82

585K 47.4K 17.6K
                                    

HAIHAIHAIII!🖤
APA KABAAAAR?
JANGAN LUPA VOTE AND COMMENT!

HAPPY BIRTHDAY!

HAPPY READING!

Rabu.
Kantor, 07.30 wib.
      Dira dan Rey melangkahkan kakinya keluar dari lift, mereka kemudian berpisah satu sama lain. Rey masuk ke dalam ruangannya, dan Dira berjalan menuju meja kerjanya sendiri.

"Pagi, Dira." sapa Uni sembari tersenyum.

"Pagi," balas Dira dan ikut tersenyum.

"Ekhem," dehem Sasa dengan sedikit mengeraskan suaranya sembari menatap Dira dengan tajam.

Dira hanya melirik sekilas ke arah Sasa, dan kembali mengabaikannya lalu duduk ditempatnya.

"Susah ya kalo ada masalah sama istri atasan, mau dibales.. nanti malah kita lagi yang disalahin. Jadi dilema," celetuk Sasa sembari sesekali melirik ke arah Dira.

Dira kembali mengabaikan Sasa, dan memilih untuk menikmati makanan ringan yang ia beli saat berangkat tadi bersama sang suami.

Sasa memelototi Dira yang mulai mengunyah makanan ringannya. "Heh, waktu jam kantor ga boleh makan!"

Dira menoleh ke arah Sasa sembari menyuap makanan ringannya sejenak. "Hm? Apa ya? Ga kedengeran," ucapnya sembari mengunyah dengan wajah polosnya.

Sasa mengerutkan dahinya. "Budek ya? Saya bilang ga boleh makan waktu jam kantor," ucapnya menatap Dira dengan sinis.

Dira menghentikan kunyahannya. "Eh? Maaf.. masih berlaku ya buat istri atasan?"

"Heh, Dira! Kalau pun kamu istri Pak Rey, kamu juga sebagai junior disini. Hargainlah kita sebagai senior kamu," tegur salah satu pegawai laki-laki.

Dira tersenyum sembari menganggukan kepalanya. "Iya.. saya ngehormatin kalian semua sebagai senior saya. Tapi.."

Dira beralih menatap Sasa, ia menaikkan sebelah alisnya. "Waktu saya dikenal sebagai adik Pak Rey, saya boleh makan diwaktu jam kantor. Kenapa sekarang enggak?"

"Atau.. dulu mbak Sasa sengaja mau cari perhatian sama suami saya?" Dira kemudian menampilkan smirk.

"Jaga mulut kamu!" bentak Sasa.

"Loh? Kok mbak Sasa marah sih? Emang bener ya?" Dira menatap Sasa dengan datar.

Sasa langsung mengalihkan pandangannya.

"Uwah.. kicep," gumam Dira sembari menahan tawa.

"Tapi.. ntar kalo ada apa-apa saya ga bisa bantu ya," lanjut Dira.

"Dira bisa diem?" Rara menatap Dira dengan sinis.

Dira hanya mengangkat kedua bahunya dengan acuh tak acuh. "Ga sadar apa kalo yang mulai temennya sendiri?"

Ting!

Pintu lift terbuka, menampakkan sosok wanita cantik berusia kurang lebih lima puluh tahun dengan tampilan cukup mewah.

Wanita tersebut melangkahkan kakinya keluar dari lift, membuat semua pegawai beranjak dari duduknya dan menunduk sejenak untuk menghormatinya. Dira pun mau tidak mau juga ikut menyambutnya.

"Selamat pagi, ibu."

"Pagi i.. bu?!" Dira membelalakkan kedua bola matanya, tangannya langsung menutup mulutnya untuk menahan agar dirinya tidak berteriak karena terkejut dengan orang dihadapannya.

Dosenku Suamiku (TAMAT)                            [TERSEDIA DI GRAMEDIA]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang