11

447 24 2
                                    

Beberapa hari kemudian setelah pemotretan Galih selesai, pria itu menemui Dwi sendirian di sebuah rumah makan.

Tanpa mengucapkan apapun, Galih duduk di hadapan Dwi.

"Ada apa?" tanya Galih tanpa basa-basi.

"Kamu masih marah sama aku?" tanya Dwi.

"Menurut kamu?" tanya Galih balik.

"Sayang" ucap Dwi pelan sembari menggenggam tangan Galih.

"Kamu udah buat aku sama Tasya jadi suami-istri, sekarang apa lagi" ucap Galih, pria itu masih terlihat tenang, walau ia geram dengan Dwi.

"Iya aku salah maafin aku" balas Dwi.

"Semua udah terjadi" ucap Galih.

"Aku bisa ngembaliin keadaan seperti semula" ucap Dwi.

"Gak mungkin Dwi, status aku dan Tasya akan berubah setelah perceraian, dan status itu yang gak akan bisa kamu hapus" ucap Galih.

Dwi diam, dirinya sadar telah melakukan kesalahan besar.

"aku tau Lih" ucap dwi pelan.

"udah ngomong nya?, kalau gitu aku pergi" ucap Galih, ia sangat lelah dengan sikap Dwi.

"Tunggu" cegah Dwi.

Galih tidak bergeming.

"Apa masih ada cinta buat aku di hati kamu?" tanya Dwi.

"Menurut kamu?" tanya Galih balik.

"Aku gak bisa memastikan, karna aku udah buat kesalahan yang besar" jawab Dwi.

"Aku gak tau, aku udah terlanjur kecewa sama kamu" ucap Galih.

"Sayang" ucap Dwi alembut bahkan sangat lembut.

"Kasih aku waktu, rasa gak percaya kamu sama aku bikin aku kecewa" ucap Galih.

"Maafin aku" ucap Dwi pelan.

Galih menatap Dwi, bohong jika dirinya sudah tidak mencintai Dwi, tapi saat ini rasa kecewa masih menyelimuti hatinya, dan ia belum siap jika harus berbaikan dengan kekasihnya itu.

"Ini udah malem, aku harus pulang" ucap Galih.

Dwi diam.

"Aku anterin kamu pulang ya" ucap Galih.

Mendengar itu mata Dwi berbinar, Galih sudah sedikit luluh padanya.

"Iya" balas Dwi tersenyum.

"Aku masih cinta sama kamu, aku masih berharap kamu jadi istriku, karna gimana pun kamu yang selalu ada buat aku waktu sebelum kita pacaran" ucap Galih.

Dwi tersenyum mendengar nya, setidaknya Galih masih memiliki perasaan lebih padanya.

"Aku akan selalu ada buat kamu sayang" balas Dwi.

Selesai bicara mereka pun pergi dari rumah makan tersebut, Galih benar-benar mengantar Dwi pulang dengan selamat, selepas itu pria berumur 30 tahun itu membeli makanan untuk dirinya dan Tasya lalu ia langsung kembali ke rumah.

Galih pun sampai di rumah, ia berjalan ke dapur namun tak menemukan siapapun di situ, Galih menaruh makanan yang ia beli di piring kemudian menuju kamar Tasya.

"Cantik" panggil Galih sembari mengetuk pintu kamar Tasya, pintu kamar itu terkunci.

"Panggil nama gw yang bener dulu" ucap Tasya dari dalam kamar.

"Gw bawa makanan buat lo" ucap Galih.

"Panggil gw yang bener dulu" ucap Tasya.

Galih menggelengkan kepalanya, istrinya itu memang keras kepala, Galih bergegas mengambil kunci cadangan kamar Tasya dan segera membuka pintu kamar tersebut.

between me, you and himWhere stories live. Discover now