7

409 23 2
                                    

Galih baru usia mengucapkan ijab kabul, Galih merasa lega karena sudah mengucapkan kalimat sakral tersebut, namun berbeda dengan Tasya yang hanya diam.

"Maaf" bisik Galih lalu pria itu mengecup kening Tasya sekilas.

Tasya tidak merespon, dirinya menatap Dwi yang duduk di antara para tamu.

Tasya marah dan kecewa, mengapa Dwi melakukan ini padanya, padahal Dwi tahu betul hatinya untuk siapa, pula tujuan hidupnya apa tapi Tasya juga tahu hal ini sangat berat untuk Dwi, walau dari kejauhan Tasya bisa melihat Dwi menangis dalam diam.

"Sya tanda tangan disini" suara Galih membuatnya berhenti menatap Dwi.

Tasya pun menandatangani surat pernikahan mereka.

"Sekarang kalian sudah resmi menjadi suami istri" ucap sang penghulu.

Galih tersenyum tipis sementara Tasya hanya diam.

Usai ijab kabul, mereka melakukan proses yang lain hingga petang, setelah selesai Galih dan Tasya kembali ke rumah untuk berganti pakaian.

"Tasya" panggil Galih setelah mereka berada di dalam rumah.

Tasya pun menoleh dan hanya menatap Galih dengan datar.

"Are you okay?" tanya Galih.

Tasya menggeleng.

"Gw gak bakal ngerepotin lo, tenang aja" ucap Galih.

"Bukan itu masalahnya" balas Tasya.

"Cepet cari calon suami biar gw cepet lepasin lo" ucap Galih.

"Tanpa gw harus cari calon suami pun kakak bisa lepasin gw, juga tanpa perlu ngerasa gak enak atau apapun itu" balas Tasya.

"Sya" ucap Galih pelan.

"Gw mau ganti baju dulu, oh iya tolong lo cepet baikan sama Dwi, walau lo kecewa sama dia tapi gw tau sebenernya kalian saling cinta, juga pelan-pelan gw paham Dwi ngelakuin ini karna sayang sama gw, tadi gw lihat dia nangis, dan gw tau air matanya bukan kebohongan" ucap Tasya panjang lebar.

Tanpa menunggu respon Galih, Tasya langsung masuk ke kamar tamu sembari menarik kopernya.

"Gw belum selesai ngomong Sya" ucap Galih ia mengetuk pintu kamar yang di masuki Tasya.

Namun tak ada jawaban.

"Kenapa sekarang lo juga marah sama gw?, gw juga gak mau kaya gini, gw ngerasa sakit hati sama semua ini, asal lo tau itu" ucap Galih.

Tidak lama pintu terbuka dan Tasya pun muncul.

"Gw gak marah sama kakak, gw cuma mau ganti baju, kan tadi udah bilang" ucap Tasya.

"Bener?" tanya Galih.

Tasya hanya tersenyum tipis.

"Ya udah abis magrib kita pergi lagi" ucap Galih.

"Okay" balas Tasya.

"Sya" panggil Galih pelan.

"Gw mau ganti baju lohh, cuma ganti baju, abis itu gw masak" ucap Tasya.

"Gw cuma gak mau lo jadi diemin gw" ucap Galih.

"Gw gak punya alasan diemin kakak " balas Tasya.

"Ya udah syukur deh" ucap Galih lega.

"Boleh gw masuk kamar buat ganti baju?" tanya Tasya.

Galih mengangguk, entah mengapa Galih merasa lega mendengar bahwa Tasya tidak ikut kecewa dengan dirinya.

"Ya udah gw ganti baju juga deh" pamit Galih lalu ia masuk ke kamar pribadi nya.



¥¥¥¥¥¥¥¥¥¥¥
Sudah berjam-jam pengantin baru itu meladeni para tamu yang hadir.

between me, you and himWhere stories live. Discover now