26

297 17 0
                                    

Pertemuan dengan Dwi beberapa hari lalu membuat Tasya sering berdiam diri, tak nafsu makan dan tak ada gairah untuk beraktivitas, Galih sedih melihat Tasya yang seperti itu, wanita itu benar-benar merasa tak enak hati dengan Dwi, Galih mengerti perasaan Tasya, jadi ia memutuskan untuk bertemu Dwi dan menceritakan keadaan Tasya semenjak pertemuan mereka hari itu.

"Aku gak duga Tasya bisa sampe begitu" ucap Dwi, dirinya memang sakit hati dengan Galih dan Tasya namun Dwi sedih jika Tasya sampai seperti itu karena dirinya

"Aku minta tolong sama kamu untuk ke rumah buat bujuk dia, aku khawatir sama keadaan kandungan nya" ucap Galih.

"Iya aku pasti bujuk dia, aku gak mungkin biarin dia begitu terus, gimana pun dia sahabat baik aku" balas Dwi.

Galih tersenyum mendengar itu kemudian menggenggam tangan Dwi.

"Makasih dan maaf ya Wi, aku gak tau harus minta tolong ke siapa lagi selain kamu" ucap Galih.

Dwi menarik tangan nya dari genggaman Galih, ia tak boleh lemah, dirinya harus belajar mengikhlaskan Galih untuk Tasya, walau dalam hati ia masih mencintai Galih namun keadaan tidak mungkin lagi membuat mereka bersama.

"Sama-sama, mungkin kamu gak percaya tapi pertemanan aku sama Tasya gak se cetek  itu, kami gak akan putus begitu aja cuma karna kamu, rasa sayang aku ke Tasya itu tulus" ucap Dwi.

"Kamu emang perempuan baik, semoga Allah segera menemukan laki-laki terbaik buat kamu" ucap Galih tulus.

Dwi memang perempuan terbaik yang sempat mengisi hatinya.

Dwi tersenyum hambar, Galih benar-benar sudah mencintai Tasya  dan melepaskan dirinya, sungguh hatinya masih terasa sakit bahkan hingga detik ini tapi kembali lagi, hubungan nya dengan Tasya jauh lebih penting.

"Ya udah ayo kita ke rumah kamu" ucap Dwi.

Galih mengangguk lalu ia membayar minuman yang di pesan kemudian pergi dari kedai kopi tersebut, sampai di parkiran Dwi terkejut karena kendaraan Galih sudah berganti.

"Kamu udah punya mobil?" tanya Dwi saat Galih membawa nya ke sebuah mobil sedan berwarna merah.

"Iya" jawab Galih, dirinya membukakan pintu untuk Dwi.

Dwi pun masuk lalu Galih segara masuk ke kursi kemudi.

"Ini buat Tasya?" tanya dwi lagi saat mobil sudah jalan.

"Iya biar nyaman, dia kan lagi hamil" jawab Galih pelan.

Dwi kembali tersenyum hambar.

"Segitunya kamu sama Tasya ya" ucap dwi.

"biar janin nya nyaman, itu aja kok" ucap Galih.

"Aku harus benar-benar mengiklaskan kamu ya" ucap Dwi.

"Maaf Wi" balas Galih.

"Motor kamu kemana?" tanya Dwi.

"Ada di rumah" jawab Galih.

"Udah gak di pake?" tanya Dwi.

"Jarang" jawab Galih.

Dwi tak menanggapi, beberapa menit kemudian mereka sampai di rumah, Galih kemudian Dwi pun segara keluar dari mobil dan masuk ke dalam rumah.

Galih mengucap salam, Tasya menjawab nya, suara Tasya terdengar dari arah dapur.

"Kenapa lo disini?" tanya Galih.

"Mau bikin cemilan doang" jawab Tasya tanpa menatap Galih.

"Coba lihat sini" ucap Galih.

Tasya pun berbalik kemudian terkejut karena Dwi berada di sisi Galih.

between me, you and himWhere stories live. Discover now