langsung menepis tangan Rey yang berada di jidatnya, "heh!"

Rey menaikkan sebelah alisnya sembari menahan tawa, "kenapa?"

Dira menatap Rey dengan tajam, ia perlahan menyeringai. "Ketinggalan di hati mu!"

Dira kemudian terkekeh setelah mengatakan kalimat yang membuat dirinya sendiri cukup geli.

Rey mengerutkan dahinya, "udah lancar ngegombalnya."

"Woiya jelas dong," Dira menaik-turunkan kedua alisnya.

Rey tersenyum, "ya udah duluan sana."

Dira mengerutkan dahinya, menatap Rey dengan tajam. "Anda sangat mencurigakan, saudara."

"Saya ga mau jadi saudara kamu," ucap Rey dengan cepat.

Dira mengerjapkan matanya, "heh.. gada akhlak!"

"Masa saudara kamu jadi suami kamu," Rey menaikkan sebelah alisnya.

"Dih.. ngegombal Pak Haji?"

Rey terkekeh. "Masuk sana, bunda udah nunggu."

"Tuh kan, ada yang baru nih. Siapa namanya?"

"Arnand," balas Rey dengan cepat.

"Alihin teros.."

"Yang baru kan Arnand," Rey menaik-turunkan kedua alisnya.

Dira mengerutkan dahinya, "Pak Rey serius ih!"

Dosenku Suamiku (TAMAT)                            [TERSEDIA DI GRAMEDIA]Where stories live. Discover now