Bab Tiga Puluh Dua

8.7K 684 235
                                    

Warning 17+

Halooooo balik lagi dengan kisah Ratu-Devan setelah menikah. Kepo dengan malam pertama mereka ya?

Umur kalian berapa gais?

Happy reading

***

Setelah acara selesai sekitar jam sepuluh malam, Devan dan Ratu tidak langsung pulang ke rumah karena mereka akan menginap di hotel ini, dan untuk kamarnya tentu yang paling bagus sebagai hadiah pernikahan dari Kennard, dan Kejora sudah memberikan lingerie yang paling menggoda untuk kakak iparnya itu.

Devan sudah selesai membersihkan tubuhnya, kini giliran Ratu yang masuk ke kamar mandi, saat pipis ia melihat bercak merah pada celana dalamnya.

Astaga, datang di saat yang tidak tepat.

Setelah selesai membersihkan tubuhnya, ia pun langsung menemui Devan dan memberitahu hal tersebut. Ada raut kekecewaan yang Devan rasakan karena harus mendapatkan cobaan terberat di saat malam pertama, padahal ia sudah tidak sabar berada di atas Ratu.

Gagal sudah gaya 69 dan buaya darat malam ini.

"Biasanya berapa hari?"

"Biasanya 8 hari."

Mata Devan membulat mendengar ucapan Ratu. "Jadi aku kudu puasa 8 hari? Oke enggak apa-apa." Sebenarnya Devan kecewa, tetapi mau bagaimana lagi.

"Maaf ya." Ratu merasa bersalah.

"Nggak apa-apa, karena istriku adalah perempuan jadi wajar aja kalau halangan."

Ratu mendelik. "Ya emangnya Kak Dev mau nikah sama laki-laki?"

Devan menggeleng. "Ya udah aku mau beliin roti buat kamu dulu. Mau yang terbang apa enggak?"

"Pertama, emang ada roti yang bisa terbang? Kedua, aku enggak lapar."

Devan gemas sama istrinya, dia ini pintar di akademik, tapi kalau sudah bahas pelesetan gini lemotnya kambuh. Antara polos atau bego itu memang beda tipis.

"Pembalut, Ratu, kamu kan lagi datang bulan. Dulu Kejora sering minta tolong beliin yang bersayap. Kalau kamu mau apa?"

Ratu pun langsung tertawa setelah tahu apa yang dimaksud oleh Devan. "Oh aku mau yang bungkusannya yang warna pink, terus enggak mau yang bersayap."

"Oke, kenapa enggak bersayap?"

"Kalau yang bersayap itu risih."

Setelah itu Devan langsung keluar ke supermarket yang ada di sebelah kiri lobi hotel ini.

Dengan santainya Devan ke langsung ke rak bagian perlengkapan bulan perempuan itu, ia mengambil sesuai pesanan Ratu, yaitu yang bungkusan warna pink, juga tidak bersayap. Setelah selesai ia langsung ke kasir yang untungnya tidak perlu antre.

Petugas kasir yang bernama Santi itu pun bertanya, "Mas kok beli ini? Kan ini buat cewek? Memangnya Mas datang bulan?"

"Iya nih, bocor banget."

Santi semakin mengernyit. "Mas transgender?"

"Enak aja, memangnya Mbak belum pernah lihat cowok yang beli pembalut? Kan bisa aja beliin buat istrinya, pacarnya, ibunya, sudaranya, atau temannya," ucap Devan yang sedikit kesal karena spekulasi asal-asalan kasir ini.

"Oh, saya kira buat Mas sendiri, kan banyak itu yang lakuin transgender, ya saya kira luarnya laki-laki tapi dalamnya perempuan."

Setelah scan belanjaannya ke komputer, ia menyebutkan nominal, dan Devan langsung memberikan sejumlah uang, kemudian Devan berbisik, "Jangan sembarangan bilang, dalamnya saya panjang!"

SAVIOR (END)Where stories live. Discover now