Bab Tiga Puluh Satu

7.4K 747 309
                                    

Aku double update lagi.

Btw guys, aku abis kecelakaan ini tadi sore wkwkw. Ga ada mau GWS in aku? Wkw.

Happy reading.

***

Waktu terus berjalan, persiapan pernikahan pun telah seratus persen, tinggal menunggu waktu sakral itu tiba. Ratu tidak menyangka di usianya yang baru beranjak tujuh belas tahun akan menyandang gelar nyonya Devan.

Ratu menatap pantulannya di depan cermin panjang, saat ini ia tampak berbeda sekali dari biasanya. Wajahnya telah dipoles make up natural yang membuatnya tampak lebih cantik, kebaya putih dengan manik-manik berlian kini melekat di tubuhnya. Ratu tampak anggun dan terlihat lebih dewasa.

Beberapa kali Ratu menghela napas untuk mengusir rasa deg-degan. Ratu rasa semua yang perempuan yang berada di fase ini pasti merasakan hal yang sama. Semua tamu undangan sudah memenuhi tempat acara, dan Ratu tinggal menunggu gilirannya untuk menemui calon suaminya di sana.

Wanita paruhbaya itu menuntun Ratu untuk segera menemui Devan yang sudah terlebih dahulu duduk di depan penghulu.

"Ratu, ayo." Kinan menggandeng tangan calon menantunya itu dengan lembut. Hari ini Kinan yang bermulut pedas dan frontal, berubah jadi emak-emak kalem yang mendampingi pernikahan putranya.

Setelah Ratu duduk di samping Devan, barulah prosesi ijab qabul dimulai. Yang menjadi walinya adalah Dewa. Memang, kakaknya Ratu itu sudah dibebaskan dari tahanan beberapa waktu lalu.

"Saya nikahkan dan kawinkan engkau dengan adik kandung saya, Ratu Azalea binti Reza dengan mahar 17 gram emas dan uang senilai 29 juta rupiah," ujar Dewa dengan lantang sembari menjabat tangan calon adik iparnya itu.

29 itu adalah umur Devan di tahun ini, sedangkan 17 itu adalah umur Ratu.

"Saya terima nikah dan kawinnya Ratu Azlea binti Reza dengan mahar tersebut dibayar tunai." Devan mengucapkan kalimat sakral itu dengan lantang dan satu tarikan napas.

Penghulu mengedarkan pandangannya ke segala arah. "Bagaimana saksi?"

"SAH," ujar para hadirin dengan kompak yang dilanjutkan baca doa oleh penghulu.

Setelah itu Ratu langsung mencium tangan Devan, sementara Devan mencium kening Ratu.

Di luar tempat acara ada laki-laki yang sedang memperhatikan acara sakral itu, ia ingin masuk,  tetapi hatinya menolak. Melihat perempuan yang dicintainya menjadi milik pria lain adalah patah hati luar biasa, dan obatnya adalah waktu, yang entah kapan akan menghilang atau mungkin akan terus menetap.

Nelvan telah mencintai Ratu sejak zaman SMP, tetapi sekarang Ratu telah sah menjadi milik laki-laki lain.

Ia pun langsung meninggalkan tempat ini dengan perasaan kecewa yang luar biasa.

***

Malam ini adalah malam resepsi alias pesta pernikahan Ratu dan Devan digelar di sebuah ballroom hotel bintang lima di kawasan Jakarta Selatan.

Para tamu undangan naik ke atas pelaminan untuk memberikan ucapan selamat kepada kedua mempelai.

Kini giliran Ara yang tengah berbadan dua, dan Raka yang setia mendampingi Ara naik ke atas pelaminan.

Ara menatap Devan dengan perasaan sendu, jujur sampai detik ini ia masih memiliki perasaan kepada Devan, tetapi ia sadar diri karena sekarang suaminya adalah Raka, dan Devan adalah suaminya Ratu.

"Selamat," ucap Ara yang hendak memeluk Devan, namun langsung dihalangi oleh laki-laki itu, akhirnya Ara hanya mengulurkan tangannya yang dibalas olah Devan, setelah itu ia beralih kepada Ratu. "Selamat, atas pernikahan kalian."

Raka pun melakukan hal yang sama, setelah selesai, mereka pun langsung turun dari pelaminan.

"Selamat malam semuanya, malam ini saya mau menyumbang lagu."

Pandangan Devan dan Ratu teralih kepada Nelvan yang sedang berdiri di bagian musik akustik.

"Hm, lagu ini sesuai isi hati saya, karena ...." Nelvan melanjutkan ucapannya seraya menatap Ratu dengan intens. "Pengantin perempuan di atas sana adalah gebetan saya, tapi sekarang dia udah jadi milik orang lain."

Nelvan pun mulai menyanyikan lagu armada yang berjudul harusnya aku.

'Ku tak bahagia, melihat kau bahagia dengannya
Aku terluka, tak bisa dapatkan kau sepenuhnya
Aku terluka, melihat kau bermesraan dengannya
'Ku tak bahagia, melihat kau bahagia

Pandangan Nelvan tetap ke arah Ratu, tetapi Ratu sedang fokus dengan para tamu undangan yang memberikan selamat.

Harusnya aku yang di sana, dampingimu dan bukan dia
Harusnya aku yang kau cinta dan bukan dia
Harusnya kau tahu bahwa cintaku lebih darinya
Harusnya yang kau pilih bukan dia

"Jangan lupa, Bro, gaya yang gue ajarin harus lo lakuin dengan baik, biar istri lo makin terangsang," bisik Kennard kepada Devan. "Gaya buaya darat jangan lupa dipraktekin."

'Ku tak bahagia, melihat kau bahagia dengannya
'Ku tak bahagia, melihat kau bahagia

"Gaya 69 juga jangan lupa biar Ratu makin enak." Kennard masih sempat-sempatnya membahas hal mesum di saat semua orang sedang mangantre memberikan selamat.

Kejora langsung menarik suaminya dari atas pelaminan agar omongannya tidak makin menjadi.

Mesumnya Kennard tidak ada obatnya, sudah over dosis.

Harusnya aku yang di sana, dampingimu dan bukan dia
Harusnya aku yang kau cinta dan bukan dia
Harusnya kau tahu bahwa cintaku lebih darinya
Harusnya yang kau pilih bukan dia

Nelvan pun langsung naik ke atas pelaminan, dan menyanyikan lirik ngena itu di depan Ratu.

Oh...
Harusnya aku yang di sini, dampingimu dan bukan dia
Harusnya aku yang kau cinta dan bukan dia
Harusnya kau tahu bahwa cintaku lebih darinya
Harusnya yang kau pilih bukan dia

Setelah lagu itu berakhir, Devan langsung berkata kepada Nelvan. "Cinta aku ke Ratu udah level maksimal, jadi jangan bilang kamu lebih cinta dia. Atau kita bertempur sampai mati."

Nelvan berbisik kepada Devan. "Hati-hati nusuknya siapa tahu nggak tajam karena udah tua."

"Heh, nggak ada akhlak."

***

PART DEPAN MALAM PERTAMA, YES OR NO?

SAVIOR (END)Donde viven las historias. Descúbrelo ahora