2

659 25 0
                                    

Bulan demi bulan berlalu, Tasya dan Galih sudah terlihat akrab, walau mereka lebih sering adu mulut, Tasya sering bertemu Dwi dan galih hampir setiap saat selalu ada di dekat Dwi.

"Ada lo lagi, ada lo lagi" ucap Tasya saat berkunjung ke rumah Dwi.

"Yang ada gw yang bosen lihat lo, ngapain selalu ketemu Dwi" balas Galih yang sedang menonton televisi.

"Gak selalu ya, enak aja lo" ucap Tasya.

Galih tidak merespon.

"Dwi mana?" tanya Tasya.

"Dapur" jawab Galih.

Tanpa membalas Tasya melenggang menuju dapur.

"Ngapain lo?" tanya Tasya kepada Dwi yang sedang sibuk di dapur.

"Bikin cemilan buat Galih" jawab Dwi tanpa menatap Tasya.

"Ngapain sih dia ada di deket lo mulu?, mantan-mantan lo gak gitu-gitu amat perasaan, gw gak bisa me time sama lo jadinya" ucap Tasya.

"Akhir-akhir ini dia luang, gak banyak client jadi sebisa mungkin ngabisin waktu sama gw" ucap Dwi.

"Oh, sini gw bantuin" ucap Tasya.

Mereka pun sibuk di dapur selama beberapa saat, usai memasak Tasya dan Dwi berjalan ke ruang tamu.

"Nih buat kamu" ucap Dwi kepada Galih.

"Makasih sayang" balas Galih tersenyum.

Dwi duduk di samping kekasihnya sementara tasya duduk di soffa single.

"Nyokap-bokap lo mana?" tanya Tasya kepada Dwi.

"Biasa keluar kota" jawab Dwi.

"Astaghfirullah, bisa-bisa nya lo ngajak cowok ke rumah pas lagi gak ada siapa-siapa" ucap Tasya.

Mendengar itu Galih langsung menatap Tasya tajam.

"Lo kenapa sih?, gak suka banget sama gw" ucap Galih.

"Bukan gitu, gw takut aja" balas Tasya tanpa rasa bersalah.

"Sama aja, sebejat itu gw di mata lo" ucap Galih tidak terima.

"Demi tuhan bukan itu maksud gw" ucap Tasya yang mulai merasa tak enak.

"Udah sayang, dia gak ada niat nilai kamu jelek, dia cuma khawatir sama aku" ucap Dwi menenangkan Galih.

Galih tak menanggapi.

Tiba-tiba Dwi berdiri dan pergi ke kamarnya.

Melihat Galih yang terus diam, Tasya pun duduk di sisi pria itu.

"Sorry bukan maksud gw begitu, jangan marah, iya gw salah, gw minta maaf" ucap Tasya pelan.

Galih tak bergeming.

Melihat Galih yang terus diam, Tasya mengulurkan jari kelingking nya di depan wajah Galih.

"Sorry, iya gw percaya lo gak akan macem-macem sama Dwi" ucap Tasya.

Galih tetap tidak bergeming.

"Ya udah kalo masih marah, gw cabut aja" ucap Tasya kemudian ia bangkit namun suara Galih membuatnya tak jadi pergi.

"Tulus nih minta maaf nya?" tanya Galih yang membuat Tasya duduk kembali.

"Iya lah, mau kan maafin gw?" tanya Tasya, ia kembali mengulurkan jari kelingking nya di hadapan Galih.

"Okay gw maafin" balas Galih, ia menautkan kelingking nya pada kelingking Tasya.

"Thank you" balas Tasya.

between me, you and himUnde poveștirile trăiesc. Descoperă acum