Bab Tiga Puluh Lima

7.4K 606 134
                                    

Mampir juga ke cerita aku yang lain, judulnya Imperfect Wedding, cek di sebelah ya.

Mampir juga ke cerita aku yang lain, judulnya Imperfect Wedding, cek di sebelah ya

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

***

Diandra Putri adalah adik kelas Devan sejak SD-SMA di Bandung dan mereka cukup dekat karena rumah mereka juga satu kompleks. Setelah lulus ia memutuskan untuk menikah dan ikut suaminya pindah ke Jakarta. Sekarang mereka di pertemukan secara tidak terduga, ternyata Diandra adalah adik sepupunya Wulan, dan sekarang menjadi sekretarisnya Devan.

Diandra sangat kaget karena Devan sudah menikah, padahal setahunya Devan zaman sekolah paling anti perempuan, jangankan pacaran apalagi menikah, didekati perempuan saja ia sudah merasa jijik dan ini benar-benar rekor. Devan menikah adalah sesuatu yang mustahil di telinga Diandra.

Setelah jam pulang kantor, Diandra mengajak Devan untuk makan malam di luar.

"By the way, happy birthday ya."

Devan mengernyit. "Kamu masih ingat?"

Diandra memang tidak pernah lupa dengan tanggal 21 November, ulang tahunnya Devan, bahkan ia tidak pernah lupa bagaimana pertemanan mereka dulu, bagaimana mereka bermain dan Devan adalah sosok teman sekaligus kakak yang sangat baik.

"Tentu, aku nggak mungkin lupa dengan pertemanan kita yang kayak prangko zaman dulu. Ya, semenjak aku pindah ke Jakarta kita udah benar-benar lost contact. Aku kira nikah muda adalah pilihan yang tepat, ternyata aku salah, dia bukan pria yang tepat, dia baik, tapi suka main perempuan, kerjaannya selingkuh. Empat tahun yang lalu aku mutusin buat cerai, dan lanjutin pendidikan aku, dan akhirnya di usia yang nggak muda lagi ini aku baru kelar S1."

Devan juga tidak menyangka kalau Diandra saat ini adalah seorang janda, tapi wajahnya sangat cantik dan penampilannya sangat anggun, tidak sulit untuk Diandra mendapatkan suami lagi.

"Terus sekarang anakmu berapa?"

"Anakku satu, sekarang umurnya 9 tahun, aku masih takut untuk menjalin hubungan yang serius, takut gagal lagi." Diandra menyesap jus alpukat di hadapannya. "Terus sekarang istri kamu gimana?"

"Namanya Ratu Azalea, cantik, pintar masak, dewasa walaupun usianya yang baru 17 tahun."

Diandra melotototkan matanya mendengar ucapan Devan. "Astaga, Tuhan, kamu pedofil sekali."

"Banyak kok di luar sana yang nikah beda jauh. Lagian kamu juga dulu nikah muda."

"Dan berakhir pada kegagalan, Devan. Aku nyesel nikah muda. Jangan sampai istrimu merasakan hal yang sama."

Devan menggeleng. "Tentu tidak, aku nggak brengsek kayak mantan suamimu."

"Masa sih? Laki-laki yang setia itu hanya sedikit, tapi kamu jangan, harus tetap setia."

Dulu Diandra pernah menyukai Devan, tetapi laki-laki itu tak pernah menganggap Diandra lebih dari teman. Sampai akhirnya Diandra menyerah akan perasaannya, tapi satu yang Diandra tahu, perasaannya untuk Devan ternyata masih sama. Tapi pada akhirnya Diandra harus menyerah lagi karena Devan sudah menikah.

"Nanti kapan-kapan ajakin aku main ke rumah kamu dong, pengin kenalan sama perempuan beruntung menjadi nyonya Devan, aku yang kenal kamu dari zaman orok aja nggak pernah bisa masuk ke hati kamu."

"Maksudnya, Di?"

"Dev, kalau harus ngomong masalah dulu, aku itu suka sama kamu, tapi kamu nggak pernah suka sama aku, akhirnya aku menyerah pada perasaanku sendiri. Tapi tenang aku nggak akan menjadi duri dalam rumah tangga kalian. Aku nggak mau ada perempuan lain yang merasakan patah akibat pengkhianatan."

Devan menatap Diandra, perempuan itu masih sama, mempunyai wajah yang cantik dan senyumannya masih sama, sama-sama manis.

Devan berkata, "Dan dulu alasanku nggak pernah suka sama perempuan mana pun sejak sekolah because i love you, aku nggak berani ungkapin perasaanku karena yang aku tahu seorang Diandra Putri suka bergonta-ganti pacar dan aku nggak mau ditolak. Dan emang nggak ada yang tahu perasaan itu kecuali aku sendiri."

Diandra tertawa, ia cukup speechless dengan pengakuan Devan. "Dan pada intinya kita nggak jodoh, Dev."

"Tapi kenapa saat aku mimpi basah pertama kali, yang ada dalam mimpiku itu kamu?"

***

Semenjak ke dokter kandungan minggu lalu, Ratu jadi banyak diam, sampai sekarang ia belum balik ke sana lagi. Ia hanya takut kalau dirinya tidak bisa disembuhkan, dan akhirnya ia tidak bisa memberikan keturunan untuk Devan. Wanita belum sempurna kalau belum jadi istri.

Perayaan ulang tahun Devan kali ini hanya dirayain berdua di apartemen. Ratu tidak bisa memberikan kejutan seperti yang Devan lakukan saat itu, ia hanya menyiapkan satu kue tart, dan masak beberapa makanan kesukaan Devan. Akhir-akhir ini Ratu menjadi murung memikirkan rahimnya yang tidak baik-baik saja. Ia tahu bahwa Devan sangat menginginkan sesosok anak yang hadir di antara mereka, tetapi bagaimana mungkin anak itu hadir dengan segera, di saat kondisi Ratu yang seperti ini.

Sampai detik ini Ratu belum berani memberitahu Devan perihal rahimnya yang diperiksa oleh dokter beberapa waktu lalu, ia takut kabar itu membuat Devan menjadi sedih, ia takut Devan menyesal karena telah menikahinya. Tidak ada seorang pria di dunia ini yang tidak ingin memiliki keturunan, apalagi orangtua Devan sangat ingin cucu dari mereka.

Sebelum meniup lilin yang bertuliskan angka 29 itu, Devan melakukan make a wish.

"Tahu nggak tadi aku mintanya apa?"

"Apa?"

Devan memegang perut Ratu. "Semoga di sini, cepat tumbuh Devan junior."

Hati Ratu langsung mencelos mendengar ucapan Devan, ia merasa gagal menjadi seorang istri karena tidak bisa memberikannya keturunan. Rasanya Ratu ingin menangis sekencang mungkin, meratapi kesedihannya atas apa yang belum bisa ia berikan kepada Devan. Hal ini lebih perih daripada masalah yang dialami oleh Ratu selama hidupnya.

Ratu hanya bisa tersenyum. "Semoga, Kak."

Devan langsung mengangkat tubuh Ratu ke ranjang, dan mereka akan melakukan kegiatan panas yang hampir menjadi rutinitas mereka setiap malam. Berhubungan intim menjadi candu untuk Devan dan Ratu setelah menikah.

***

Hahahahaha pasti kalian kesal sama Diandra dan Devan, hayo ngaku?

SAVIOR (END)Where stories live. Discover now